NovelToon NovelToon
Dimanja Suami SMA

Dimanja Suami SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Beda Usia
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Sebuah bakti kepada orang tua, mengharuskan perempuan berumur 27 tahun menikah dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya yang selama ini ia anggap sebagai adik. Qila yanh terbiasa hidup mandiri, harus menjalani pernikahan dengan Zayyan yang masih duduk di bangku SMA. “Aku akan membuktikan, kalau aku mampu menjadi imam!” Zayyan Arshad Qila meragukannya karena merasa ia lebih dewasa dibandingkan dengan Zayyan yang masih kekanakan. Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Bagaimana keduanya menghadapi perbedaan satu sama lain? Haloo semuanya.. jumpa lagi dengan author. Semoga kalian suka dengan karya baru ini.. Selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cincin

Sepulang dari rumah kedua orang tuanya, Zayyan menemukan paket yang diletakkan di depan pintu kontrakan. Saat melihat pengirim paket, senyumnya mengembang sempurna.

Pernikahan yang buru-buru membuatnya tidak sempat menyiapkan cincin pernikahan. Bahkan emas yang digunakannya sebagai mas kawin adalah emas simpanan orang tuanya yang ia beli karena tidak sempat ke mana-mana.

Ia sudah memesan cincin pernikahan sejak lama, hanya saja baru dikirimkan karena tak banyak ekspedisi amanah yang bisa mengirimkan emas.

“Semoga istri imutku, suka!” gumam Zayyan yang melihat cincin pesanan.

Sorenya, Zayyan sengaja tidak menjemput Qila. Ia menyiapkan makan malam romantis ala-ala untuk memberikan kejutan.

Sementara Qila yang tidak melihat Zayyan menjemputnya berjalan menuju kontrakan. Sebelum sampai di gang masuk kontrakan, seseorang memanggilnya.

“Qila!”

“Mas Zulfan? Ada apa?”

“Qila, aku menyukaimu. Aku tidak mengajakmu berpacaran. Kalau kamu mau, aku akan langsung melamarmu.” Kata Zulfan dalam satu tarikan nafas.

Qila terkejut dengan lamaran Zulfan yang tiba-tiba. Selama ini, ia hanya mengenal Zulfan karena mereka sering bertemu saat Zulfan mengantarkan Work Order (WO) ke meja Qila. Selebihnya, mereka tidak pernah terlibat percakapan apapun.

Dan sekarang Zulfan datang tiba-tiba, mengatakan ingin melamarnya. Bukankah kabar dirinya menikah sudah tersebar? Kenapa Zulfan masih mau melamarnya?

“Maaf, Mas. Aku sudah menikah.”

“Aku tidak percaya kamu sudah menikah! Kamu saja tidak terlihat seperti orang yang sudah menikah. Di jari manismu tidak ada cincin pernikahan. Jari Tengah dan jari telunjuk bukanlah cincin pernikahan.”

“Tapi aku memang sudah menikah, Mas. Aku tidak bohong.”

“Jangan bilang orang yang selama ini menjemputmu itu suamimu! Aku tidak akan percaya karena dia lebih pantas menjadi adikmu.”

“Memang itu suamiku.” Jawaban Qila membuat Zulfan terkejut.

“Kamu hanya berbohong untuk menolakku, kan?”

“Tidak, Mas. Demi Allah aku sudah menikah. Dan laki-laki yang Mas lihat itu benar-benar suamiku.” Jujur Qila.

“Lalu kenapa kamu tidak mengenakan cincin pernikahan?”

“Itu urusanku. Mau aku pakai atau tidak.”

Zulfan tidak bisa berkata-kata. Memang benar itu urusan Qila, tetapi mengapa dirinya merasa dibohongi?

Tanpa mengatakan apapun, Zulfan pergi begitu saja. Qila yang tidak merasa dirugikan mengabaikannya dan berjalan kembali ke kontrakan.

Rumah kontrakan tidak dikunci, tandanya Zayyan ada di dalam rumah. Tetapi saat masuk ke dalam rumah, semua lampu mati membuat keadaan di dalam rumah remang-remang.

Qila mencari saklar lampu dan saat lampu nyala, Zayyan langsung memeluknya dari belakang.

“Kenapa lampunya tidak dinyalakan, Bang?”

“Sengaja ingin memberikan kejutan.” Kata Zayyan seraya membalik tubuh Qila dan mengangkat tangan kanan istrinya.

Dengan cepat Zayyan menyematkan cincin di jari manis istrinya, membuat Qila tersenyum melihatnya. Setelah menyematkan cincin, ia juga mengeluarkan cincin lain dan meminta Qila untuk menyematkannya di jarinya.

“Abang pesan?” tanya Qila yang melihat cincin mereka serupa.

Cup!

Zayyan mengecup kening Qila dan membawanya ke ruang Tengah. Di sana sudah tersedia makanan dan kue di meja bundar.

