Lia Putri Aghata, nama gadis cantik keturunan asia yang terlahir dari keluarga berkecukupan hingga sang ayah mengalami kebangkrutan sampai dirawat di ICU karena tak juga sadarkan diri. Ditengah keputus asaanya Lia, kembali bertemu dengan pria yang merupakan musuh masa kecilnya namun bagi Ferry, Lia adalah cinta sejatinya, sejak sang gadis berusia tujuh tahun hingga kini cinta itu bukan hilang tapi makin tumbuh dan mengakar. Namun sayang karena keadaan mereka sempat terpisah selama dua belas tahun sang pria terus mencari keberadaan sang gadis namun baru berhasil menemukannya setelah dua belas tahun berpisah. Pada saat Ferry mengetahui keberadaan Lia justru disaat kondisi keluarga Lia mengalamin kejatuhan dan Ferry lah yang banyak membantu Lia melalui pengacara kepercayaan keluarga Aghata Wicaksana, tanpa sepengetahuan Lia, Ferry memberikan banyak bantuan agar kehidupan gadis yang dia cintai tidak terpuruk. Hingga akhirnya setelah banyak lika liku perjalanan hidup pelan-pelan Lia pun sadar telah jatuh cinta pada Ferry kemudian mereka menikah walaupun tanpa restu orang tua si pria, karena usia Ferry yang masih sangat muda dan ditambah lagi usia Lia yang lebih tua dua tahun dari Ferry Tapi hal ini tak membuat mereka mundur untuk tetap menikah dan membina rumah tangga. Bagaimana kah perjuangan Lia dan Ferry meluluhkan hati orang tua si pria? baca trus ya kisahnya "Suamiku Brondong"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimi Duo Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Ke Rumah
Alunan lagu As long As you love me menggema di kamarku di ikuti getar ponsel mengganggu tidur ku. Tanpa membuka mata aku meraih ponselku. entah siapa yang menelpon aku juga tidak melihatnya.
"Hallo siapa sih ini telphon malem-malen ganggu orang tidur tau" ucapku kemudian langsung kembali terlelap.
*****************************************************
Tok tok tok, non bangun non sudah siang.
Suara bising dibalik pintu mengganggu sekali, sudah kututup seluruh tubuhku dengan selimut tapi tetap saja terdengar suara ketukan pintu dan panggilan nama ku diluar sana yang membuatku terpaksa membuka mata. "Tak bisa kah hari libur aku bangun agak siang?" gumamku kesal sambil mengusap wajahku agar hilang kantuk ini. Lalu berjalan ke pintu dan ternyata Si mbok yang dari tadi gangguin tidurku.
"Ada apa mbok, hari ini Lia libur kuliah...ini masih pagi mbok" keluhku pada si mbok.
"Maaf non, itu di bawah ada bule nyariin". ucapan si mbok membuatku langsung tersadar sepenuhnya.
"Ada siapa mbok di bawah?" ucapku takut salah denger.
"Ada bule non, katanya nyari non Lia. Dia sih ngaku temen kampus non sama ibu sesaat sebelum ibu nyuruh si mbok manggil non". jelas si mbok membuatku panik, langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih lalu ganti baju dan turun ke bawah.
"Ngapain dia ke rumah, ada perlu apa?, tau dari mana dia rumah ku?" banyak pertanyaan berputar dibenak ku.
"eehh...kenapa tuh bule akrab banget sama mama, malah mama sampai ketawa begitu. apa yang mereka bicarakan?" tanyaku dalam hati penasaran.
"Ini dia anak gadis mama, maaf ya nak Ferry. kebiasaan buruk Lia kalau libur kuliah atau sekolah dari dulu selalu bangun kesiangan" ucap mama pada Ferry dengan senyum manis.
ini mama ngapain sih pake buka-buka aib aku di depan bule tengil, bikin tengsin aja. "Gimana kalau dia jadi ILLfill sama aku...huuffftt" bathinku.
