Kalian tahu bagaimana rasanya ketika kita dijadikan korban hanya untuk sebuah tujuan licik??
Itulah yang dirasakan oleh Karina, gadis baik dan cantik yang dijadikan tumbal untuk menikahi pria idiot namun kaya raya. Tak satupun saudari karina yang mau menikah dengan tuan muda itu sampai keputusan sang ayah dimana Karina si bungsu yang harus menikahinya demi mencegah kebangkrutan perusahaan mereka. Namun siapa sangka sebuah kebenaran terbongkar sehingga membuat kehidupan karina dan keluarga liciknya berubah.
Penasaran dengan kisah nya???
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😊
Follow Instagram aku @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi atau kenyataan???
Karin membuka matanya perlahan, rasa hangat terasa di sekujur tubuhnya bahkan ia sulit untuk menggerakkan badannya seperti ada sesuatu yang menimpanya.
"Hah, apa apaan ini" Ucap karin pelan ketika melihat wajah Jay di depannya yang terlihat begitu tenang.
Sejenak karin memandang wajah Jay, entah dorongan darimana tangannya sampai berani mengelus rahang tegas milik jay itu.
"Kamu tampan Jay" Ucap karin jujur. "Kenapa kamu bisa benci sama aku? aku ini istri sekaligus teman kamu, sekali saja Jay aku mohon percaya padaku. Aku tidak pernah mengincar harta ataupun kekayaan mu. Soal uang itu aku tidak pernah mengambilnya dari perusahaan tapi itu adalah uang tabunganku selama bertahun-tahun" Sambung karin lirih tanpa sadar ia menitihkan air matanya.
"Hiks... ini sudah siang aku harus melakukan tugas ku" Ujar karin menyeka air matanya.
Cup
Karin mencium pipi Jay pelan kemudian melepaskan pelukan Jay secara perlahan agar pria itu tidak terbangun dari tidurnya. Setelah berhasil karin bergegas ke kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian.
Setelah rapih karin bergegas keluar kamar karena para pekerja pasti sudah memulai pekerjaannya masing-masing namun langkah karin terhenti ketika melihat Jay berdiri didepan kamarnya sambil melipat tangan di dada.
"Selamat pagi tuan muda" Sapa karin menunduk pelan.
"Ikut aku" Ujar Jay menarik tangan karin dan membawanya pergi entah kemana.
"Jay kita mau kemana? aku harus mengerjakan tugasku?" Tanya karin yang sama sekali tidak di hiraukan oleh Jay.
Jay mendorong karin masuk ke dalam mobil kemudian ia duduk di kursi kemudi. Dengan kecepatan tinggi Jay mengendarai mobil meninggalkan area perumahan elite tersebut.
"Jay pelan pelan, kita mau kemana?" Tanya karin dan hanya bisu yang Jay balas padanya.
"Jay?" Panggil karin melembut.
"Diam dan ikut saja aku kemana!!!" Bentak jay membuat karin mau tidak mau diam.
Mobil berhenti tepat di depan gedung bertingkat, bak ingin menggapai langit gedung itu berdiri dengan kokoh nya dihadapan mereka.
"Wijaya Group, Jay untuk apa kita kesini?" Tanya karin bingung.
Tidak ada jawaban, ini masih pukul 07:00 sehingga kondisi perusahaan masih sangat sepi. Jay membawa karin masuk ke dalam lift kemudian menekankan angka 7.
"Jay bisakah kamu menjawab pertanyaan ku?" Tanya Karin.
"Jika berani mengeluarkan sepatah kata lagi, akan ku lempar kau dari sini" Ancam Jay mengeram kesal.
Pintu lift terbuka, Jay menyeret Karin masuk ke dalam sebuah ruangan yang karin sendiri tidak tahu. Matanya terbuka melihat empat orang di depannya sedang duduk sambil menundukkan kepalanya.
"Mamah, papah?!!!!!" Seru karin melihat keluarganya.
"Urus keluargamu!!!" Desis Jay menghempaskan karin.
"Tuan muda ini bukti rekaman cctv dan laporan pengambilan uangnya" Ucap kemal memberikan chip dan berkas berwarna biru.
