NovelToon NovelToon
Oh My God, Aku Punya Harem

Oh My God, Aku Punya Harem

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Sistem
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

lili ada gadis lugu yang Bahkan tidak pernah punya pacar. tapi bagaimana Ketika tiba di hari kiamat dia mendapatkan sebuah sistem yang membuatnya gila.

bukan sistem untuk mengumpulkan bahan atau sebuah ruang angkasa tapi sistem untuk mengumpulkan para pria.

ajaibnya setiap kali ke pria yang bergabung, apa yang di makan atau menghancurkan sesuatu, barang itu akan langsung dilipatgandakan di dalam ruangan khusus.

Lily sang gadis lugu tiba-tiba menjadi sosok yang penting disebut tempat perlindungan.

tapi pertanyaannya Apakah lili sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Lili tidak menyadari keanehan emosi Real terhadap nya Sistim mendeteksi ketidakstabilan ini tidak berbahaya bagi Lili dan sistem Harem sendiri.

Jadi sistem tidak memberikan sinyal bahaya dan Lili masih dalam kondisi santai.

Siang ini matahari tak terlalu terik, tapi Lili terlihat cerah seperti biasa saat duduk bersama Evan di bawah rindangnya pohon tua yang sudah lama tidak berbuah. Di hadapan mereka terhampar dua porsi makanan sederhana yang dibawa Lili,roti kukus isi kacang merah, serta sebotol air bersih yang dingin. Di dunia pasca-kiamat, ini sudah bisa disebut sebagai jamuan kerajaan.

Evan tersenyum ramah, meski matanya terpaku pada satu paket kecil di samping Lili.Dalam hati , dia tertawa, Lili benar benar menjadi kotak makan siang gratis nya .

“Apa itu?” tanya berpura-pura ingin tahu.

“Oh, ini? Sedikit camilan ,roti kukus isi kacang merah dan sebotol air.aku tau kau pasti sudah bosan makan biscuit padat " jawab Lili santai, menyerahkan satu bungkus kepada Evan.

Evan Qi tentu saja harus menolak hadiah ini.Dia mendorong nya dan berkata,"Lili pasangan mu yang berkerja keras untuk makanan ini.Aku jadi tidak enak,simpan saja untuk mu"

Lili masih tersenyum, melihat roti kukus isi kacang merah,dia yakin ini adalah makanan Real tadi malam.Yah memang Real bekerja keras untuk mengandakan roti ini.

Lili mendorong nya lagi dengan berkata “ Ambil saja, aku masih punya beberapa di rumah, tapi kamu suka makanan manis, kan?”

"Iya sih tapi...

"Ambil aja"

Evan menerimanya dengan ekspresi seolah enggan, tapi tak menyembunyikan kegirangannya. Ia membuka bungkusnya perlahan, dan aroma gandum bercampur kacang merah langsung menyeruak.

"ini… Roti kukus langka, bahkan di pasar gelap pun sudah tak muncul lagi sejak tiga bulan lalu, jika bukan pacar Lili seorang kapten,mana mungkin dia mampu membeli nya"pikirnya dengan tajam. "Gadis ini benar-benar harta karun."

Evan Qi tidak tau jika real sengaja meminta seseorang untuk mengukus roti ini.Bahan nya tidak banyak tapi cukup untuk sepuluh potong saja.

Real makan lima dan cukup untuk mengandakan banyak hal.Satu potong saja bisa jadi tujuh ratus keping, kali kan dengan lima potong.

Real tidak mampu mengambil roti kukus yang di gandakan karena otoritas nya tidak cukup.Tapi ketika dia tiba di kota Harem,nanti supermarket blok R akan bisa di akses semua orang.

Menurut Lili, barang barang supermarket masih akan sebagus ketika di up,tapi akan beda jika keluar dari supermarket.

Karena itu, Real tidak khawatir roti kukusnya basi.

Tapi Real tidak tau, orang pertama yang makan roti nya adalah Evan Qi, saingan pertama nya.

