Bramanto Sean Handoyo..seorang pemuda berusia 26 tahun baru saja menyelesaikan kuliahnya di luar negeri
Putra semata wayang dari pasangan pengusaha sukses dan terkenal..Agung Handoyo dan Yuliana Handoyo
Mempunyai masa lalu yang hilang atau lost memory semenjak dirinya hilang di sebuah hutan pinus sewaktu dirinya berusia 10 tahun..masa lalu yang diliputi oleh sebuah misteri
_____________
Aisyah Nandita Prameswari..gadis cantik berusia 25 tahun yang sudah menjadi yatim piatu ketika dirinya berusia 11 tahun
Dirinya di tampung oleh keluarga Handoyo semenjak kepergian kedua orangtuanya
Mempunyai hubungan dengan Bram di masa lalu
Mereka berdua tidak tahu..kalau bu Yuliana Handoyo..mamahnya Bram..berniat untuk menjodohkan keduanya tanpa memberitahu rencananya kepada Bram dan Aisyah
Berhasilkah rencana bu Yuliana dalam menjodohkan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon James23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29.Audit 2
Sekitar jam 1 siang..Bram dan Aisyah tampak sudah menyebrang kembali menuju ke kantor..mereka tidak tahu..kalau mereka sedang diawasi oleh 2 orang pemuda yang sedang merokok di smoking area
Begitu Bram dan Aisyah memasuki loby..kedua pemuda itu mengikuti dari belakang
Begitu di dalam lift..kebetulan cuma ada mereka berempat
"Halo Syaah?.." sapanya pada Aisyah
"Eh..mas Ryo...mas Irwan..dari mana?" tanya Aisyah
"Dari ngerokok dibawah..ini siapa Syaah?" tanya Ryo rada sinis kepada Bram
"Saya Bram mas..Bramanto" sapa Bram sambil menjulurkan tangannya..tapi tidak disambut oleh Ryo
"Anak baru lu yaah?" tanya Ryo sinis sambil melihat penampilan Bram dari ujung kaki sampai ujung kepala
"Iya mass..baru hari ini saya masuk" jawab Bram sambil mencegah Aisyah untuk berbicara
"Bagian apa?" tanya Ryo lagi
"Finannce mas.." jawab Bram sekenannya
"Sama dong sama gua.." kata Ryo sambil melirik ke Irwan
"Jangan-jangan..bakal jadi anak buah lu tuh Yo..hehehe" kata Irwan
"Aaaah...paling males gua ngajarin anak baru Wan..waktu gua kebuang percuma buat ngajarin..iya kalau langsung ngerti..kalau bebal..huh!" sinis Ryo
Bram melihat Aisyah memberikan mimik muka nggak suka atas kelakuan Ryo pada Bram..tapi Bram hanya memberikan kode agar tenang pada Aisyah
"Mohon bantuannya ya mas..soalnya saya baru disini.." kata Bram sambil tersenyum
"Yaaa kaaaan...baru juga gua ngomong Waaan.."
Irwan pun tertawa..beda dengan Aisyah yang tampak kesal atas kelakuan Ryo..tapi dia melihat Bram sekali lagi memberikan kode menaruh jarinya dibibir agar tenang pada dirinya
"Baru-baru sudah gaya Wan...ngajak makan siang Aisyah ke Pacifik Place..banyak duit luh??" sinis Ryo
"Aah..palingan juga makan dikantin parkiran."
Irwan dan Ryo tertawa berbarengan
"Mana dandanan kayak sales begini..mau jadi sales panci luh?" tanya Ryo yang merendahkan penampilan Bram
Tiiing...
Pintu lift terbuka..Ryo dan Irwan langsung keluar dan menuju ke toilet masih dengan tertawanya
"Mas kok diam saja sih?" tanya Aisyah yang kesal pada Ryo setelah keluar dari lift
"Ngapaiinn??..biarin saja Syaah orang kayak gitu..nggak perlu mas layanin" jawab Bram sambil tersenyum
"Apa perlu Aisyah bilangin ke pak Handoko?..biar mas Ryo dapat tegoran mas?"
"Daaah..nggak usah" ujar Bram
Lalu mereka memasuki lobi..dan tak lupa Bram mengambil jasnya yang dia titipkan di tempat Dela
"Terima kasih ya Del...ya ampuuun...saya lupa kan.." kata Bram sambil menepok jidatnya
"Lupa kenapa mas?" tanya Dela
Bram tersenyum sambil melihat Dela dan Ulfa
"Nggak jadi...terima kasih yaa?.."