"Sini sayang duduk, kenapa kamu jadi bengong gitu?" ucap mama menyadarkan lamunanku. Lalu berjalan ke arah mama untuk duduk disebelahnya.
"Widih pagi-pagi ada bule nyasar ke rumah kita nih" seloroh Bimo saat baru turun dan melihat Ferry.
"Bimo sini sayang kenalin nih temen deketnya kak Lia, usianya lebih tua setahun dari mu tapi dia sekarang lagi kuliah S2. Keren kan, kamu harus contoh nih nak Ferry" Ucap mama membanggakan anak orang lain,ckcckckkk.
"Wah koq bisa temenan sama kak Lia kan brarti kak Lia lebih tua dari tuh bule. Kak Lia sekarang mainnya sama brondong" celoteh Bimo menyadarkan ku kalau usiaku lebih tua dua tahun dari Ferry. "Sepertinya aku harus mengubur dalam-dalam perasaan ku pada nya sebelum terlanjur makin jatuh lebih dalam". Bathinku.
"Bimo kamu itu, maksud mama bahas usia tuh kan biar kamu termotivasi buat ngejar cita-cita mu dengan tenggat waktu lebih cepat dari orang lain". ujar mama sedikit kesal.
"nggak apa-apa koq ma, kan emang kenyataannya kaya gitu, tapi Ferry nggak ada masalah sama perbedaan usia Ferry dengan Lia" mama seperti mendapat angin surga mendengar jawaban klise Ferry.
"Ma?, dia manggil mama juga. apa-apaan ini" bathinku mulai menggila.
"Syukur lah kalau nak Ferry tipe yang terbuka dan menerima segala kekurangan dan kelebihan pasangannya..bagus itu,, bagus sekali" ucap mama.
"pasangan?" gumamku yang masih terdengar seluruh orang di ruang tamu.
"Insyallah Ferry terima semuanya ma" jawab Ferry penuh keyakinan.
"Apa-apaan itu jawaban si bule tengil, seakan-akan menyetujui ucapan mama kalau kami pasang..Huuuffft" Rasanya mau aku unyeng-unyeng tuh bule punya congor asal mangap aja. "Gimana kalau mama nanggapin serius ucapan dia,,,Hhhhggghtt" Bathin ku sudah ini teriak-teriak tapi ku tahan karena tak ingin melukai harapan mama. Aku cuma bisa menatap tajam ke arah Ferry tapi dia malah senyum sok manis dan santai banget kaya di rumah sendiri.
"Ibu, sarapan sudah siap" ucap si mbok yang datang dari arah meja makan.
"Ayo-ayo kita sarapan dulu, semoga nak Ferry suka makanan di rumah ini ya?" ucap mama sambil menggandeng tangan Ferry menuju meja makan. Aku dan Bimo saling tatap-tatapan. Bimo melihatku menatapnya malah menggendikan bahunya tanpa nggak mau ikut campur. "Ahhhh....sial nggak ada yang bisa aku ajak kerja sama ngusir nih bule dari sini" pikirku mulai gemes sendiri.
Dia dengan santainya duduk semeja makan dengan keluarga ku bahkan memanggil mamaku dengan sebutan mama. "Ya Tuhan pelet apa yang dia pakai sampai bisa memikat mama sedemikian rupa". Bathinku sambil menatap tajam ke arah si bule tengil yang duduk di depan ku. Dia cuek aja dan terus tersenyum, benar-benar membuat orang jengkel.
Usai makan dia masih tetap di rumah ini bukannya pulang padahal agendanya hari ini kami akan pindah rumah.
"Sayang, barang-barang mu sudah rapi di pak-pakin?" tanya mama membuatku terkejut karena sedang memandang si bule yang asik angkat-angkat dus bersama Bimo.
"Ma, dia ngapain?" Bukannya menjawab pertanyaan mama, aku malah bertanya balik soal kelakuan si bule.
"Kamu ini gimana sih, dia kesini kan mau bantuin kita pindahan sayang. Emang dia nggak cerita sama kamu?" aku hanya menggeleng.
