Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chat dari Suami
Semalaman Angga tak dapat tidur, pikiran nya kacau.. antara menerima gadis ingusan yang saat ini telah menjadi istri nya atau menuruti ego nya.
Hingga menjelang pagi, saat Diandra sudah terbangun Angga masih terlihat gelisah dengan mata terpejam.
Diandra turun dari pembaringan dan mendekat ke sofa, "kak, pindah sana," ucap Diandra lembut.
Angga membuka mata nya dan segera melengos kearah lain, dengan segera dia bangkit menuju ranjang king size milik nya dan langsung menjatuhkan tubuh besar nya di kasur yang empuk.
Tak berapa lama, Angga pun terlelap.
Sedang kan Diandra bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, segera berganti pakaian dan dengan buru-buru meninggalkan kamar menuju dapur.
Dengan cekatan Diandra melakukan pekerjaan nya di dapur, dia memasak untuk sarapan pagi ini. Diandra hanya menyiapkan menu sederhana, sesuai permintaan Angga saat itu.. dia membuat capcay dan menggoreng ayam.
Tak butuh waktu lama, tepat pukul setengah tujuh, Diandra telah selesai mengerjakan semua pekerjaan nya. Dan si saat yang bersamaan, Shinta dan Aditya keluar dari kamar dan nampak telah bersiap.
"Kak Shinta mau pulang sekarang?" Tanya Diandra yang memang sudah mengetahui rencana sang kakak untuk kembali ke rumah nya pagi. "Sarapan dulu ya kak, udah Didi siapin," pinta nya lembut.
"Wah, adik ipar rajin,, masak apa dik?" Tanya Shinta sambil melangkah menuju meja makan yang diikuti Aditya.
"Kak, Didi bangunin kak Angga dulu ya,," pamit Diandra sambil berlalu menuju kamar Angga.
Cukup lama menunggu, akhir nya Angga dan Diandra muncul dari dalam kamar nya dengan berjalan beriringan menuju meja makan.
Setelah Shinta mengambil makanan, giliran Diandra mengambil kan makanan untuk suami nya,, dan baru lah untuk diri nya sendiri.
"Enak nya yang punya istri,, tidur ada yang ngelonin, makan ada yang ngelayanin,," goda Aditya melirik sahabat nya, sambil mengambil makanan.
Mereka pun sarapan sambil ngobrol.
"Maka nya Dit,, kamu buruan nikah,," ucap Shinta menatap Adik angkat nya itu.
"Gue mau minta sama mama Dewi aja kak, untuk dicarikan jodoh yang cantik," balas Aditya seraya terkekeh.
Shinta dan Aditya terus me ngobrol, Diandra hanya tersenyum menyimak, sedang kan Angga tetap dengan wajah datar nya.
Tak berapa lama mereka pun menyelesaikan sarapan nya.
Seusai sarapan bersama,, Shinta langsung pamit pulang karena harus mengurus usaha bakery milik nya, sedangkan Aditya juga langsung berangkat ke cafe & resto.
Kini di ruang keluarga tinggal Angga dan Diandra berdua saja, "mau ikut ke showroom lagi?" Tanya Angga tanpa menoleh pada istri nya.
"Enggak kak," balas Diandra singkat. Diandra sudah berniat mengisi waktu luang nya untuk kembali merajut, dia ingin mandiri dan tidak tergantung pada suami nya,,, mengingat dia hanya memiliki waktu satu tahun sesuai kesepakatan yang telah mereka buat bersama.
Diandra juga bertekad akan kuliah menggunakan uang nya sendiri, uang mahar yang dikasih suami nya kala menikah. Sebenar nya dia ingin memberikan uang itu pada ibu nya untuk keperluan adik-adik nya di panti, namun bu Rahma menolak nya.. dengan alasan itu hak Diandra dan bu Rahma menyuruh nya agar Diandra menyimpan nya sendiri.
Kembali kedua nya terdiam,,,
"Kak, nanti Didi mau keluar sebentar.. mau belanja kebutuhan untuk merajut," Diandra meminta ijin.
"Ya, kamu bisa pakai uang yang kemarin. Nanti kalau udah habis bilang aja," balas Aditya mengijinkan. "Ya udah, aku berangkat sekarang," Angga segera beranjak hendak berangkat.
Diandra mendekat kearah Angga, mengambil tangan suami nya dan mencium punggung tangan suami dingin nya itu.
Angga tertegun, sedetik kemudian tersadar.. dan segera berlalu meninggalkan istri nya seorang diri.
Sepeninggal Angga, Diandra langsung berkemas. Pusat perbelanjaan yang terdekat adalah tujuan nya, dia ingin membeli barang-barang kebutuhan untuk merajut.
Dengan menggunakan taksi online Diandra berangkat ke pusat pertokoan yang tak jauh dari apartemen Angga, hanya beberapa menit.. taksi yang membawa nya telah sampai di tempat tujuan.
Setelah membayar ongkos sesuai aplikasi, Diandra segera turun. Dia berjalan gontai menyusuri pertokoan tersebut, sambil melihat-lihat ke sekeliling.
Langkah nya terhenti di toko yang menjual perlengkapan untuk merajut, Didi memasuki toko tersebut dan mengambil barang-barang yang dia butuh kan. Benang nilon, hakpen, gunting, resleting dan kain puring.