Dela pun menganggukan kepalanya
Bram lalu masuk kedalam kantor dan menyusul Aisyah yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam ruang metting
Tiba-tiba..pundak Bram yang sudah berada di pintu ruang metting ditahan oleh seseorang dari belakang
"Lu ngapain masuk kesitu?..tempat lu bukan disitu!!.."
Ternyata Ryo yang menahan pundak Bram
"Saya ada perlu sama Aisyah sebentar mas.." jawab Bram
"Jangan modus luuuh!!!..lu jangan coba-coba godain Aisyah yaak!!" sentak Ryo sambil mendorong Bram
Bram hanya tersenyum menahan sabar
"Sorry ya mass..saya nggak ada maksud apa-apa sama Aisyah" ujar Bram
"Asal lu tau ajah yaak!!..Aisyah sudah jadi hak gua!!..jangan coba-coba lu deketin dia...ngerti nggak lu??" sentak Ryo dengan nada tinggi dan mendorong Bram lagi
"Mas Ryooo!!" bentak Aisyah yang sudah kesal dengan tingkah Ryo
"Kamu kenapa sih Syaah?..anak baru ini godain kamu yaaah?" tanya Ryo heran
"Ryoooo!!...sini luuh!!" panggil salah satu pegawai dari dalam cubicalnya yang berada tak jauh dari ruang metting
"Apaan Mo?..bentar gua mau ngasih unjuk tempat anak baru ini dimana..." jawab Ryo sambil memandang remeh terhadap Bram
Kelakuan Ryo didepan ruang metting menyedot perhatian para staff di sekitaran ruang metting..beberapa melongok kearah sumber suara dari dalam cubical mereka
Pegawai yang tadi memanggil Ryo segera menghampiri Ryo dan menyeret Ryo untuk pergi dari hadapan Bram
"Maaf ya mas...nih anak emang kayak gini kelakuannya..sengke!!" kata pegawai itu kepada Bram
"Ada apaan sih Mo?..lu sampe nyeret gua" tanya Ryo sambil menampik tangan pegawai tersebut setelah agak jauh dari ruang metting
"Lu nggak tahu?..siapa tuh orang?" tanyanya
"Anak baru kan?" jawab Ryo
"Dasar tol*l luh!!!..b*goooo!!!..itu mas Bram!!..anaknya pak Agung!!" ujarnya dengan nada tinggi
Langsung pucatlah muka Ryo setelah mendengar siapa Bram sebenarnya
"Aa..an..anaknya pak..Agung?...seriusan luh Mo???" tanya Ryo
"Ngapain gua bohong?.."
"Kok..nggak ada yang ngasih kabar ke gua?"
"Kan sudah rame di group...elu nya pake keluar sih..jadinya nggak tahu ada update-tan.."
"Mampuuuuusss guaaaa!!!" kata Ryo sambil menepok jidatnya
"Bodo aaah...gua nggak mau ikut campur.." kata teman Ryo sambil kembali ke cubicalnya
"Lu belum audit ya Yo?" tanya temannya yang lain
"Belommm.." jawabnya sambil menggelengkan kepalanya
"Jiahahahahaha...siap-siap ajah luh!!"
Hampir semua teman-teman Ryo mentertawakan nasib Ryo
"Yoooo...cacingan deh luh!!"
"Mangkanya jangan songong jadi orang..kena batunya kan luh!!" kata salah seorang pegawai wanita dari dalam cubicalnya
Ryo pun dengan gontai berjalan ke cubicalnya..memikirkan nasib dirinya selanjutnya
Baru juga Ryo menyenderkan punggungnya di kursinya..telepon mejanya berdering..dengan malas dia pencet tombol speaker teleponnya
"Haloo.." sapa Ryo
"Mas Ryo..ketempat saya sekarang..sekarang giliran Finance..klik!"
