Novel kedua author ❤️
Bacaan Romantis komedi. Awas senyum-senyum nggak jelas!!! Penuh keuwuan dan kebucinan.
Kimmora, gadis jutek yang sangat benci diatur, tiba-tiba terbangun dari pingsan dan harus menikahi laki-laki yang merupakan anak dari sopir papanya. Kimmy yang cantik dan kaya, tak ingin dunia tahu jika dia sudah menikah, apalagi Arsen jelas tidak selevel dengannya. Saat Kimmy masih membenci suaminya, cinta dari pria lain datang menghampirinya. Mampukah Arsen membuat Kimmy bertahan dan mencintainya?
Ketika mereka baru merasakan indahnya pernikahan, fakta masa lalu mereka mulai terungkap. Siapakah Kimmy dan Arsen yang sebenarnya?
follow ig penulis: @ittaharuka
Selamat membaca Sayang-sayangnya Kimmy-Arsen 😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Pelukan yang terasa nyaman itu mampu menenangkan hatiku. Pelukan yang berasal dari seorang laki-laki yang belum sepenuhnya aku yakini cintanya. Meskipun kami telah resmi menikah, tetapi aku masih ragu dengan perasaan yang kami miliki.
Apa ini cinta? Apa perasaan ini timbul hanya karena kenyamanan?
“Kimmy, Arsen. Kalian sedang apa?” Suara laki-laki di sampingku nyatanya tak melepaskan dekapan tangan Arsen dari tubuhku.
“Arsen, kalian pelukan?”
Kini suara Yumna, mantan kekasih Arsen yang pasti juga bertanya-tanya dengan apa yang terjadi antara aku dan Arsen,
Arsen mengurai pelukannya, dan seketika aku memperbaiki posisiku.
“Kalian ada hubungan apa?” tanya Yumna pada Arsen.
Gadis cantik itu, menatapku dan Arsen secara bergantian.
“Apa aku harus mengatakannya?” Arsen menatapku, meminta persetujuan yang aku sendiri belum siap mengatakannya.
Tidak, tidak! Aku bahkan belum bisa meyakini perasaanku sebenarnya. Aku mungkin egois, tapi bagaimanapun juga pernikahan ini akan menyakiti banyak orang.
“Mengatakan bahwa lo anak sopir bokapnya Kimmy!” Dion menatap Arsen.
Aku tidak ingin mereka bertengkar di tempat umum seperti ini. Jadi, lebih baik aku membenarkan perkataan Dion.
“Iya, soal itu,” jawabku.
Aku melihat raut wajah Arsen tampak berubah, laki-laki itu sepertinya pasrah dengan jawabanku.
Maaf Arsen, belum saatnya mereka tahu. Bukankah aku dan kamu memang akan berpisah nantinya? Jadi, biarkan rahasia ini tetap aman di tangan kita.
"Apa benar itu Arsen?" Yumna ikut bertanya.
"Iya," jawab Arsen.
Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri. Bahkan suara film yang begitu menggema di ruangan remang ini, tak bisa mengalihkan pikiranku. Film menyeramkan itu tak lagi membuatku takut, karena sekarang yang membuatku takut adalah fakta pernikahan yang bisa saja menghancurkan hidupku.
Sampai film habis diputar pun, aku masih belum tersadar dari lamunanku. Hingga akhirnya, Dion menggenggam tanganku, dan membuatku kembali sadar.
"Jangan melamun, nanti kesambet lho." Dion menarikku agar bangun dari kursi bioskop.
"Enak aja, cantik gini setan pasti nggak pede ngerasukin aku."
“Besok jadi, kan?” tanya Dion.
Saat ini kami sudah berjalan menuju parkiran.
“Jadi lah, bisa ngamuk si Nana kalau nggak jadi,” jawabku.
Aku masih bergandengan tangan dengan Dion, sedangkan Arsen dan Yumna ada di belakang kami.
“Mau kemana?” Arsen menahan pundak Dion, dan kami pun menghentikan langkah kami.
“Kita mau ke pantai, lo sama Yumna ikut sekalian aja,” jawab Dion.
“Aku setuju,” kata Yumna.
Arsen melirikku sebentar, lalu kembali menatap Dion dan berkata, “Oke, besok ketemu di mana?”
“Besok kita berempat pakai mobil gue aja, gue jemput Yumna dulu, rumahnya kan deket sama rumah gue,” kata Dion.
“Oke, kalau gitu gue nunggu sama Kimmy.”