Karena Real dengan kebiasaan kerasnya, pernah memakai military-grade tactical suit berlapis tiga untuk menjaga tubuh tetap hangat saat berjaga, maka pakaian itu juga muncul dalam daftar.

Meskipun lapar, Evan Qi masih menjaga attitude makannya.Dia masih terlihat sangat tampan dan elegan bahkan ketika makan.

Ckckck.

Dengan senang hati Lili menyerah kan beberapa hal lagi untuk Evan Qi.

Beberapa bungkus nutrient bar, med-pack, dan air mineral berkemasan steril.Lili yang senang berbagi, dengan ringan hati memberikan semua nya pada Evan Qi.Semua diberikan sambil berkata, “Aku punya banyak, jangan sungkan ya.”

Evan menatap tas itu dan mencobanya perlahan. Dia segera jatuh cinta dengan Pakaian termal yang Hangat, lembut, dan tidak bau apak seperti kain lusuh lainnya.

Bayangkan betapa bahagianya Evan Qi.

"Tang Mian ? Dia cuma punya wajah dan kemampuan. Tapi gadis ini… dia punya sumber daya dan hati yang lembut. Manis pula. Aku bahkan tak perlu berbohong terlalu banyak. Ini… ini jauh lebih berharga."

Dalam hati, Evan mulai menyusun rencana. "Kalau aku bisa mendapatkan Lili sepenuhnya… aku bahkan bisa hidup layaknya bangsawan di dunia kiamat."

Demi makanan dia bisa berbagi seorang Lili tapi Evan juga tidak berniat untuk melepaskan tang Mian.

Uh punya dua kotak makan siang jangka panjang, siapa yang mau menolaknya.

Hari itu langit sangat cerah tapi hati Lili justru lebih cerah saat Evan Qi dengan nada lembut dan senyum manisnya berkata,“Aku penasaran… kau tinggal di mana sekarang, Lili? Boleh aku datang?”

Suaranya aja semanis madu hum.

Tapi permintaan Evan kali ini membuat Lili sempat ragu.Soalnya dia cuma numpang ,nggak mungkin bawa orang ke rumah sesuka hati. “ Evan..Umm… sebenarnya…”

Evan mencondongkan badan sedikit, nadanya ringan. “Aku nggak bakal ganggu, sungguh. Hanya ingin tahu, siapa tahu.. nanti bisa gantian ,kau yang main ke tempatku, gimana”

"Tapi...

"Lili apa aku menyusahkan mu.."kata Evan dengan sedih.Dia pikir selagi pacar Lili nggak ada di rumah, jadi dia akan merayu Lili untuk berguling guling di ranjang sebentar.

Jika sukses maka rencana untuk makan besar setiap hari pasti lancar seperti jalan tol.

"Tidak.. tapi..

"Oh Lili..kau bla... bla... bla..

Setelah beberapa bujukan dan rayuan yang dibalut senyum sopan, akhirnya Lili menyerah.

“Baiklah… tapi jangan keseringan juga ya.”

Evan Qi tertawa dan dia membelai rambut Lili sejenak sebelum melepaskan lagi membuat Lili memerah.

Satu langkah menuju kesuksesan, pikir Evan Qi.

Segera mereka berjalan beriringan, sesekali bercanda ringan. Evan menyindir roti kukus "buatan "Lili yang rasanya sebanding dengan restoran bintang lima sebelum kiamat”, dan Lili tertawa kecil, meski pikirannya masih melayang ke pada Real.

Dia tidak tau jika pria yang dia pikir kan sudah ada di rumah itu, Real sudah menunggunya di dalam rumah dengan kening berkerut.

Begitu mereka sampai, Lili membuka pintu rumah perlahan.Derit halus engsel pintu seperti memperbesarkan ketegangan. Dan benar saja ,di ambang pintu berdiri Real.

Segera Lili merasa takut seperti seorang istri yang ketangkap basah sedang selingkuh.