Ternyata Aisyah menelpon dari ruang metting
Ryo langsung kalang kabut menyiapkan dokument yang dibutuhkan untuk audit
Selagi dia membereskan dokumentnya..banyak notif pesan masuk ke handphonenya
Dia lalu membaca notif WA..raut muka Ryo makin pucat setelah membaca pesan-pesan WA yang masuk..ternyata orang-orang kantor sudah pada tahu kejadian barusan dan menanyakan kejadian antara dirinya dan Bram
Dan ada pesan yang membikin Ryo makin down..pesan dari pak Handoko..atasannya langsung..menanyakan permasalahan antara dirinya dengan Bram
"Mampus gua!!..sampai pak Handoko tahu lagi"
Ryo lalu meletakan handphonenya diatas meja dengan tangan gemetar
Setelah dirasakan dokumentnya lengkap..Ryo lalu berjalan ke arah ruang metting
"Semangaaat Yoooo!!"
"Tadi lu gahar banget!!..kok sekarang loyo gitu Yo?"
Teman-teman Ryo banyak yang menggoda dan mentertawakannya
Tok..tok..tok..
Ketuk Ryo di pintu ruang metting
"Masuk mas.." pinta Aisyah dengan ekspresi dinginnya
Ryo lalu menuju ke meja di hadapan Aisyah..terlihat Bram duduk di belakang Aisyah sambil memainkan handphonenya
"M..m..mas Bram..Aisyah..saya minta maaf soal kejadian barusan..saya betul-betul tidak tahu..ka..kalau mas Bram..anaknya pak Agung..saya kira..mas Bram pegawai baru" ujar Ryo gugup dan salah tingkah
"Nyantai ajah mass..anggap ajah saya nggak ada..urusan mas sekarang kan sama Aisyah..bukan sama saya.." jawab Bram yang masih memainkan handphonenya..tanpa menoleh ke arah Ryo
"Duduk mas..mana laporannya finance 6 bulan terakhir?.." tanya Aisyah
Dengan tangan gemetar..Ryo memberikan laporannya kepada Aisyah..lalu dia duduk di kursi yang ada dihadapan meja Aisyah
Tak terasa keringat dingin mulai mengucur di sekujur badan Ryo
Dia merasa seperti menjadi seorang terdakwa diruang sidang..karena Aisyah yang biasanya dia kenal ramah dan murah senyum..kali ini tampak seperti seorang hakim yang siap memberikan vonis terhadap dirinya
Tiba-tiba..telpon meja dihadapan Aisyah berdering..Aisyah lalu mengangkatnya
"Halo?. .oh..iya Del..terima kasih ya Deeel.."
Lalu Aisyah menaruh gagang telpon ditempatnya
"Masss...mas pesen gofood yaah?" tanya Aisyah sambil menoleh kebelakang
"Iyaa..dah nyampe yaah?" jawab Bram
"Sudah mas..drivernya lagi nunggu di loby tuh..."
Bram lalu beranjak ke loby..begitu dia berada di samping Ryo..Bram melihat Ryo menunduk..tidak berani menatap dirinya
"Nyantai aja mas..." kata Bram yang berdiri disamping Ryo sambil menepuk-nepuk pundaknya
Lalu Bram beranjak ke loby
"Sudah ya mas?" tanyanya begitu sampai di loby
"Pak Bramanto yaah?"
Bram mengangguk sambil memberikan uang kepada driver gojek..dan menerima pesanannya berupa kopi Starbuck
"Kembaliannya ambil ajah mas.."
"Terima kasih ya pak.."