"Koq dia tau kita mau pindahan?" tanyaku bingung.
"Katanya kamu yang cerita, aduh anak mama ini belum juga tua sudah pikun". Ucap mama sambil mengelus pipiku.
"Sudah tidak usah kamu pikirkan lagi, sekarang kamu pak barang-barang mu di kamar. mama akan minta Ferry untuk membantu mu di atas". perintah mama membiatku shock tapi tetap saja aku berjalan ke atas.
Aku menguluarkan koper dari dalam lemari lalu mulai memasukan baju-baju, underware, jaket, celana panjang, dress-dress dari lemari ke dalam koper. "Gila banyak juga baju ku sampai tiga koper penuh gini" bathin ku.
lalu sprei, selimut, gorden, boneka-boneka dan handuk ku masukan dalam box-box terpisah.
Tok....tok...tok
pintu kamarku di ketuk seseorang tapi dia tak berucap apa pun, lalu aku membuka pintu kamarku dan ternyata si bule tengil itu yang berdiri dengan senyum manisnya. "Mama menyuruhku kesini membantu mu packing". ucap Ferry santai.
"Mama...mama, sejak kapan kamu akrab dengan mama ku?". tanyaku dengan tatapan tajam dan menaikan alisku.
"Sejak kemarin, saat aku menawarkan diri membantu mama menyiapkan mobil box untuk kalian pindahan hari ini?" jelas Ferry dengan senyum terus terkembang diwajahnya.
"Kemarin? kapan kamu ketemu mama kemarin?, dimana?" tanyaku mengintrogasi Ferry.
"Kemarin aku ketemu mama di Rumah Sakit, setelah kita bertemu di kampus mu. Aku ke rumah sakit menemui mama mu, lalu mama cerita soal tinggal sepuluh hari lagi kalian bisa tinggal disini, mama mau pindah dari sini tapi bingung gimana caranya, yasudah aku menawarkan diri membantu mama. awalnya mama menolak tawaranku sih, karena nggak mau ngerepotin aku. Aku bilang ke mama, mana ada calon menantu merasa repot membantu mama mertuanya" jelas Ferry sambil senyum dan ngeloyor masuk kamar ku begitu saja.
"Ehh...koq maen masuk aja sih, kan belum aku izinin masuk" ucapku sambil berkacak pinggang. Tiba-tiba si bule tengil mendekatiku, jantungku jadi nggak karuan ditatap Ferry. "Ya Tuhan kenapa dia ganteng banget sih?". aku langsung menggelengkan kepala membuyar lamunanku.
"Ngapaind deket-deket? sana jauh-jauh, ucapku sambil mendorong tubuh kekar Ferry. bukannya dia yang terdorong malah tubuh ku hampir jatuh menabrak tubuhnya kalau dia tidak menangkap ku".
"Kamu itu tidak mau ku lecehkan tapi kelakuan mu memancingku" ucap Ferry sambil memeluk ku.
"Wangi banget si ini bule, rasanya nyaman banget berada dipelukanya...ehhhh". Aku buru-buru melepaskan pelukan Ferry dan menjauh dari nya, aku nggak mau dia liat wajahku yang sudah merona karena kejadian tadi, dengan menunduk aku memasukan foto-foto di atas meja nakas panjang di sudut kamar ku dekat balkon ke dalam dus.
*****************************************************
Hai Readers
Makasih banyak ya readers sudah mau mampir dan baca novel buatan author.
ini adalaha nover pertama author, sebelumnya author senang banget baca novel-novel baik online maupun dari buku langsung. Akhir² ini author merasa tertantang untuk bikin novel, maka jadi lah novel perdana author ini.
Semoga kalian semua bisa menikmati membaca tulisan author ya.
Ditunggu LIKE, KOMENTAR sama dukungannya ya readers, karena tanpa kalian apalah arti sebuah novel tanpa pembaca.
thks alot
Kalau berkenan mampir juga yuk di novelku "Terjebak Cinta Berondong"