Dia berkata"Real... kau sudah pu.. pulang?"

Real saat itu mengenakan atasan militer baru dengan lengan digulung, wajahnya datar dan dingin. Matanya menatap lurus ke arah Evan lalu bergeser ke Lili.

Tidak ada senyum. Tidak ada sapaan.

Lili menelan ludah.

“Um, Real… Ini… ini Evan Qi. Teman kampusku sebelum hari kiamat. Kami...kami tidak sengaja bertemu beberapa waktu lalu.”

Real hanya mengangguk singkat, tak menjawab.

Evan tak kehilangan senyum, melangkah maju dan mengulurkan tangan. “Senang bertemu denganmu. Kapten Real, ? Kudengar banyak hal baik tentangmu.”

Real menatap tangan itu selama dua detik sebelum akhirnya menyambutnya, singkat, padat, tanpa ekspresi. “Hm.”

Di dalam hati, Evan bergumam,"Tampangnya tegas… tubuhnya lumayan. Tapi!maaf saja, bro,aku masih BBlebih tampan. Senyumku lebih ramah. Aura militermu hanya bikin wanita tegang, bukan jatuh cinta,dan lili .. hehehe..

Evan menoleh pada Lili sambil tersenyum lebih hangat, seolah tak merasakan aura dingin yang menusuk dari Real. “ Lili Kau tinggal di tempat sebagus ini. Aman dan nyaman aku jadi iri.”

Lili tersenyum kikuk karena wajah Real yang jelek. Dia berkata “Ya… tempat ini milik Real. Sementara, sih. Aku cuman numpang.”

Kata numpang membuat Evan Qi sadar diri tapi dia menarik ujung bibir nya sedikit.

Real akhirnya membuka mulut. Suaranya tenang tapi dingin. “Rumah ini bukan tempat untuk menerima tamu sembarangan.”

Lili terdiam.

Evan mengangkat alis dan terkekeh pelan. Dia pikir kapten real pasti merasa khawatir dan ini sudah pasti “Jangan khawatir, Kapten. Aku tidak berniat tinggal. Hanya mampir doang kok”

Real menatapnya tajam, lalu berbalik tanpa berkata apa-apa. Ia masuk lebih dulu ke dalam.Perilaku ini membuat Lili semakin takut dan Evan merasa dirinya di atas angin.

Lili mencubit pelan ujung bajunya sendiri karena malu, dia berkata “Maaf Evan… dia memang begitu. Tapi dia baik, sebenarnya.”

Evan hanya tersenyum lagi, matanya menatap punggung Real yang menjauh.

"Dia hanya bayangan masa lalu. Aku? Aku masa depanmu, Lili.Tapi kapten real jelas orang yang paling bertanggung jawab atas makanan ini kan .Jadi sebaik nya jangan sampai dia memutuskan lili,aku juga yang akan di rugikan nanti "

Di permukaan Evan berkata,"Wajar jika dia marah,kau sangat cantik.Jadi aku akan meminta maaf kepada nya nanti "

"Ohh oke, Hem masuk lah "kata Lili.

Begitu Evan melangkah masuk dan melepas sepatunya, Real memalingkan wajah dari pintu dan berkata tenang, tapi penuh dengan tekanan.

“Aku ingin bicara denganmu Lili dan ini cuman kau dan aku”

Nada suaranya bukan permintaan, tapi perintah pengusiran secara halus yang membuat Lili refleks menoleh ke arah Evan.

"Evan..ini..

Evan sempat terkekeh kecil, seolah tidak peduli. “Kalau itu bukan menyangkut sesuatu yang penting, aku bisa duduk di sini saja.”

Lili buru-buru menggeleng dan tersenyum canggung. “Tidak, Evan… sebaiknya kau pulang dulu. Kita bisa bertemu lain waktu.”

Evan menatap wajah Lili beberapa detik, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Tapi kau tahu aku di mana, kan?”

