Mengandung Benih Pria Beristri

Arrrggghhh!

Brakk!

Flora menyapu bersih semua benda yang ada di atas nakas, foto-foto, hiasan dinding berserakan di atas lantai bahkan ada pecahan kacanya yang mengenai kaki wanita itu. Seluruh ruangan kamar yang ia tata sedemikian rupa kemarin agar terlihat indah dan menawan kini berantakan tak ubahnya seperti kapal pecah.

Seluruh tubuh wanita itu bergetar, matanya memerah dengan gigi bergemeretak, kedua tangannya semakin erat mengepal geram hingga kuku- kuku yang di hiasi sedemikian rupa itu berhasil menusuk kulit telapak tangannya yang halus. Hari ini sungguh kesialan bagi Flora, dari kemarin sebenarnya, itu semua di mulai saat jobnya sebagai model iklan perhiasan terkenal yang telah ia nantikan sejak lama tiba-tiba di batalkan begitu saja, kontrak yang harusnya menguntungkan karirnya justru membuat nya malah merugi, di tambah yang menjadi model pengganti nya adalah Gera, rivalnya yang paling ia benci di dunia modeling. Flora sungguh ingin gila rasanya. Flora berbalik, bayangan dirinya terpantul di depan cermin meja riasnya, ia lantas memandangi sosok cantik yang tercetak di kaca, rambut nya tergerai indah, kulitnya bersinar, dan mata hazelnya yang memancarkan pesona yang tak terbantahkan namun untuk apa semua kesempurnaan itu jika pada akhirnya dia tetap kalah dari orang lain?

Flora menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Kenangan akan persaingan mereka di panggung model kembali hadir dalam benaknya. Gera dengan pandangan yang angkuh dan senyum nya yang songong seolah menjadi mimpi buruk tersendiri untuk Flora, wanita itu setahun belakangan ini memang suka mencari gara- gara dengannya, padahal menurut nya wanita itu biasa saja jelas jauh di bawahnya, hanya karena ayahnya seorang produser dia seakan merasa lebih unggul.

"Bagaimana bisa mereka memilih dia untuk menggantikan ku?! " desisnya penuh kemarahan dan kecemburuan.

Flora mengacak-acak rambut nya frustasi, dia adalah orang yang ambisius juga sangat terobsesi dengan pekerjaan nya jelas kekalahan ini menjadi kenangan yang paling buruk di sepanjang karirnya.

Flora meraih ponselnya yang ternyata terjatuh dan tergeletak di atas lantai kotor tak jauh dari tempat nya berdiri, tak mengindahkan rasa sakit di kakinya ia berjalan menuju ranjang nya, membuka ponsel lalu menggeser layar untuk melihat notifikasi. Namun tak ada pesan atau pangggilan satu pun dari David, sang suami. Ia kemudian berdecak kesal.

"Bahkan di saat seperti ini pun dia sama sekali tak bisa di andalkan. "

Tiba-tiba Flora mengingat kembali, soal David yang sudah mendapatkan seorang wanita agar mereka bisa mendapatkan anak. Gemuruh amarah kembali membara di hati Flora, lantas mengingat kembali perkataan David yang ingin membuahi langsung wanita itu daripada menggunakan program bayi tabung.

Wajah flora semakin memerah karena amarah, dia tiba-tiba kembali membanting vas bunga yang berada di atas laci samping ranjang nya.

"Arrrggghhh, kenapa semua gak ada yang berjalan beres! " ia berteriak frustasi.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampilkan Anaya, asisten pribadinya dengan wajah yang terlihat sangat terkejut lalu segera bergegas menghampiri nya.

"Nona muda, astaga! apa yang terjadi apa anda?! "Anaya sungguh sangat khawatir, terlebih saat melihat jejak darah di atas lantai yang ternyata berasal dari kaki sang nyonya. Terbelalak lah matanya hingga ia menutup mulut dengan tangan.

