Seorang gadis bernama Amira berusia 20 tahun baru di pecat dari pekerjaannya. Karena rekomendasi dari ibu kosnya akhirnya ia masuk ke yayasan pengasuh milik teman ibu kosnya itu. Tak lama ia pun mendapat majikan yang baik bernama nyonya Sarah. Amira sangat menyukai pekerjaannya itu.
Hampir dua tahun ia bekerja disana dan ia pun bukan hanya mengasuh satu anak namun dua sekaligus karena tak lama setelah Amira diterima menjadi pengasuh nyonya Sarah melahirkan anak keduanya. Perlakuan nyonya Sarah yang baik dan bahkan menganggapnya seperti saudara membuat Amira sangat menghormati dan menyayangi majikannya itu begitu juga dengan kedua anaknya.
Suatu hari saat Amira ikut berlibur bersama keluarga majikannya tiba-tiba terjadi suatu peristiwa yang sangat mencekam. Saat suami nyonya Sarah tiba-tiba harus pergi karena urusan kantor terjadi penyerangan terhadap nyonyanya. Dalam keadaan terluka nyonya Sarah menitipkan kedua anaknya pada Amira. Kini Amira harus berjuang menyelamatkan kedua anak majikannya itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ye Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan Diam Diam
Dalam perjalanan pulang Amira yang merasa kenyang mulai merasakan kantuk. Lalu ia pun menyenderkan kepalanya pada sandaran kursi yang malah membuatnya langsung terlelap. Entah sudah berapa lama ia tertidur, namun saat ia mulai terbangun terasa olehnya hembusan angin dan bau air laut. Dengan mengerjapkan matanya Amira berusaha untuk meneliti sekelilingnya. Dan benar saja, begitu penglihatannya bisa melihat dengan jelas tampak didepannya bentangan laut dan garis pantai.
"Indah sekali..." kata Amira tanpa sadar.
Dan dilihatnya tuan Sam yang sedang berdiri di bibir pantai. Lalu Amira pun membuka pintu mobil dan keluar berjalan ke arah tuan Sam. Merasa ada yang menghampirinya tuan Sam pun membalikkan badannya dan melihat Amira yang berjalan ke arahnya.
"Kau sudah bangun?" tanyanya.
"Sudah tuan .... hm...berapa lama saya tertidur?" tanyanya.
Tuan Sam pun melihat jam yang ada dipergelangan tangannya.
"Sekarang sudah jam 4 sore ... jadi mungkin sekitar 2 jam kau tertidur" terangnya.
"Apakah disekitar sini ada musholla?" tanya Amira.
"Itu..." tunjuk tuan Sam dengan jarinya.
"Terima kasih tuan..." ucap Amira dan ia pun langsung menuju kesana untuk sholat.
Selesai sholat Amira segera menyusul tuan Sam yang masih berada dibibir pantai. Dilihatnya pria itu tampak tak jemu memandang luasnya lautan.
"Tuan, kenapa kita kemari?" tanyanya saat sudah berada disamping tuan Sam.
"Melihat laut..." kata tuan Sam singkat.
"Mmm... maksud saya kenapa tidak langsung pulang ke hotel?"
"Kau tertidur..."
"Kan saya bisa dibangunkan..." ujar Amira tak mau kalah.
"Jadi kau tak suka kemari?" tanya tuan Sam yang membuat Amira tak enak.
"Suka..." akhirnya ia menjawab.
"Nah kalau begitu diam dan nikmati saja ... pemandangannya" perintah tuan Sam yang membuat Amira kaget.
"Ish galak banget sih... bilang saja mau ngajak jalan-jalan pakai ngancem segala" gumamnya dalam hati.
Namun tak lama Amira pun mulai menikmati suasana pantai yang sejuk karena hari sudah sore. Tanpa permisi pada tuan Sam ia pun mulai melepas sepatunya dan menentengnya. Kemudian ia pun berjalan kearah laut ingin merasakan air laut menyentuh kakinya. Dengan sedikit mengangkat gaunnya ia pun mulai bermain air dengan kakinya. Seketika ia teringat saat dulu pertama kali ayahnya mengajak berenang di pantai. Sedang ibunya mengamati sambil duduk ditikar yang sengaja mereka bawa.
"Ayah... ibu... aku merindukan kalian..." gumamnya sambil menatap langit.
Melihat Amira yang sedang bermain air dengan cepat tuan Sam mengeluarkan ponsel yang ada disaku celananya. Lalu dengan sembunyi-sembunyi diabadikannya setiap tingkah Amira melalui kamera ponselnya. Saat melihat hasil jepretannya tuan Sam tersenyum puas. Lalu dimasukkannya kembali ponsel itu kedalam sakunya. Kemudian ia menghampiri Amira. Amira yang sedang asik bermain tak menyadari jika tuan Sam sudah berada disampingnya.
"Kau senang?" tanyanya tiba-tiba membuat Amira terkejut dan hampir saja tercebur kedalam air jika tuan Sam tidak menahan tubuh gadis itu. Berada sangat dekat dengan tubuh tuan Sam membuat dada Amira berdebar dengan kencang.
"Ma... maaf tuan..." kata Amira sambil berusaha untuk berdiri.
Namun tangan tuan Sam masih tetap dalam posisi memeluk tubuh Amira dan tak melepaskannya.
"Ma... maaf tuan ... tangan.." ucap Amira terbata karena ia juga sedang berusaha mengatur detak jantungnya sambil berusaha melepaskan diri.
