NovelToon NovelToon
Istri Kedua Tuan Mafia

Istri Kedua Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:15.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Qinan

Mengisahkan Mafia yang jatuh cinta pada seorang gadis meski ia telah menikah dengan wanita lain, berbagai upaya ia tempuh agar gadis itu menjadi miliknya meski harus memaksanya menjadi istri keduanya sekalipun.

Luka dan air mata tentu akan mengiringi perjalanan kisah mereka yang tak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part~2

"Ini dada apa batu sih." karena kesal Merry memukul dada milik seseorang yang di tabraknya itu, namun saat mendongakkan kepalanya menatap si pemilik dada yang terasa liat itu ia langsung menelan salivanya.

Bagaimana tidak, pria asing itu nampak menatapnya dingin dan sorot matanya begitu tajam hingga membuat siapapun enggan untuk menatapnya.

Namun Merry merasa seperti tak asing dengan sorot mata pria itu, tapi gadis itu segera menepis pikirannya.

Kemudian Merry bergegas menjauhkan dirinya dengan wajah sedikit memerah karena baru kali ini ia bersentuhan langsung dengan pria selain ayahnya sendiri.

"Maaf paman, aku tidak sengaja. Lagipula paman juga kenapa jalan tidak melihat-lihat sampai menabrakku juga." ucapnya kemudian tanpa memperlihatkan rasa takutnya, kepalanya tegak menatap pria asing yang ia perkirakan berusia tiga puluh tahunan itu.

"Nona, anda telah berlaku tidak sopan pada tuan kami. Segera minta maaflah !!" tegur James saat gadis belia di hadapannya itu dengan lantang menuduh tuannya.

Namun sang tuan segera mengangkat tangannya agar asistennya itu diam.

"Jadi kamu menuduh saya tidak melihat jalan ?" ucap Pria itu dengan suara baritonnya, tatapannya dingin ke arah gadis yang nampak sama sekali tak terlihat takut padanya dan itu membuatnya mulai tertarik.

"Begitulah, jika paman melihat jalan pasti akan segera menghindar saat melihatku akan menabrakmu." sahut Merry berkelit, pantang baginya untuk di salahkan jika masih ada celah untuk membela diri.

"Bocah licik." gumam William seraya menaikkan sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis dan hampir tak terlihat.

"Jadi kita berdua tidak ada yang salah, okey deal ya." imbuh Merry memutuskan tanpa menunggu persetujuan pria di hadapannya itu, bahkan ia nampak menjabat paksa tangan pria itu.

"Wow tangan paman besar sekali." ucap Merry saat tangannya yang tak seberapa itu menggenggam tangan besar William.

"Nona, jaga sikapmu !!" tegur James, pria itu nampak geram saat melihat bagaimana gadis belia itu memperlakukan tuannya dengan kurang ajar.

"Iya paman, iya. Cerewet sekali." gerutu Merry seraya menatap James, kemudian ia menghentakkan kakinya pergi meninggalkan dua pria asing itu.

"Tuan, jika anda tidak keberatan saya akan menghabisi bocah kurang ajar itu." mohon James kemudian, namun tuannya langsung mengangkat tangannya.

"Tidak perlu." sahut William yang langsung membuat James nampak termangu, karena tak biasanya tuannya itu memberikan ampun kepada siapapun yang berani menyinggungnya.

"Tapi tuan....." James masih tak terima.

"Apa saya terlihat tua ?" tanya William tiba-tiba yang sontak membuat James melebarkan matanya, apa tuannya sedang kerasukan pikirnya.

"Tentu saja tidak, tuan." sahut James jujur, meski tuannya itu sudah berusia kepala tiga tapi nampak sangat berkharisma.

"Tapi kenapa gadis itu memanggilku paman ?" William nampak tak mengerti, namun itu sontak membuat sang asisten termangu.

"Apa tuan sedang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis itu? tidak-tidak, tuan sudah mempunyai nyonya besar dan juga nona Natalia yang lebih cantik." gumamnya dalam hati.

"Mungkin gadis tadi menganggap dirinya sendiri masih anak-anak, tuan." terang James.

"Begitu ya." William nampak mengangguk-anggukkan kepalanya setuju.