"Baca!!!!" Ucap Jay kencang seraya melempar berkas pada karin.
"Jay, apa ini?" Tanya Karin bingung ditambah lagi ada keluarganya juga.
"Silahkan dibaca nona" Tutur kemal menatap datar padanya.
Dengan ragu karin mengambil berkasnya dan mulai membacanya satu persatu, ia dibuat tidak terima dengan isi laporan di tangannya.
"Ini tidak benar Jay!!!!" Bentak karin tidak terima.
"Lalu semua foto foto itu palsu maksudmu?" Tanya Jay. "Kemal, putar videonya" Perintah Jay memberikan chip nya pada kemal.
Rekaman dimulai, terlihat seorang wanita dengan postur tubuh dan pakaian yang sama seperti Karin pakai tempo hari sedang berbicara dengan manager bagian keuangan bahkan wanita itu terlihat berbisik dengan manager.
"Jay itu bukan aku" Ucap karin.
"Diam dan nikmati" Ucap Jay dingin.
Video berdurasi 3 menit 15 detik itu telah selesai diputar, kemal mengambil dan menyimpan chip nya di saku kemudian kembali berdiri di belakang sang tuan muda.
"Apa yang perlu dijelaskan ha?" Tanya jay melirik tajam pada karin. "Kau terbukti menyuap manager keuangan dan mengambil uang sebesar 1 M atas namaku padahal kau mengambilnya karena ingin kau berikan pada keluargamu kan?" Tanya Jay duduk di sofa.
"Tidak Jay, uang yang aku bawa adalah uang tabunganku. Tidak ada uang perusahaan sama sekali disana" Jelas karin.
"Sudah cukup!!!" Teriak Jay mengangkat tangannya. "Pilihan ada di tanganmu, keluar dan pergi sejauh mungkin dari keluarga Winata atau masuk penjara dengan bukti bukti yang sudah pasti memberatkan mu" Ucap Jay dengan tegas.
"Jay, aku mohon percaya padaku bahwa Vidio ini palsu" Pinta karin memohon.
"Air matamu tidak akan pernah bisa membuat keputusan ku berubah" Balas Jay acuh.
"Karin sudahlah lebih baik kamu mengaku saja bahwa kita memang licik" Ucap mita membuka suara.
"Tidak!!! sampai kapanpun aku tidak akan mengakui hal yang tidak pernah aku lakukan" Tolak karin.
"Karin ayolah bahwa bukti chat mu ada di ponselku" Ucap rahma menyauti pembicaraan.
"Kak, kalian ini bicara apa sih?" Tanya Karin heran sekaligus tidak menyangka bahwa kedua kakaknya berbohong.
"Berikan ponselmu" Pinta kemal dan Rahma memberikan ponselnya.
"Ini tuan muda" Ucap kemal memberikan ponsel Rahma padanya.
Prakkkk
Ponsel itu melayang tepat mengenai tembok membuat bentuk ponselnya berubah menjadi potongan kecil yang hancur.
"Dasar tidak tahu diri!!!" Bentak Jay.
PLAKKKK
"Jay?!!!!!!!"Teriak karin bangun dari tidurnya.
"Berisik" Desis Jay yang tidur disebelahnya.
"Apa apaan ini, jadi tadi hanya mimpi" Gumam karin mengusap wajahnya yang berkeringat.
"Pergi dari sini" Usir Jay yang ingin melanjutkan tidurnya.
Karin melihat jam dinding disana dan baru menunjukan pukul 02:00, ia menghela nafas dan merasa tenggorokannya sangat kering sehingga ia memutuskan untuk pergi ke dapur sekedar menyiram tenggorokannya.
Brugh
Dari luar ruang keluarga karin mendengar sesuatu yang jatuh sehingga ia buru buru keluar dari ruang keluarga. Kondisi rumah terlihat sangat gelap bahkan hampir tak terlihat apapun.
"Siapa?" Tanya karin pelan.
Tiba tiba dari belakang karin ada yang membekapnya dengan sapu tangan kemudian membisikan sesuatu di telinga nya.
"Kau akan mati" Bisik seseorang sebelum akhirnya karin tak sadarkan diri.
GIMANA???MAKIN PENASARAN GAK???
BERSAMBUNG.........