NovelToon NovelToon
Kesalahan Semalam

Kesalahan Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Kesalahan semalam yang terjadi pada Arfira dengan seorang pria yang tidak di kenalnya membuat hidupnya berantakan, dirinya bahkan sampai harus menjebak pria bernama Gus Fauzan, supaya dirinya terbebas dari amarah Abang dan Abi-nya. Namun, takdir tak menghendaki itu, semuanya terbongkar hingga membuat hidup Arfira benar-benar hancur. Sampai dirinya di pertemukan oleh pria yang telah menghancurkan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

"Dia anak yatim-piatu, kedua orangtuanya meninggal saat mengalami sebuah kecelakaan hebat pada waktu itu, dia punya seorang kakak, namun kakaknya tidak di ketahui keberadaannya. 

Mangkanya dia di bawa ke panti asuhan, dan di rawat di sini. 

Dia yang paling pendiam di antara yang lainnya. Bahkan, saat semuanya mengajaknya berbicara. 

Usianya sudah 7 tahun, bahkan dia sering bermimpi ketakutan dan menjerit histeris..

Penuturan yang baru saja di ucapkan oleh kepala yayasan itu membuat Arjuna tertegun di tempatnya, hatinya benar-benar mencelos merasakan sesak yang teramat luar biasa hebatnya.

Anak itu persis sama seperti dirinya. Ia sendirian, tanpa ada kedua orang tua yang menjaganya. Namun, beruntung seorang Arjuna yang masih memiliki seorang kakek, yang merawat dan membesarkannya, walaupun sang kakek sibuk.

Arjuna berjalan ttak melihat kedepannya, pikirannya benar-benar sibuk membayangkan nasib anak bertubuh gendut tadi. Sampai matanya menangkap sosok gadis yang hampir jatuh, Arjuna langsung berlari cepat dan menangkapnya.

Hap

Deg

Arjuna terpaku di tempatnya, sungguh gadis ini...

Gadis yang sudah di rusak olehnya?

Mata indah itu terbuka, membuat Arjuna tak bisa menahan rasa aneh yang tiba-tiba muncul di dalam dadanya sana. Dadanya berdesir hebat. Sungguh ini baru pertama kali yang di rasakan oleh Arjuna.

James yang melihat itu langsung terbengong. Tangannya menghitung, ini sudah dua kali bos-nya melakukan hal kebaikan.

"Fiks, saya yakin, bos lagi kesambet ini. Harus di bawa ke dukun. Eh." Saat menyadari sesuatu, James malah tersenyum lebar. "Biarin baik, dia juga kalau baik saya yang nggak pusing di marahin terus." Sambung James lalu segera melangkahkan kakinya me arah sang bos.

"Bos"

Keduanya tersentak, dan buru-buru menegakkan tubuhnya kembali.

Arfira bahkan sudah tersenyum canggung dan memepeti tubuh di samping Alana.

"Kamu nggak apa-apa?"

"Nggak, syok masuk" kata Arfira menarik tangan Alana, aslinya dirinya salah tingkah sendiri, saat dirinya malah menikmati wajah tampan pria itu.

Sedangkan Arjuna mengangkat alisnya tenang, bibirnya berkedut, "sialan! Bahkan dia sama sekali tidak mengucapkan terimakasih." Ucap Arjuna lalu bergegas berjalan pergi dari sana.

James mengikutinya...

Sedangkan Arfira.. Alana malah mengomel. "Kamu tuh ya, bukannya bilang makasih dulu, kalau nggak dia yang nolongin kamu, mungkin kamu udah jatuh di tanah."

Arfira mengibas-ngibaskan tangannya, pipinya merah merona masih membayangkan wajah tampan tadi. "Halah, nggak apa-apa. Palingan juga tuh cowok cuman mau modus doang, Lana. Ih kamu mah apa-apa lebay banget. Nggak perlu makasih. Udah ah ayo masuk, habis itu kita shopping." Arfira menarik tangan Alana,

Alana menghela nafasnya kasar, tertarik pasrah oleh Arfira.

*

Malam itu, Arfira sangat bahagia, setelah lama tak bisa menghubungi Gus Fauzan, akhirnya dirinya bisa menghubungi pria itu, pria itu bahkan mengajaknya untuk bertemu.