"Sama-sama mas.." kata Bram
Tiba-tiba..Bram merasakan handphonenya bergetar..dia lihat layar handphonennya..langsung dia jawab panggilan yang masuk
"Halo Steve!!...how are you mate?..hahaha..im now in Jakarta.." sapa Bram sambil beranjak ke luar dari loby untuk meneruskan obrolannya di sambungan telepon
Setelah selesai dengan obrolannya..Bram lalu menuju ke meja reseptionis
"Deeela?..nih..sebagai ucapan terima kasih saya..karena diperbolehkan menitip jas saya ke kamu..tadi saya lupa beli waktu balik kesini" kata Bram sambil memberikan dua gelas kopi Starbuck dan dua buah roti Croissant kepada Dela dan Ulfa
"Eh..ng..nggak usah mass..jangan repot-repot..nanti kalau bu Dini tahu..saya bisa kena marah" kata Dela yang agak sungkan menerima kopi pemberian Bram
"Udaaah..nggak apa-apa..nyantai ajah..kalau bu Dini marah..saya nanti yang tanggung jawab..yaaah?" kata Bram sambil tersenyum
'Terima kasih ya mas.." ujar Dela begitu menerima kopi dari tangan Bram
"Iyaaa...sama-sama..eh..iya..yang ini namanya siapa?" tanya Bram pada Ulfa
"Saya Ulfa pak.." jawab Ulfa
"Salam kenal yaah..saya Bram..eh..jangan panggil pak aaah..orang masih muda gini kok di panggil bapak?" kata Bram sambil tersenyum dan melangkah ke dalam kantor
"Iya mas.." kata Ulfa
Sepeninggal Bram..Dela tampak mengirim pesan di WA group kantor dan tidak lupa dia memfoto roti dan kopi pemberian Bram untuk dia share di group
"Baeeek banget ya Del...." kata Ulfa
"Iyaaa.." jawab Dela yang sedang mengirimkan WA ke group kantor
Begitu Bram tiba diruang metting..tampak pak Handoko terlihat duduk di sebelah Aisyah
Tampak dari raut wajahnya..pak Handoko terlihat gusar terhadap Ryo yang tengah duduk dihadapannya
"Eh..Bram ganggu nggak nih om?" tanya Bram
"Nggak mas..masuk saja.." jawab pak Handoko
Bram lalu menuju ke bangku yang terletak di belakang pak Handoko dan Aisyah
"Sekarang kamu ambil dokument yang menurut kamu..bisa membuktikan kalau nominal tender ini tidak kamu markup.." pinta pak Handoko
"B..baik pak.." jawab Ryo
"Nanti saya tunggu diruangan saya" ujar pak Handoko
Lalu Ryo berdiri dan berjalan ke luar ruang metting
Sepeninggal Ryo yang keluar dari ruang metting..pak Handoko berdiri dan menoleh ke arah Bram
"Mas Bram..mengenai kejadian yang tadi..maafin anak buah saya ya mas..dia memang orangnya begitu.." kata pak Handoko
"Oooh...nggak apa-apa om..saya sudah lupain kok kejadian yang tadi.."kata Bram sambil tersenyum
"Saya tinggal dulu ya mas..Syaah.." pamit pak Handoko sambil berjalan keluar
Bram lalu pindah duduk disamping Aisyah dan memberikan kopi dan roti Croisant pada Aisyah
"Terima kasih mas.." kata Aisyah
"Ada apa sih?..kayaknya serius banget..." tanya Bram
"Iya mas...mas Ryo ternyata meng-markup anggaran tender..tapi dia berkelit..kalau dia punya bukti kalau biaya yang dia laporin ke kantor masih normal-normal ajah mas" jawab Aisyah sambil meminum kopinya
"Nominalnya berapa?"
"20.000 USD mas.."
"Wooow...gede juga yaah"
Aisyah menganggukan kepalanya
"Kok bisa kebetulan gini ya Syaah.."
"Kebetulan gimana mas?"
"Iya..Ryo negor mas..nggak lama..dia kena tegor sama pak Handoko.." kata Bram
Lalu di pintu ada ketukan..dan masuklah seorang staff yang mendapat giliran audit.
Setelah memberikan salam hormat pada Bram..dia lalu memberikan dokument yang dia bawa pada Aisyah
Bram lalu pindah ke bangkunya lagi yang berada di belakang Aisyah dan meninggalkan Aisyah yang tengah mengaudit laporan keuangan di kantor papahnya
_______________
Tak terasa..jam sudah menunjukan pukul 4 sore..tinggalah Aisyah dan Bram diruang metting
"Mas?..." panggil Aisyah
"Ya Syaah?...ada apaan?" jawab Bram yang tengah memainkan handphonenya
"Kayaknya identitas Aisyah ketahuan sama orang kantor deh mas...." kata Aisyah sambil duduk di sebelah Bram
"Kok kamu tahu?"
"Iya mas..biasanya..banyak yang bawain makanan ke meja Aisyah mas..tapi sekarang nggak ada sama sekali.."
"Iyalaaah..sekarang mana pada berani godain kamu...kan mereka tahu ada mas disini" kata Bram sambil tersenyum
Tiba-tiba..ada ketukan di pintu
"Permisi mbaaak..."
"Eh..pak Jay..ada apa ya pak?" tanya Aisyah
"Mbak Aisyah mau pesen makan nggak?"
