Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
"Baiklah mari kita selesaikan masalahnya," ucap Alzahro dengan suara mantap.
"Kenapa Ibu yang baju merah ini menuduh Ibu baju ungu ini mencuri?" tanya Azzahra kepada ibu yang memakai baju merah itu dengan saksama.
"Karena dia miskin, udah gitu tadinya dia terus lewat depan rumah say, yang saya lihat cuma dia sendiri yang lewat, saya curiga kalau dia yang mencuri gelang saya, karena saat itu gelang saya hilang," jawab ibu baju merah itu dengan sewot
"Selain Ibu ini yang lewat di depan rumah Anda, siapa lagi yang Anda lihat?" tanya Alzahro.
"Ya, pada saat itu kami sedang ngumpul bareng arisan, sama teman-temanku," jawabnya santai.
"Kenapa Ibu tidak mencurigai salah satu teman ibu?" tanya Alzahro.
"Ya Nggak mungkin lah, mereka kan semuanya orang kaya, mana mungkin mencuri gelangku," jawab ibu dengan wajah manyun.
"Kenapa Ibu tidak memeriksa saja tas-tas mereka, selain ibu yang memakai baju ungu ini mereka juga harus dicurigai," ucap Alzahro.
"Ya bener itu, jangan main asal tuduh orang dong," ucap ibu yang memakai baju ungu menujuk ke arah tetangganya itu.
Para warga yang berkumpul itu mengangguk-anggukkan kepalanya, ucapan Alzahro sangat masuk akal.
"Heh! kamu itu jelas-jelas membela wanita ini kan? Bukan untuk menyelesaikan masalah ini!" jawab ibu baju merah itu menatap Alzahro tajam.
"Semua orang patut dicurigai, Bu. Sekalipun Mereka adalah teman Anda, berhubungan mereka ada bersama Anda. Ibu yang pakai baju ungu ini saja cuman lewat aja di curigai, apalagi orang yang bersama Anda," ucap Alzahro.
Ibu yang memakai baju merah itu terlihat kesal seolah-olah ia tidak terima dengan saran Alzahro.
"Anda harus melakukannya. Kalau tidak Anda tidak akan pernah menemukan gelang Anda itu. Saya harap Anda bisa memeriksa semua tas milik teman-teman Anda," ucap Azzahra lagi dengan nada yang menyakinkan.
Mendengar ucapan Alzahro, salah satu teman ibu baju merah itu terlihat gugup, dengan hati-hati, ia mengambil gelang dari dalam tasnya dan ingin membuang gelang tersebut.
Alzahro yang melihat ibu itu, ia terus memperhatikannya dengan curiga. "Ayo jeng-jeng, tolong kerja samanya ya, aku akan periksa atas kalian ya untuk memuaskan anak muda ini agar dia percaya kalau kalian tidak mencurinya," ucap ibu yang memakai baju merah itu berbalik badannya ke arah teman-temannya itu.
Saat salah satu teman ibu itu ingin membuang gelang tersebut, Alzahro langsung menangkap tangannya yang menggenggam tangan ibu itu agar gelang yang ia pegang tidak jatuh, sebagai bukti.
Alzahro menatap ibu itu dengan tatapan tajam. "Pencuri yang sudah ketemu!" ujar Alzahro dengan keras.
Ibu yang ketahuan itu berusaha melepaskan pegangannya dari tangan Alzahro, tapi pegangan Alzahro sangat kuat, ia tidak membiarkan ibu itu melepaskan tangannya.
"Loh? ini kan jeng Nina, mana mungkin dia mencuri. Dia itu orang paling kaya di antara kami semua," ucap ibu yang memakai baju merah itu menekuk alisnya melihat ke arah temannya itu.
"Tapi pada kenyataannya gelang ini ada bersamanya," Alzahro membuka genggaman tangan ibu tersebut, dan ibu yang memakai baju merah tadi langsung terbelalak tak percaya.
Ia mendekati ke arah ibu itu ia mengambil gelang tersebut dan melihat gelang itu dengan seksama, ia yakin jika itu adalah gelangnya.
"Benar, ini memang gelangku, tapi kok Jeng Nina mencuri gelangku? kenapa?" tanya ibu baju merah itu menatap temannya dengan penuh tanda tanya.
Ia terlihat gugup dan berusaha mencari-cari alasan yang tepat. "Eh anu... aku tidak mencurinya, aku tak sengaja menemukannya di sini barusan." ucapnya sambil cengengesan berusaha terlihat meyakinkan.
Ibu itu menekuk alisnya merasa alasan itu tidak begitu menyakinkan. "Mana mungkin gelangku bisa ketemu di sini, kan hilangnya tadi di rumah."
"Iya loh, beneran aku baru saja menemukan yang di sini, tahu-tahunya anak muda ini melihat aku mengambilnya, benar kan?" tanya wanita itu kepada Alzahro berharap Alzahro mengiyakannya.
Jangan lupa like, vote, komen, subscribe, iklan dan hadiah ya Gaes.
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......