Arfira langsung dengan semangatnya pergi ke sebuah kafe, hatinya riang dirinya sudah membayangkan jika pria itu akan mengatakan jika telah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya, dan mereka akan segera menikah.

Bahkan dirinya pamit pada Abi dan umminya. Gau Izam sempat protes dan tidak mengijinkan Arfira kembali ke apartemennya, namun gadis itu terlalu keras kepala, dan Abi serta ummi malah mengijinkan.

Dirinya bahkan tidak peduli bagaimana saat pria itu mengetahui tentang dirinya yang sudah tak suci lagi, Arfira kali ini benar-benar egois, dirinya hanya ingin keluarganya tidak marah padanya.

Sekali ini saja, di sini dirinya menjadi pemeran antagonis sebentar, karena dirinya juga tidak ada niat menjadi jahat, ini semua murni karena keadaan yang mendesaknya. 

Arfira melangkah riang memasuki sebuah kafe yang cukup terkenal di kota itu.

Cahaya lampu kuning hangat menyinari sudut-sudut kafe yang dipenuhi dengan hiasan estetik dan kontemporer. Di tengah kota Jakarta yang sibuk, kafe ini menjadi oasis bagi remaja yang mencari tempat santai dan hangout. Meja-meja kayu dengan kursi besi yang dirancang unik tersebar di seluruh ruangan, dihiasi dengan tanaman hijau yang menambah kesan segar dan alami. Malam itu, aroma kopi yang kuat dan memikat langsung menyergap setiap pengunjung yang memasuki kafe. Suara mesin kopi dan percakapan antar pengunjung bercampur menjadi latar belakang yang ramai namun tetap menyenangkan. Di sudut kafe, barista dengan cekatan mengolah biji kopi pilihan menjadi minuman yang menggoda selera, sementara musik indie yang lembut mengalun dari speaker, menambah suasana santai yang nyaman.

Dirinya sudah duduk di sana, dan menunggu pria itu datang. Dan tidak lama, pria itu datang sambil memesan minuman.

Arfira bergerak gelisah saat pria itu hanya diam sedari tadi tanpa bicara.

"Fauzan... Kenapa kamu sulit sekali di hubungi? Bahkan kamu terkesan menghindar dari aku" kata Arfira dengan suara pelan.. dirinya bahkan melihat sesuatu yang aneh di dalam diri Gus Fauzan. Gus Fauzan tidak seperti biasanya.

"Kamu marah sama aku? Kamu marah karena aku terus menuntut untuk menikah? Kamu tau sendiri, yang mengajak pertama itu kamu, bukan aku! Jadi apa salahnya kalau aku menuntut hal itu kembali?" Kata Arfira. Dirinya tak peduli dengan harga dirinya di depan Gus Fauzan yang terpenting dirinya harus bisa menikah dengan pria itu bagaimana pun caranya.

Gus Fauzan menghela nafasnya kasar.  "Fir. Sebelum itu, kamu harus  tau satu hal." Kata Gus Fauzan pelan.

Arfira mengangkat alisnya, "tau apa? Soal apa?" Tanya Arfira sambil menatap lekat wajah tampan Gus Fauzan, namun pria tampan itu sama sekali tidak mau menatap ke arahnya.

Arfira menggigit bibirnya dengan kuat, di dalam hatinya sana sudah berpikiran yang negatif tentang Gus Fauzan. Dirinya takut apa yang di katakan oleh pria itu menghantam hatinya.

"Arfira maaf sebelumnya. Waktu saya mengajak kamu nikah beberapa hari yang lalu, itu karena saya mau di jodohkan oleh seorang

perempuan."

Deg

Tenggorokan Arfira tercekat, "te-terus."

Gus Fauzan menghela nafasnya kasar. "Tapi kamu malah menolak saya. Saya tidak punya pilihan lain, karena Abi dan ummi terus mendesak saya untuk menikah dengan gadis itu. Dan akhirnya, saya menikah. Saya sudah menjadi suami orang."

Perkataan Gus Fauzan langsung menghantam hati Arfira membuat jantungnya berdebar keras, dan sesak bersamaan.

Cairan bening itu langsung menetes begitu saja. "Kenapa? Kenapa kamu baru bilang." Ucap Arfira pelan.

Gus Fauzan mendesah. "Maafkan saya, tapi saya benar-benar minta maaf. Saya berniat mengatakannya, tapi saya tidak mau kamu sakit hatinya saat tau tentang ini. Terlebih saya dulu memang berniat menceraikannya. Tapi sekarang... Saya mengurungkan niat itu, saya tidak bisa menceraikan dia, Arfira..." Ucap Gus Fauzan.

