Hanya karna sebuah jabatan sang suami berubah drastis. Hidupnya yang dulunya penuh dengan keharmonisan kini menjadi sebuah neraka untuknya. Dan hadirnya orang ke tiga membuat dirinya teruji kesabarannya. Namun dirinya tetap bersikeras mempertahanankan hubungannya. Namun lagi-lagi sang suami berbohong membuatnya menyerah dan memilih pergi dari kehidupannya.
Disisi lain nampak seorang lelaki yang sedang memperjuangkan cinta di masa lalunya. Namun sang perempuan tak pernah mau mencoba membuka hatinya karna trauma di masa lalu,membuatnya harus bersabara dengan cintanya..
Adakah kebahagiaan yang akan mereka Raih atau semua keinginan dan cita-citanya hanya Fatamorgana ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.29
"Maka tolong jangan pernah berbohong, apapun itu tolong katakan" sambung delia dengan diakhiri mencium pipi riko
****
"Mass... ponselnya bunyi " Ucap delia saat sedang merapikan ranjang tempat tidur
"Iya bentar sayang" ucap riko didalam kamar mandi
Delia yang mendengar ucapan riko pun melanjutkan pekerjaannya
Tak lama kemudian riko keluar lalu berjalan mengambil ponselnya
"Siapa ?" tanya delia dengan mengambil sepatu milik riko dan meletakkan di depan riko
"Terimakasih sayang " Ucap riko tersenyum menatap delia
Delia tersenyum dan menganggukkan kepalanya
" Ini hanya teman kantor, dia bilang aku harus membawa beberapa berkas penting diperusahaan " Ucap riko dengan meraih beberapa berkas diatas meja
"Sayang.. aku berangkat dulu ya..Tetap jaga kesehatan jangan berkerja yang lain-lain, nanti siang aku akan pulang untuk makan bersama" ucap riko dengn mencium kening delia
"Iya mas, ayo aku antar " Ucap delia dengan mengambil alih tas yang ada ditangan riko
Riko tersenyum lalu sama-sama melangkahkan kaki bersama dengan tangan riko yang menyentuh pinggang delia
"Aku pergi ya..Assalammualaikum " Ucap Riko lalu mencium kening delia
Delia tersenyum lalu menyentuh tangan riko dan mencium punggung tangan riko
"Hati-hati... " ucap delia menatap riko yang berjalan kearah mobilnya
Delia menatap mobil riko sampai tak terlihat lalu kembali masuk ke dalam dan menutup Pintu.
Ia menatap sekeliling rumah sunyi senyap tanpa ada suara keributan kegaduhan dari anak-anak
Kembali ada perasaan kerinduan akan adanya anak kecil
Perlahan tangannya terulur menyentuh perut datarnya mengusap penuh keinginan entah apa yang ia rasa namun ada tetesan air mata dipipinya yang terjatuh.
"Kapan dirumah ini ada suara tangisan anak kecil ?" Ucapnya perlahan dengan tangan yang masih mengusap perutnya berharap ada kehidupan di dalam rahimnya
Ting Tong (Bunyi Bel rumah yang membuyarkan lamunannya)
Dengan sigap delia mengusap air matanya lalu berjalan kearah pintu dan membukanya
"Assalammualaikum buk " ucap dinda joko dan beberapa karyawan yang berkerja di toko roti miliknya
"waalaikumsalam " jawab delia dengan wajah yg masih menunduk lalu tak lama kemudian melihat kearah suara
"Ehh kalian .. Mari mari masuk " Ucap delia tersenyum mempersilahkan masuk saat melihat kedatangan para karyawannya ke rumahnya untuk berkunjung
Joko delia maupun yang lain masuk kedalam
"Bagaimana kabarnya buk?" Ucap joko saat berjalan beriringan dengan delia dan juga dinda
"Alhamdulillah baik joko. Terimakasih atas do'anya dari kalian, tanpa do'a mungkin ibuk masih sakit " Ucap delia tersenyum dengan menatap para karyawannya
"Silahkan duduk dulu, ibuk ambilin minuman dulu ya " Ucap delia dengan langkah kaki menuju dapur
"Gak perlu repot repot buk " teriak joko
"Hahaha.. gak repot kok justru saya seneng ada kalian disini, karna saya kesepian hari ini, suami ibu mulai kerja lagi jadi ibuk sendirian " Ucap delia berjalan menuju ruang tamu dengan tangan yang memegang botol minuman dingin
"Ah ibuk.. sudah dibilang ga perlu repot-repot nyiapin minuman kok,aku jadi haus kan .. hehehe" Ucap joko dengan santai
"Dihhh dasar gentong lu " Ucap dinda saat mendengar ucapan joko
"Hahahah.. sudah-sudah kalian di mana-mana berantem mulu ati-ati nanti jadi cinta loh" Ucap delia menggoda joko dan juga dinda
"Dih amit-amit buk, kalau sama dia kasur gak muat sama gentong nanti bisa-bisa langsung rusak" Ucap dinda dengan melirik joko yang sedang mengambil makanan di toples
" Apa liat-liat" ucap joko dengan melirik dinda dan tangan yang masih memegang toples
"Cih " Ucap dinda dengan menatap ke arah lain
Delia tersenyum melihat dinda atau pun joko mereka sama-sama unik Fikirnya saat melihat bagaimana dinda dan juga joko..