Tapi bukannya melepaskan pelukannya tuan Sam malah sengaja mempereratnya. Sehingga kepala Amira menempel tepat didadanya. Sesaat Amira masih berusaha untuk berontak namun entah mengapa rasa nyaman menjalar dalam tubuhnya sehingga perlahan ia pun pasrah membiarkan pria itu memeluknya. Dia adalah pria pertama yang memeluknya seperti ini setelah ayahnya. Lama mereka berpelukan. Tepatnya tuan Sam yang memeluk Amira, sedang gadis itu hanya membenamkan wajahnya pada dada tuan Sam sambil menenteng sepatu dan memegangi gaunnya. Senja mulai menjelang saat tuan Sam perlahan melepaskan pelukannya. Tak ada kata-kata yang keluar dari bibir keduanya. Lalu tuan Sam mengambil sepatu yang dipegang Amira, kemudian digandengnya tangan Amira dengan lembut dan mereka pun berjalan menuju mobil.
Sesampainya di samping mobil dibukanya pintu depan disebelah sopir dan dituntunnya Amira masuk kedalam. Setelah Amira duduk dikursi penumpang ia pun mengambil sepatu Amira dan memakaikannya. Bagaikan terkena sihir Amira pun hanya diam dan pasrah atas perlakuan tuan Sam. Selesai memakaikan sepatu ia pun menutup pintu mobil lalu berlari kecil mengitari mobil dan masuk ke kursi pengemudi. Masih dalam keadaan terdiam tuan Sam menyalakan mobil dan mereka pun pergi dari tempat itu. Dalam perjalanan keduanya saling diam sibuk dengan fikiran masing-masing. Amira yang masih syok dengan perlakuan tuan Sam tadi, sedang tuan Sam yang masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan pada Amira.
Sesampainya di depan hotel keduanya mendadak jadi canggung.
"Emmm.. kalau nyonya Sarah tanya saya harus jawab apa tuan?" tanya Amira sesaat sebelum mereka keluar dari mobil.
Tuan Sam pun baru sadar kalau dia sudah terlalu lama membawa gadis itu keluar. Sedang tadi ia berkata hanya akan menjemput Amira dari tempat reuninya.
"Biar saya saja nanti yang jawab kamu ikut saja..." jawab tuan Sam.
Sesungguhnya dia sendiri tak tahu harus berkata apa sebagai alasan. Sedang Amira hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kemudian keduanya pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel. Baru saja mereka memasuki lobi hotel keduanya sudah dikejutkan dengan teriakan duo bocil yang memang sejak sore sudah menunggu Amira.
"Bunda...." teriak keduanya secara bersamaan sambil berlari kearah Amira dan langsung memeluknya.
"Kenapa bunda pulangnya lama banget?" tanya Anna.
"Iya... tadi Adit udah nungguin lho sampai tidul..." adu Adit dengan mimik menggemaskan.
"Maafkan bunda ya... bunda ga sengaja..." ucap Amira.
"Uncle kenapa jemput bundanya lama banget? emangnya uncle kesasar ya?" kata Anna sambil menatap unclenya tajam.
"Ummm iya..." jawab tuan Sam singkat.
"Kalo gitu lain kali uncle ajak Anna aja... " kata Anna.
"Kenapa?" tanya tuan Sam.
"Anna kan udah bisa baca jadi ga akan kesasar" jawabnya dengan bangga.
"Emang uncle ga bisa baca?" tanya Adit polos.
Mendengar celotehan kedua bocah itu wajah tuan Sam pun langsung jadi memerah. Sedang Amira hanya bisa tersenyum melihatnya. Saat itu datanglah nyonya Sarah bersama Lukas.
"Kak ... kalian dari mana saja? kok baru nyampe?" tanya nyonya Sarah.
"Uncle kesasar ma..." adu Anna.
"Iya... soalnya uncle ga bisa baca..." sambung Adit polos.
"Haah?" kata nyonya Sarah tak mengerti dengan ucapan kedua anaknya itu.
Sedang Lukas yang mendengarkan dari tadi sudah tersenyum simpul karena ia sudah bisa menduga apa yang sebenarnya terjadi.
"Sudah-sudah biarkan bunda Amira mandi dulu lihat saja bajunya basah..." kata nyonya Sarah akhirnya.
Keduanya pun akhirnya menurut dan menggandeng Amira menuju ke kamar. Begitu ketiganya meninggalkan loby nyonya Sarah langsung menginterogasi kakaknya itu.
"Sebenarnya kakak dari mana? Dan apa yang terjadi hingga gaun Amira basah?".
"Aku mengajaknya ke pantai..." kata tuan Sam jujur.
"Haah? Sejak kapan kakak dekat dengan Amira hingga mengajaknya ke pantai?"
"Sejak tadi..." jawab tuan Sam datar lalu meninggalkan keduanya dan menuju kekamarnya.
Mendengar itu nyonya Sarah dan Lukas pun hanya bisa melongo dengan sikap tuan Sam yang menurut keduanya sedikit aneh.
"Hadeeuh... tuan... bilang aja baru kencan ga usah bikin orang bingung" gumam Lukas dalam hati.
Sedang nyonya Sarah masih terlihat syok dengan kelakuan aneh kakaknya itu. Setelah dapat mengendalikan dirinya nyonya Sarah pun bergegas pergi ke kamar Amira.
"Aku harus tanya pada Amira apa yang sebenarnya terjadi." batin nyonya Sarah.