Setelah dirasa cukup, Diandra segera menuju kasir untuk membayar tagihan belanjaan nya.
Diandra kemudian bergegas keluar dari pusat pertokoan, dan memesan taksi online. Tujuan nya saat ini adalah pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta Barat, dia hendak melihat-lihat model tas kekinian sebagai referensi untuk tas rajut buatan nya nanti.
Taksi yang Diandra pesan sudah ada di hadapan nya, dia segera naik dan taksi pun segera melaju dengan kecepatan sedang. Setelah tiga puluh menit, taksi yang membawa Diandra tiba di depan lobi pusat perbelanjaan. Diandra segera membayar ongkos taksi dan bergegas turun.
Diandra berjalan Menyusuri pusat perbelanjaan terbesar di kota itu, matanya menjelajah ke segala penjuru. Menikmati berbagai macam barang dengan brand ternama yang terpajang cantik.
Dia terus melangkah menuju counter khusus aksesoris wanita, dari jauh Diandra sudah dapat melihat deretan tas yang berjajar rapi dan tertata dengan indah. Diandra mempercepat langkah nya, dan dia semakin terpesona melihat deretan tas cantik yang di pajang di dalam etalase kaca.
Diandra mengamati satu persatu tas yang menurut nya menarik dan kekinian, sesuai dengan gaya anak muda. Ya, bidikan Diandra adalah anak muda yang seusia dengan diri nya. Dia ingin memasarkan tas nya secara online dan juga offline pada teman-teman nya nanti jika sudah kuliah.
Puas menikmati perburuan nya, Diandra hendak segera pulang,, dia berniat ingin langsung memulai merajut begitu sampai di hunian nya. Baru saja melangkah, terdengar ada notif masuk di ponsel nya. Diandra segera merogoh ponsel di dalam tas, dan kemudian membuka nya,,
"Kak Angga?" Diandra mengernyit, "tumben kak Angga kirim pesan? Ada apa ya?" Diandra bertanya-tanya dalam hati. "Buka aja deh, daripada penasaran,," gumam nya.
Diandra segera membuka chat nya, "Udah makan belum?" Itulah bunyi chat yang di kirim suami nya.
Dia melirik jam tangan mahal nya yang di belikan oleh sang mama mertua, jam menunjukkan pukul dua belas lewat tiga puluh menit. "Sudah siang rupa nya,, enggak terasa, tahu-tahu dah jam segini aja," lirih nya bergumam.
Kemudian Didi mengetikkan sesuatu, hendak membalas chat dari suami nya, "belum, nih Didi mau jalan pulang," selesai mengetikkan kalimat tersebut, Diandra segera mengirimkan nya ke nomor sang suami.
Notif terkirim dan langsung centang biru, "kak Angga masih nungguin balasan dariku rupa nya.. oh, so sweet," ucap Diandra tersenyum sendiri.
Terlihat, suami nya mengetik balasan lagi. Diandra menunggu, menatap ponsel nya sambil senyum-senyum.
Tak berapa lama, pesan dari suami nya masuk. "Dimana? Gue jemput,,,"
Diandra tercenung membaca chat dari suami nya, "tumben kak Angga perhatian banget ya...?" Gumam Diandra sambil menimang-nimang ponsel nya.
Lama menunggu tak ada jawaban, Angga pun menelpon...
Diandra kaget dan tersadar dari lamunan nya, buru-buru dia mengangkat telpon dari suami nya itu.
"Hallo,, iya kak, ada apa?" Tanya Diandra.
"Dimana?" Tanya Angga singkat.
"Di XXX mall," balas Diandra.
"Tunggu di sana, gue jemput," titah nya tanpa basa basi.
Diandra mengernyit, "ada apa sih? Kak Angga bikin penasaran aja deh,," gumam nya sambil berjalan menuju pintu keluar.
Lima belas menit menunggu, mobil Angga terlihat berbelok menuju kearah pusat perbelanjaan. Angga memarkir mobil di depan lobi, dia membuka kaca jendela mobil dan melambaikan tangan pada Diandra yang berdiri menunggu nya.
Diandra segera masuk ke dalam mobil, dan dengan segera Angga melaju kan mobil nya kembali menyusuri jalanan ibukota yang cukup padat di jam makan siang seperti ini.
Kedua nya saling terdiam, Diandra ingin bertanya.. tapi dia bingung harus memulai darimana?
"Apa kakak juga belum makan?" Tanya Diandra akhir nya memecah keheningan.
"Sudah," jawab Angga singkat dan terdengar datar.
Kembali suasana hening, Diandra pun bingung untuk melanjutkan obrolan nya.. karena lawan bicara nya hanya menjawab dengan singkat dan nampak tidak memberikan respon yang baik.
Diandra menarik nafas dalam, dan menghembus nya perlahan. Diapun merubah posisi duduk nya mencari tempat ternyaman, dan setelah nya Diandra mencoba memejamkan mata.
Angga hanya sekilas melirik, dan kemudian kembali fokus menyetir. "Mama menunggu kita di tempat kak Shinta," ucap nya tiba-tiba memberitahukan alasan nya kenapa harus menjemput Diandra.
Diandra membuka matanya sebentar dan kemudian kembali terpejam, dia mendesah kasar.. "kirain mau bikin kejutan, ternyata karena mama yang minta??" Gumam nya dalam hati dengan memendam kekecewaan.
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..