"Nggak pak..mas..mas mau pesen makan?" tanyanya pada Bram
"Hmmm..nggak Syaah...nggak pak..saya masih kenyang" ujar Bram sambil melihat ke arah pak Jay
"Oooh..ya sudah..saya permisi dulu ya mbak..mas.."
Lalu pak Jay keluar dari ruang metting
"Kamu audit berapa lama?" tanya Bram
"Palingan tiga hari mas..ada apa?"
"Mamah tadi ngomong ke mas..besok kalau kamu sudah selesai audit disini..mas disuruh nganterin kamu ke Jogja.."
"Ibu nyuruh Aisyah ke Jogja?..ada apaan ya mas?" tanya Aisyah sambil meminum kopinya
"Kata mamah Eyang mau ketemu sama kamu.."
"Eyang mau ketemu Aisyah mas?..ada apaan sih mas?..Aisyah bingung.." tanya Aisyah
"Samaaa...mas juga bingung.."
Keduanya langsung terdiam tenggelam kedalam pikirannya masing-masing
"Naaaaah!!!" kata Bram tiba-tiba
Aisyah terperanjat kaget
"Hiiih!!...mas seneng banget sih ngagetin orang!!.." kesal Aisyah sambil memukul lengan Bram
Bram hanya tertawa
"Nanti kamu tanya mamah saja Syaah.."
"Enggak ah mas...Aisyah nggak enak" kata Aisyah sambil menggelengkan kepalanya
Tak lama kemudian..pak Agung masuk keruang metting
"Bram?...Aisyah?..papah sama mamah mau makan di Pacifik Place..pada mau ikut nggak?"
"Boleh pah?..jalan sekarang?" tanya Bram
"Nanti jam tujuh..soalnya sekarang mamah kamu lagi ada ketemuan di Grand Indonesia.." jawab pak Agung sambil duduk di kursi depan meja Aisyah dan Bram
Bram dan Aisyah pindah ke kursi di depan meja tempat Aisyah mengaudit
"Teh?..tadi pak Handoko ngasih laporan ke bapak..kalau Ryo melakukan markup dana tender yaah?"
"Iya pak..nominalnya 20.000 USD pak.." kata Aisyah
Pak Agung tampak diam dan berpikir
"Ya sudah..pak Handoko katanya mau nerusin ke HR..biar mereka saja yang nentuin nasibnya si Ryo"
Terdengar pintu ruang metting diketuk..Dini masuk ke dalam ruang metting sambil membawa dokument di tangannya
"Pak?..ada PRF yang musti bapak tanda tanganin.." kata Dini sambil meletakan dokument di meja yang ada dihadapan pak Agung
Pak Agung lalu memeriksa dokument yang dibawa Dini
"Syaah?..kayaknya satu kantor pada rame ngomongin kamu tau.." kata Dini sambil tersenyum
"Kok bisa mbak?" tanya Aisyah
"Iya..gara-gara Bram dateng kesini..mereka pada nyangka kalau kamu tuh pacarnya Bram.." jawab Dini
Bram yang lagi minum air mineral..tiba-tiba tersedak begitu mendengar Dini ngomong kalau Aisyah pacarnya dia
Aisyah dan Dini tersenyumgeli melihat Bram batuk-batuk yang tersedak air minum
"Kamu kenapa Bram?" tanya pak Agung
"Nggak pah..Bram kaget ajah sama gosip yang mbak Dini omongin" jawab Bram
"Memangnya kalau Aisyah pacar kamu kenapa?" tanya pak Agung lagi
Bram dan Aisyah kaget..begitu pak Agung langsung berkata seperti itu
"Ee..e..kalau Bram sih..nggak apa-apa sih pah..tahu kalau Aisyah"
Aisyah jadi salah tingkah begitu semua mata memandang ke arah dirinya
"Eeee...k..kok Aisyah mas?" tanya Aisyah gugup
Tiba-tiba handphone pak Agung berdering
"Halo...waalaikumsallam mah..iya..mereka katanya pada mau ikut..belom..Bram belom ngomong ke papah.." kata pak Agung sambil melihat ke arah Bram
"Iyaa..mamah masih lama?..ooh..lagi on the way kemari?..ya sudah..papah tunggu yaaah?...waalaikumsallam"
Setelah selesai menelpon istrinya..pak Agung lalu mengembalikan dokument kepada Dini
"Terima kasih pak..saya permisi pak..Bram..Syaah.." pamit Dini
Lalu Dini meninggalkan ruang metting
"Mamah ada apa sih pah?..tadi ngomongin Bram sama papah?" tanya Bram
"Ennggaak..mamah tadi pagi nyuruh kamu nganterin Aisyah ke Jogja yaaah?" tanya pak Agung
"Iya pah..katanya Eyang mau ketemu sama Aisyah..ada apa sih pah?"