"Jadi kita langsung ke dermaga saja, tuan ?" tanya James setelah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Tidak, kita ikuti saja gadis itu." ajak William yang langsung membuat James lagi-lagi melebarkan matanya.

"Apa tuan benar-benar sudah tidak waras ?" gumam James seraya mengikuti langkah tuannya itu, ia tidak habis pikir bagaimana bisa pria itu peduli dengan orang asing apalagi hanya seorang gadis belia yang masih berseragam sekolah sama sekali tak menarik menurutnya.

Sementara itu Merry yang baru masuk ke dalam sebuah restoran nampak memesan beberapa makanan.

"Kabur kan juga butuh tenaga." gumamnya di sela mengunyah makanannya.

"Marah juga butuh tenaga." imbuhnya lagi sembari terkekeh.

Meski saat ini sedang tak memegang uang, Marry sama sekali tak khawatir. Gadis itu yakin, Henry sahabatnya sebentar lagi pasti akan datang menemuinya.

"Tuan, anda yakin mau makan lagi ?" James nampak mengerutkan dahinya ketika tuannya memesan beberapa menu makanan ringan saat baru masuk ke dalam restoran yang di masuki oleh gadis belia tadi, padahal sebelumnya tuannya itu baru saja selesai makan di restoran yang sama.

"Tentu saja, kamu tidak pesan ?" sahut William balik tanya.

"Saya sudah kenyang, tuan." tolak James.

"Kalau begitu kamu awasi saja gadis itu jangan sampai menghilang !!" perintah William seraya menatap Merry yang sedang asyik makan seorang diri.

"Badannya saja yang kecil tapi kenapa rakus begitu." gumam William saat melirik ke arah Merry yang nampak makan dengan lahap, beberapa piring di atas meja gadis itu terlihat sudah kosong.

"Ya tuan, anda butuh sesuatu ?" tanya James saat tuannya itu menggerutu tak jelas.

"Tidak ada." William langsung mengalihkan pandangannya.

Beberapa saat kemudian, Merry yang sudah hampir tiga puluh menit menunggu sahabatnya nampak mulai panik.

"Bagaimana ini, siapa yang akan membayar ini semua ?" gerutunya seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nona ada yang bisa saya bantu ?" sapa seorang pelayan yang kebetulan lewat di depannya.

"Tidak, saya hanya kekenyangan." sahut Merry yang mencoba berbicara senormal mungkin, padahal hatinya mulai panik karena makanan yang ia pesan tidaklah murah.

Pelayan tersebut nampak menggeleng kecil saat melihat piring-piring kosong di hadapan meja Merry.

"Nona bisa menunggu di sini dulu sampai merasa lebih baik dan saya juga ingin menginformasikan jika makanan yang nona pesan semua sudah di bayar oleh tuan William." terang sang pelayan yang langsung membuat Merry membulatkan matanya.

"Apa ?" ucapnya tak percaya, namun dalam hati juga bersyukur karena ia tidak akan mencuci piring di restoran tersebut sebagai ganti biaya makanan yang telah ia makan.

"Benar nona, semua makanan yang anda pesan sudah di bayar oleh tuan William." ulang pelayan tersebut.

"Tuan William siapa ?" tanya Merry kemudian, ia berjanji setelah sampai rumah akan mengganti uang pria baik hati itu.

"Beliau duduk di sana...." pelayan tersebut menunjuk sebuah meja kosong yang berada di paling ujung.

"Mungkin tuan William sudah pergi nona." imbuh pelayan itu lagi saat tak melihat keberadaan tuan William.

"Iya nggak apa-apa, terima kasih." ucap Merry kemudian.

"Semoga nanti bisa bertemu lagi." imbuhnya dalam hati.

"Mer, apa kamu baik-baik saja? maaf aku terlambat datang." teriak Henry tiba-tiba, sepertinya pemuda itu baru datang

"Aku hampir mencuci piring asal kamu tahu." cebik Merry menatap sahabat dekatnya itu.

"Baiklah aku minta maaf, bagaimana kalau kita ke wahana bermain saja ?" bujuk Henry.

Merry menggelengkan kepalanya. "Aku ingin pulang." sahutnya.