Arfira menggelengkan kepalanya kencang. "Nggak! Kamu pasti bohong, semua yang kamu bilang pasti nggak bener! Aku tau kamu bohong. Kamu pasti mau kasih aku surprise kan?" Arfira tersenyum lebar, dirinya tau seperti apa Gus Fauzan itu.

"Kamu pasti mau bilang kalau keluarga kamu udah kasih restu buat hubungan kita kan? Fauzan ayolah, kapan kamu mau lamar aku? Kamu mau datang kapan ke rumah aku? Aku nanti bisa bilang sama Abi dan ummiku." Kata Arfira.

Gus Fauzan menghela nafasnya kasar. "Sekali lagi saya minta maaf. Saya benar-benar tidak bisa menikahi kamu"

Arfira menahan nafasnya saat apa yang baru saja keluar dari mulut Gus Fauzan, pria yang teramat di cintainya itu. Lidahnya mendadak kelu, tak mampu berbicara.

"Saya benar-benar minta maaf Arfira." Kata Gus Fauzan membuat Arfira tersenyum kecut. Dirinya berpikir jika pria itu hanya membohonginya. Pria itu tidak serius bicara itu, tapi nyatanya saat melihat tatapan serius pria itu membuat Arfira hancur.

Setelah mengatakan itu, bahkan pria itu pergi begitu saja, meninggalkan Arfira yang hancur...

*

Langit Jakarta malam itu dipenuhi dengan awan kelam yang memuntahkan hujan deras tanpa henti. Jalanan yang biasanya ramai kini tampak sepi, hanya sesekali terlihat kendaraan yang melaju dengan lampu menyala terang, berusaha mengatasi kegelapan dan guyuran hujan.

Air hujan mengalir deras di sisi jalan, membentuk aliran kecil yang berkilauan di bawah cahaya lampu jalan. Pohon-pohon di pinggir jalan bergoyang kencang, diterjang angin yang membawa dingin menusuk tulang. Suara gemuruh petir sesekali menggelegar, menambah ketegangan malam yang suram.

Malam itu hujan deras mengguyur kota itu, dan menandakan bagaimana hancurnya seorang Arfira malam itu. Dirinya benar-benar hancur tak tersisa.

Arfira berlari kencang menembus hujan malam itu, dirinya benar-benar hancur tak tersisa. Apa yang di ucapkan oleh Gus Fauzan tadi benar-benar menusuk hatinya.

Sampai dirinya terjatuh di tengah-tengah aspal yang licik itu, membuat kakinya sakit, namun Arfira tak memperdulikannya. Tangisnya pecah di bawah guyuran hujan yang semakin deras itu..

"AAAAA KENAPA KAMU JAHAT!!" Teriak Arfira sambil terisak di sana. Dirinya membiarkan saja tubuhnya basah oleh air hujan yang deras malam itu..

Nyatanya, hatinya benar-benar hencur, pernyataan yang baru saja di sebut oleh Gus Fauzan membuat Arfira hancur tak tersisa. 

Dirinya terlalu berharap pada pria itu, terlalu mencintainya, namun pada kenyataannya dirinya di patahkan oleh cinta itu. 

Arfira tergugu di sana, tanpa mau berniat bangkit sedikitpun,

"AAAA FAUZAN BRENGSEK! GUE NGGAK BAKALAN MAU KETEMU SAMA ELO LAGI!"  Teriak Arfira, lalu kembali menangis lagi..

Hujan deras itu menelan suaranya, orang-orang pasti tidak akan mendengarnya berteriak dan menangis.

Sampai Arfira di buat tersentak saat tubuhnya tak merasakan tetesan air hujan lagi, dan dirinya di buat terpaku saat sebuah sepatu pantofel hitam yang basah itu ada di depannya..

Arfira langsung mendongak,

Deg

Matanya terkunci pada sosok pria yang sedang memayungi dirinya sambil merunduk ke arahnya.

"Tidak lucu, nona, hujan deras.. anda bisa sakit."

1
Julia and'Marian
hallo semuanya, ini kisah Arfira yang menjebak Gus Fauzan ya. Nanti aku bakalan buat cerita abangnya juga... selamat membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!