“Boleh. Kim, nanti kamu kabari temen kamu ya, biar bawa mobil sendiri,” kata Dion padaku.
Aku mengangguk setuju. Kami berempat kemudian berpisah di parkiran, karena kami membawa kendaraan masing-masing.
***
Malam ini cuaca sedikit mendung, tetapi tidak ada hujan dan petir seperti malam kemarin. Ya, setidaknya malam ini aku tidak akan ketakutan seperti tadi malam.
Aku baru saja selesai mandi saat kulihat Arsen memasuki kamarnya. Masih mengenakan handuk di kepalaku, aku mengikuti Arsen masuk ke kamarnya.
“Kamu tetep tidur di sini? Nggak mau tidur di kamarku?” tanyaku setelah kulihat Arsen membersihkan kasur lantainya yang tipis.
“Tidak ada hujan apalagi petir, ‘kan?” Arsen balik bertanya.
“Aku pengen uji iman kamu, bisa kuat nggak tidur sama wanita cantik dan se*si sepertiku.” Aku menarik tangan Arsen agar bangun dari kasur lantainya.
Laki-laki itu menurut dan segera berjalan ikut ke kamarku.
“Arsen, jawab jujur ya! Lebih cantik aku atau Yumna?” tanyaku.
Arsen menatapku dengan tatapan yang sedikit aneh. Dia memegang dagu, sambil memiringkan wajah tampannya. Dahinya berkerut seolah berpikir dengan begitu serius.
“Ayo jawab!” Aku mulai tak sabar menunggu jawaban dari Arsen.
“Menurutku lebih cantik istriku,” jawab Arsen.
Mendadak pipiku terasa hangat, jangan-jangan sekarang warnanya telah memerah.
“Alasannya?”
“Emm … pokoknya istriku yang paling cantik.” Arsen menarik selimut, lalu memposisikan dirinya untuk tidur.
“Arsen, jangan tidur dulu.” Aku memukul lengannya dengan pelan, agar dia tak memejamkan matanya.
“Apa lagi sih? Aku kan sudah bilang, dia masa lalu ku, dan Kimmora masa depan aku.” Arsen kembali memejamkan matanya.
“Kamu kenapa sekarang dekat sama Yumna, kalau emang dia hanya masa lalu kamu?” tanyaku.
Arsen langsung bangun dan merebahkan tubuhku ke kasur. Laki-laki itu berada tepat di atasku, menatap mataku dengan intens.
Jantungku menjadi berdebar tidak karuan saat mendapat tatapan tajam dari Arsen.
“Apa kamu cemburu?” tanya Arsen.
“Nggak lah, aku cuma kepo,” jawabku.
“Kamu nggak ada perasaan apapun sama aku?” tanya Arsen lagi.
“Nggak ada Arsen,” jawabku.
“Lihat aku dan katakan bahwa hatimu tidak berdebar karena aku!” Arsen menatapku lekat-lekat.
Bohong jika aku mengatakan tidak, tetapi aku sendiri tidak meyakini perasaan yang aku punya untuk Arsen saat ini.
“Aku tidak merasakan apapun.” Aku berbohong padanya.
“Maaf, aku harus ingkari janji untuk membuktikannya.”
Arsen langsung mendekatkan wajahnya ke wajahku, hembusan napasnya yang hangat menyapu kedua pipiku. Hidungnya mulai menggesek hidungku. Lalu, bibir Arsen menempel kuat pada bibirku dan menyesap dengan lembut.
🌹🌹🌹
...Mereka ngapain? Apa mereka mau ehem-ehem. Oh No, Kimmy kamu terima nggak? Kim, jawab aku, aku kepo 🤭🤭🤭...
Aku sudah doble up loh ini, nggak ada yang mau kirim kembang atau kopi nih?🤭🤭
Matre bener kamu Thor!
Eh, kembang sama kopi itu gratis loh. Matre itu kalau mintanya hati, pisau, kursi pijat, apalagi piala itu matre sekali 🤭🤭
Nggak lah, aku tidak sekejam itu. Author paling kece ini sayang banget sama readersnya yang kece-kece.
Ah, sudahlah, yang penting kalian tidak lupa ritual jejaknya. Seperti biasa Like, Komen, Hadiah, dan Vote.
Maaf kalau aku yang banyak maunya, jangan tinggalin aku, aku takut gelap seperti Kimmy.
Okay, See You again Gengs, 👋👋