Dia berbalik dengan santai, membenarkan jaketnya. Sebelum keluar, dia sempat melirik Real dengan senyum miring yang tidak sepenuhnya bersahabat,sopan, tapi menantang secara halus.

"Wajah keras dan mulut dingin tidak membuatmu menang, Kapten. Wanita butuh lebih dari itu." gumam Evan Qi dalam hati.

Pintu menutup.

Segera terdengar suara langkah kaki Evan yang pergi menjauh perlahan.

Keheningan memenuhi ruangan.

Lili masih berdiri di dekat pintu kamar , dia merasa aneh dan tidak nyaman. Real tidak langsung berbicara. Dia duduk di kursinya, menatap meja, jari-jarinya bertaut satu sama lain.

Sesekali dia mengetuk meja dengan ujung jari nya.Dia seperti seorang ayah yang mendapatkan putri kesayangannya sedang pacaran.Wajahnya yang tampan cemberut seperti sebotol cuka.

Lili menghela napas dan berjalan mendekat, duduk dengan pelan di seberangnya.Dia memeluk lengan Real dengan manja berusaha mencairkan suasana.

“Real .Aku… tidak bermaksud membuatmu marah,” katanya pelan."Dia cuman teman sekampus dulu jadi nggak bisa apa apa di antara kami Real"

Real menatapnya.

Tatapannya tidak setajam tadi, tapi masih dingin. “Kau bebas berteman dengan siapa pun.Aku mengerti ini Lili tapi jangan jadi bodoh.”

Lili mengerutkan kening. “Maksudmu?”

“Pria itu. Evan Qi. Kau tidak tahu apa niatnya. Dia datang tiba-tiba, terlalu akrab, dan kau menyambutnya seolah…” Real menarik napas, menahan emosinya agar tetap stabil. “…seolah dia lebih penting .”

Lili menunduk, jari-jarinya mengepal. “Real aku.... Aku cuman bosan karena kau tidak ada .Tapi...eh Real kau ..kau tidak sedang cemburu kan? Hahahaha apa kau serius?"

Suara itu lirih, tapi cukup untuk menghentikan Real sejenak.

Dia cemburu, benar kah?

Mereka kembali diam.

Padahal mereka baru saja akur dan sekarang Real seperti nya sedang marah.

"Lili.. jika sistem itu tidak ada apa kau juga akan bosan dan pergi mencari pria lain?" tanya real pelan.

Lili tersentak, dia bukan gadis seperti itu Ok.Meski pun ada rasa pada Evan tapi dia cukup setia kok.

Lili buru buru mencium pipi Real ringan.Walau bagaimana pun , Real adalah pria pertama nya.

"Real...aku bukan gadis seperti itu.Aku..aku minta maaf ya, ok.Hem lain kali aku tidak akan pernah melakukan itu lagi"

Real akhirnya menatapnya lebih lembut, meski tak sepenuhnya lunak. “Aku hanya tidak ingin kau disakiti oleh seseorang yang main-main.Jika bisa aku ingin memiliki mu sendirian tapi dunia ini sangat berantakan.Meski enggan aku harus membagi mu dengan yang lain tapi.. bisakah kau bertanya dulu apakah dia pantas atau tidak?"

Lili tersenyum miris. “ Oh mengerti suami ku ..lain kali aku akan bertanya dulu.Tapi aku sendiri tidak yakin dengan Evan, statistik emosional nya tidak stabil.Kami dekat tapi cuman itu tidak lebih "

Bisa dekat dengan Evan adalah obsesi pemilik tubuh.Secara tidak sadar Lili akan menutup mata dengan kekurangan nya.Tapi jika di nilai secara kwalitas , Evan Qi memang tidak cukup syarat.

Kecenderungan mendominasi dan selingkuh.Wanita mana yang mau pria seperti ini untuk menjalin hubungan jangka panjang.