Pak Agung hanya tersenyum atas pertanyaan Bram..Bram dan Aisyah saling pandang atas senyuman pak Agung yang penuh dengan tanda tanya
"Papah nggak tahu..nanti kamu tanya sendiri ajah sama Eyang.."
"Yaaaah...papah sama mamah sama ajah..ada apa sih pah?..Bram penasaran niiih!!"
"Kamu ini kenapa sih Bram?..orang yang pengen ditemuin sama Eyang itu Aisyah..bukannya kamu..Aisyahnya ajah biasa ajah tuh..malah kamu yang penasaran" ujar pak Agung sambil tersenyum
Bram kesal atas ledekan papanya barusan..pak Agung pun tertawa melihat sikap Bram yang menggerutu kesal
Aisyah makin bingung dan penasaran atas jawaban pak Agung barusan..dia sebetulnya ingin bertanya kepada pak Agung atas permintaan bu Yuli agar dirinya menemui Eyangnya Bram di Jogja..tapi dia merasa tidak sopan dan sungkan kalau menanyakan langsung ke pak Agung
_______________
Sekitar jam 5 sore..terlihat pak Agung berjalan di loby gedung yang diikuti oleh Bram dan Aisyah di belakangnya
"Kita nyebrang ajah ya Bram?..biar pak Herman standby disini ajah" pinta pak Agung pada Bram..begitu berada diluar gedung
"Ya sudah pah.." jawab Bram
Lalu mereka bertiga menyeberang menuju ke Pacific Place
"Mas kalau kesini suka ketawa sendiri deh Syaah.." kata Bram begitu mereka sudah didalam Pacifik Place
"Kenapa memangnya mas?" tanya Aisyah
"Soalnya mas pernah bawa cewek mabok dari sini..nyerocos nggak karuan di..aaaaaaah!!..." teriak Bram karena tahu-tahu Aisyah sudah mencubit pinggangnya
"Jangan omongin masalah itu lagi mas!!" kesal Aisyah
"Kamu tuh kalau nyubit mas enteng banget sih Syaah.." ucap Bram sambil meringis dan mengelus-elus pinggangnya
Pak Agung yang sedang menelpon...menoleh kebelakang begitu mendengar Bram berteriak
Bram dan Aisyah langsung bersikap normal
Pak Agung kembali memutar badannya
"Mas pake teriak sih..bapak jadinya nengok kemari kan.." ketus Aisyah
"Lagian kamu maen nyubit mas ajah.."
"Mas juga yang mualin duluan..pake ngingetin masalah yang kemaren.." kesal Aisyah
Tiba-tiba..ada seorang wanita seumuran dengan Aisyah memanggil dirinya di lantai dasar Pacifik Place
"Aisyaaaah!!....haaai!!....Syaah!!"
Aisyah menengok ke arah sumber suara..spontan wajahnya sumringah ceria..begitu melihat wanita yang memanggil dirinya
"Risaaaaa!!"
Keduanya langsung saling menghampiri dan berpelukan sambil berteriak kegirangan
"Apa kabar Syaah?" tanya Risa
"Baik Ris..alkhmadulillah.."
"Lagi ngapain kamu disini?" tanya Risa
"Lagi mau makan sama..eh..bentar Ris"
Aisyah langsung teringat akan Bram yang dia tinggal sendirian
"Masss...sini.." panggil Aisyah pada Bram yang masih berdiri menunggunya
Bram lalu menghampiri Aisyah dan temannya
"Mas..kenalin..Risa..teman kuliah Aisyah"
"Bram.." kata Bram sambil menjulurkan tangannya
"Risa.." jawab Risa seraya menyambut uluran tangan Bram
"Sama siapa kamu Ris?" tanya Aisya sambil melihat ke sekitar Risa
"Sama bos ku..abis ketemu klien di atas..eh iya..nomor hp mu masih yang lama kan?" tanya Risa
"Masih..ada apa sih?"
"Bos ku dah nelpon nih..dah ya Syaah..nanti aku telpon kamu.."