" Nona, kaki anda berdarah? " pekiknya. "Coba saya lihat! "

Namun Flora lebih dulu menepis tangan sang asisten pribadi yang sudah menemaninya sejak awal karirnya sebagai model itu. "Enggak guna memeriksa luka ini sekarang Ana! "

"Tapi nona, darah nya banyak sekali, kaki anda luka dan lecet. "

Flora terkekeh pahit. "Untuk apa aku menjaga kesempurnaan tubuh ini jika pada akhirnya aku tetap kalah dengan model kampungan yang hanya mengandalkan privilege ayahnya sebagai produser?"

Wajah ana seketika meredup, ia tahu seberapa terluka sang nona dengan kejadian tadi, di antara semua kontrak kerjasama dengan project iklan besar, kontrak kerjasama dengan iklan perhiasan terkenal inilah yang paling flora nantikan, wajar dia sangat kecewa saat ini.

Tiba-tiba Flora menoleh dengan raut wajah yang berubah, sorot matanya tampak berbeda membuat ana tersentak untuk sesaat, ketika mendadak saja Flora mencengkram kedua bahunya.

"Ana, aku ada tugas yang lebih penting untuk mu. "

Ana meringis, tiba-tiba ia seperti tidak mengenal Flora yang berubah seperti ini. "A- apa nona? "

"Cari tahu tentang wanita bernama Citraleka, semuanya tentang wanita itu dan dimana dia sekarang! "

"K- kenapa anda ingin mengetahui nya nona? "

"Karena dia adalah selingkuhan suami ku ana! "

Sepasang mata ana melebar seketika. "Tuan David berselingkuh? dia berselingkuh dari anda?! "

"Iya! " Flora mengangguk mantap, tidak salah kan jika dia mencap suaminya telah berselingkuh karena David memutuskan semuanya tentang wanita itu tanpa sepengetahuan nya, mereka telah melakukan apa saja Flora bahkan tidak tahu, wajar jika dia marah.

"Padahal apa kurangnya aku kan ana? aku cantik, putri pengusaha ternama, dan supermodel terkenal di mancanegara, aku sempurna kan Ana? " kedua mata flora melotot, dia seperti jiwa yang sedang kerasukan saat ini.

Ana mengangguk. "Iya, anda sempurna nona. "

"Namun suami ku itu seolah tak puas dan mencari kesempurnaan di wanita lain, " ujar flora kembali dengan wajahnya yang meredup. Dia memang pantas untuk kecewa, sangat pantas bukan? jelas- jelas David berselingkuh di belakang nya.

"Itu sebabnya aku ingin menemui selingkuhan suami ku itu ana, di mana dia tinggal? aku ingin berbicara dengan nya! "

Ana yang sedikit ngeri karena melihat raut wajah Flora kembali mengangguk dengan sedikit terpatah- patah. "Baik nona, saya akan segera menjalankan perintah anda! malam nanti, saya pastikan anda akan bisa menemui pelakor itu secara langsung! "

Flora tersenyum, inilah ana yang dia kenal yang selalu bisa di andalkan. "Bagus, sekarang pergilah, laksanakan perintah ku sekarang! "

"Tapi nona... luka anda? "

"Kau tidak perlu khawatir, banyak pelayan di sini yang akan membantu ku. Fokus saja pada apa yang ku suruh. "

Ana mengangguk lagi, tak ingin berdebat. "Baik nona. "

Ia kemudian bangkit, Flora yang melihat ana sudah berbalik pergi lantas berdiri. Sakit di kakinya tidak seberapa dengan sakit di hatinya, jika saja tak ada kejadian tadi mungkin dia akan berlapang dada jika memang David sudah berencana untuk memiliki anak dengan wanita itu secara langsung, namun sekarang situasi nya berbeda, Flora jelas sangat kecewa dan terluka karena tiba-tiba saja karirnya yang selalu cemerlang kini memiliki setitik noda, ia sangat benci persaingan apalagi kalah dengan pesaingnya, itu sangat menggores harga dirinya. Dan tidak ingin memendam segala emosi itu sendirian, harus ada seseorang yang menjadi sasaran empuk untuk amarahnya itu, dan dia menemukannya, Citraleka.

*****

See you next chapter 💋