Di sini Real sudah mulai tenang,dia memeluk pinggang lili dan mencium bibir lili sekilas."Bagus jika kau mengerti"

Real menyerah kan sebuah catatan tentang Evan Qi.Lili membacanya dan cemberut.

Dalam catatan ini di jelaskan Jika Evan Qi awalnya tinggal di apartemen seorang gadis dan dia selalu melakukan ini secara diam-diam.

Makan dan minum di bayar oleh wanita itu,begitu juga dengan biaya sekolah nya.

Tapi hubungan ini putus di hari kiamat.Dia dan pasangan nya mencari makanan tapi di pertengahan Evan Qi sendiri yang mendorong wanita itu ke mulut zombie hanya demi bisa kabur.

Di perjalanan dia bertemu dengan kelompok kingdom, kapten nya adalah tang Mian pengguna kemampuan api.Kebetulan sekali tang Mian juga menyukai Evan Qi di masa lalu.Jadi dia di bawa masuk ke pangkalan dan tinggal di bawah naungan Tang Mian.

Sesekali Tang Mian akan pergi mengambil misi tapi Evan Qi akan tetap tinggal di pangkalan seperti gadis kecil.Makan dan minum nya di tanggung Tang Mian sebagai kapten tim.

Meskipun ada yang tidak setuju tapi karena Tang Mian maka semuanya harus akur .Alasannya Evan Qi tidak memiliki kemampuan apapun,jika pergi pun dia hanya akan menjadi beban.

Hal ini masih terjadi sampai sekarang.

Membaca ini Lili jadi merinding.Evan Qi mengunakan wajah tampan nya baik sekarang atau sebelum hari kiamat.

Dia adalah gigolo profesional sejak dulu sampai sekarang.

Merinding Mak.

"Gimana sayang apa kau masih suka dia hum?"

Lili menggeleng cepat,dia berkata," Tidak tapi aku mau tau, apakah aku akan sakit HIV nanti?"

Gonta ganti pasangan dia akan sakit kan, apa lagi obat flu saja langka apalagi obat HIV.

Sistem tahu apa yang di pikirkan lili dia langsung memotong"( tuan rumah jangan khawatir, memiliki banyak pasangan tidak akan sakit malah membantu agar tubuh terjaga dan awet muda.Sperma pria hanya akan menjadi barang bagus untuk suplemen kecantikan luar dan dalam tuan rumah,)

Lili lega mendengarnya dan dia mengulangi lagi dengan real.Setelah jadi permaisuri, real akan mendapatkan setengah kemampuan ini .

Misalnya ketika dia berhubungan intim dengan Lili, tubuhnya akan semakin baik dan stamina akan terjaga.

Kekuatan lahir batin mungkin juga terkena imbasnya tapi hal itu tidak akan terjadi untuk para selir nanti nya.

Selir hanya akan di anugerahi sebuah Blok pribadi dengan supermarket penggandaan yang tergantung dengan nilai emosional.

itu saja tidak lebih.

1
Afriatus Sadiyah
ceritaanya bagus..👍👍 autornya semangat...💪💪
samsuryati
ok
yanthi
niat hati tuh pingin Tek kumpulin banyak biar bisa maraton, tp keppo, JD g bisa
thor Doble up ya /Grin/
Rani Muthiawadi
kocak bgt
Rani Muthiawadi
cepet lili cari pasangan
Rani Muthiawadi
hhhhh
Rani Muthiawadi
,hadir
Rani Muthiawadi
ya woy
Rani Muthiawadi
ikut deg" an
Rahmat Rahmat
tegang
Rani Muthiawadi
tetap semangat thor
Rani Muthiawadi
semangat thor
yanthi
Tek tunggu Doble nya ya thor
samsuryati: oke tapi nggak sekarang ya say.
total 1 replies
yanthi
bisa jadi rekomendasi ini cerita
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Dewiendahsetiowati: ok deh
samsuryati: makasih tetep dukung aku ya paling tidak komen terus dan beri ide berharga dalam novel ini ,yang kita bentuk bersama-sama.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!