Risa lalu segera meninggalkan Aisyah dan Bram sambil terburu-buru mengangkat telponnya
Setelah itu..mereka berdua menyusul pak Agung yang sudah menunggu di dalam restoran bersama bu Yuli
______________
Disebuah meja restoran..Bram tampak menikmati makan malam disamping Aisyah
"Mah?..Bram mau nanya.."
Bu Yuli yang tampaknya sudah selesai..mengambil minumannya
"Nanya apa Bram?" tanya bu Yuli sambil mengelap ujung bibirnya dengan serbet
"Bram waktu kecil dulu pernah hilang ya mah?..di hutan pinus..belakang vila?"
Pak Agung dan bu Yuli sontak kaget dan saling pandang
"Tahu dari mana kamu Bram?" tanya pak Agung
"Dari mang Harja"
Pak Agung lalu meletakan sendok dan garpunya..kemudian mengelap mulutnya dengan serbet yang ada di pangkuannya
Pak Agung memandang istrinya..seolah-olah meminta persetujuan untuk bercerita kepada Bram
"Iya Bram..waktu kamu umur 12 tahun..kamu pernah hilang di hutan pinus" kata pak Agung
Bram lalu bercerita mulai dari kedatangannya di vila hingga bertemu dengan Abah Haji Darwis..tapi dia tidak menceritakan pertemuannya dengan Ningrum kepada orangtuanya
"Iya Bram..papah sama mamah terpaksa meminta pertolongan kepada Abah Haji untuk mengobati kamu..untuk bisa lepas dari pengaruh jin itu..tapi ada efek samping dari pengobatan itu..yaitu kamu tidak bisa mengingat masa lalu setelah kamu diobati oleh Abah Haji" terang pak Agung
"Termasuk...Bram tidak bisa ingat moment ketika Bram kecil dulu ya pah?" tanya Bram
Pak Agung menganggukan kepalanya
"Sampai Bram tidak bisa mengingat Aisyah yang dulu jadi teman main Bram kecil pah.." kata Bram sambil mengalihkan pandangannya ke arah Aisyah..Aisyah pun hanya diam dan memandang ke arah Bram
"Iya Bram...maafin kami ya teh..soalnya bapak dan ibu bingung..harus melakukan apa" kata pak Agung
"Nggak apa-apa pak..kalau itu yang terbaik buat mas Bram" ujar Aisyah
Bu Yuli yang duduk di hadapan Aisyah..langsung menggenggam tangan Aisyah..seperti meminta maaf kepada Aisyah
"Oh iya bu..mohon maaf sebelummya..kalau Aisyah lancang..eeeh..ada yang mau Aisyah tanyain ke ibu..eee.." Aisyah bingung untuk meneruskan omongannya
"Kenapa teh?..ngomong ajah" tanya bu Yuli
"Eeeh..Aisyah mau nanya..ibu nyuruh Aisyah ke Jogja ada keperluan apa ya bu?" tanya Aisyah sambil menatap ke arah pak Agung dan bu Yuli bergantian
"Oooh...masalah itu...enggak ada apa-apa..Eyang cuman pengen kenal sama kamu ajah kok.." jawab bu Yuli sambil tersenyum
"Eyang pengen kenal sama Aisyah bu?" tanya Aisyah heran
"Iyaaa..ibu sudah nyuruh mas Bram untuk nganterin kamu ke Jogja besok..kamu pasti bingung kan?..kenapa Eyang pengen kenal sama kamu?" tanya bu Yuli
Aisyah menganggukan kepalanya
"Iya bu..soalnya Aisyah kan orang lain di keluarga ini.."
"Siapa bilang kamu orang lain teh?..kamu sudah kami anggap sebagai bagian dari keluarga ini.." ujar bu Yuli
Aisyah tersenyum haru..setelah mendengar penjelasan bu Yuli
"Terima kasih bu...pak" ujar Aisyah
"Jangan pake nangis..!!" kata Bram lirih di telinga Aisyah
Aisyah yang kesal diledek oleh Bram..memukul pundak Bram yang ada disebelahnya
Pak Agung dan bu Yuli yang melihatnya..hanya tertawa
"Mereka nggak berubah ya mah.." ucap pak Agung disela tawanya
alurnya juga tertata rapi
recomend buat cari bacaan yg berkualitas
kan latar belakangnya Islamic.