"Ayolah Mer, kita sudah melakukan sejauh ini masa kamu tiba-tiba ingin pulang saja." Henry nampak kecewa, karena ia sudah berusaha semaksimal mungkin membantu sahabatnya itu kabur.

"Aku tiba-tiba ingin pulang." keukeh Merry, entah kenapa perasaannya tiba-tiba tidak tenang.

"Oke, baiklah kita pulang." Henry yang mengenal Merry sedari kecil, sangat paham dengan watak gadis itu yang sangat keras kepala.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di sebuah mansion mewah yang di kelilingi oleh tembok yang berdiri kokoh.

"Tidak biasanya rumahmu banyak tamu Mer ?" tanya Henry saat melihat beberapa mobil terparkir di depan gerbang rumah Merry.

"Mungki tamunya Daddy." sahut Merry meski belum yakin dengan ucapannya, karena selama ini sang ayah tidak pernah membawa tamu masuk kedalam rumahnya.

"Kamu yakin masuk sendirian? bagaimana kalau Daddy mu marah ?" Henry nampak khawatir.

"Aku akan baik-baik saja." Merry meyakinkan.

Setelah memastikan Henry berlalu pergi, gadis itu segera masuk ke dalam gerbangnya.

Biasanya ia akan di sambut oleh beberapa bodyguard yang menjaga rumahnya, namun kali ini pos penjagaan yang ada di gerbang tersebut nampak sepi.

"Apa yang sebenarnya terjadi ?" gumamnya dengan waspada.

Saat kakinya melangkah masuk gerbang tiba-tiba ia terkejut saat melihat para bodyguardnya nampak terkapar di halaman rumahnya dengan luka tembakkan.

"Paman, apa kamu baik-baik saja ?" Merry langsung berjongkok saat melihat bodyguard yang ia tinggal di sekolahnya tadi nampak bersimba darah terkapar di atas lantai.

Di sisa napasnya, pria itu nampak mengangkat tangannya lalu menunjuk ke dalam rumah majikannya tersebut.

"Paman apa yang sebenarnya terjadi, apa Daddy dan Mommy ada di dalam sana ?" Merry nampak histeris, dari kecil dirinya sudah hidup berdampingan dengan para bodyguardnya tersebut dan menganggap mereka sudah seperti keluarganya sendiri.

"Paman, tolong bangunlah." Merry nampak memeluk tubuh kaku pria yang selalu melindunginya di manapun berada.

Kemudian ia segera melangkahkan kakinya mendekat ke arah pintu rumahnya, namun sebelum itu ia nampak mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Kini dengan senjata api di tangannya, gadis belia itu nampak berjalan waspada masuk ke dalam rumahnya.

1
Atik
Luar biasa
Atik
Lumayan
Nelly Defia
Luar biasa
Nelly Defia
Lumayan
Bzaa
kayaknya Ariel segera launching 🤣.
aku baca novelmu dr mulai hai suami, stlh itu baru baca yg lainnya.. jdinya menyambungkan sendiri,
bagusnya novelmu gampang di pahami, jdi gak perlu mikir buat sambung menyambung kannya🤣.
sehat dan sukses sll ya tor 😘😘
Imas Masripah
mungkinkah Merry cinta pertama Wiliam,dulu Wiliam pernah jatuh cinta tp Merry masih bocil 🤔
Juniati Paslah
semangat Thor ku suka karya -karyamu
Yulvita Darnel
aku suka ceritanya, alur ceritanya mudah dipahami.
QueenBee
Kalimat andalan, udah muak aku dengernya🐽
Yulvita Darnel
mungkin anak yang dikandung Grace anaknya nick
meira
menggengam rindu novel yang aku baca pertama kali,,,aku inget kisah martin dan sera karena martin yang membawa kabur sera keluar negeru untuk memulai hidup baru dan sera yang bertobat karena martin yang tulus
Tia Umar
Celindet hamil anaknya marcoplo
Tia Umar
🤣🤣🤣
Tia Umar
Grace ada main sama Nick
Tia Umar
Martin agoiss

suatu saat nanti akan menyesal😣
Sri Wahyuni
meleleh
Yoas Romualdes
Buruk
Rita dunggio
mantap thor
Malikh Atun
Luar biasa
mini89
merry anaknya bunda sera ???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!