“Ini aku siapkan untuk merayakan pernikahan kita yang sudah berjalan 150 hari.”

“Merayakan itu anniversary 1 tahun, Bang!”

“Tidak apa. lagi pula moment pas cincinnya datang. Dengan cincin ini tidak akan ada yang berani mendekatimu.”

Deg!

Qila merasa tertangkap basah, mendengar ucapan suaminya.

“Kenapa?” tanya Zayyan.

“Tidak apa-apa, Bang.”

Cup!

Zayyan kembali mengecup kening Qila. Kali ini tidak hanya kening. Zayyan menyusuri wajah Qila hingga bibir keduanya Bersatu. Cukup lama kedua bermain, hingga tangan Zayyan yang menelusup di bawah pakaian membuat Qila mendorong tubuh suaminya.

“Aku mandi dulu, Bang!”

“Kamu mandi dan tidak mandi apa bedanya?”

“Tubuhku lengket, Bang.” Zayyan tersenyum dan melepaskan tubuh Qila.

Ia membiarkan Qila pergi mandi dan menunggunya dengan sabar dengan duduk lesehan menghadap meja bundar.

Selesai mandi, Qila keluar dengan handuk yang melilit di kepalanya. Zayyan berdiri dan mendorong tubuh Qila dan mendudukkan di tempat tidur. Dengan Gerakan lembut ia melepaskan lilitan handuk di kepala Qila dan membantunya mengeringkan rambut.

“Terima kasih, Bang.”

“Sama-sama.” Zayyan tersenyum seraya mengusap pipi istrinya.

“Deng…” panggil Zayyan ragu-ragu.

“Kenapa, Bang?”

Zayyan menggenggam tangan Qila dan mengecupnya. Ia mengatakan apa yang telah menjadi keputusannya setelah mempertimbangkan semuanya.

Qila menangis dibuatnya. Zayyan, suami yang lebih muda bahkan masih menyandang status pelajar bisa memberikan keputusan tanpa egois. Segera ia memeluk sang suami dan mengucapkan terima kasih.

“Ingat, kamu sudah bersuami. Tidak boleh genit!”

“Aku genit dari mananya, Bang?”

“Kamu tidak genit. Tapi banyak yang mengincar.” Qila tertawa.

Cup!

“Aku akan menjaga hati untuk Abang. Tenang saja!” Qila tersenyum.

“Bang! Aku lapar.” Kata Qila yang menghentikan suaminya yang siap menerkamnya.

Zayyan tersenyum dan mengajak istrinya makan malam. Selesai makan, keduanya melaksanakan sholat maghrib berjamaah.

Tak menunggu lama, Zayyan segera menuntaskan apa yang sempat tertunda hingga mencapai puncak bersama dengan sang istri. Keduanya sampai terlelap karena tenaga telah terkuras di pendakian.

Tengah malam, Qila terbangun karena merasa haus. Zayyan yang merasakan pergerakan, ikut terbangun dan mendapati istrinya sudah tidak ada di sampingnya.

“Kenapa mandi malam-malam?” tanya Zayyan yang melihat Qila baru keluar dari kamar mandi.

“Belum isya’, Bang. Abang mau sholat berjamaah, tidak?”

“Tunggu sebentar!”

Zayyan masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan tubuh. Keduanya melaksanakan sholat isya’ berjamaah, lalu memakan kue yang belum sempat tersentuh.

Keesokan harinya, Qila dan Zayyan kembali menjalani kegiatan mereka. Yang tidak mereka sangka adalah kepindahan Qila yang dipercepat karena di pusat sedang membutuhkan orang.

Zayyan yang mendapatkan kabar serasa dunianya mau runtuh. Waktu 3 bulan yang sebelumnya bisa ia gunakan untuk menghabiskan waktu, dipercepat hingga 1 minggu.

Qila sendiri juga terkejut dengan keputusan tiba-tiba tersebut. Ia yang dulunya berharap segera kembali ke kantor pusat, sekarang justru berat untuk kembali karena harus meninggalkan suaminya.

“Tidak apa-apa. Kita sudah sepakat kalau kita akan menjalani hubungan jarak jauh sampai aku lulus sekolah.” Kata Zayyan.

“Kenapa aku merasa tidak rela?”

“Jelas saja tidak rela! Di sana tidak ada yang akan memeluk kamu saat tidur, tidak ada yang masakin, dan tidak ada yang menghangatkan tempat tidur.”

“Aku serius, Bang!” Qila merasa kesal karena suaminya menanggapinya dengan gurauan.

“Aku juga serius! Rumah ini akan sepi kalau hanya aku yang tinggal di sini.”

“Abang kembali ke rumah Ibu saja.”

“Apa kamu tidak akan kembali kemari?”

“Entah, Bang.” Jawab Qila ragu.

Ia masih menyukai pekerjaannya. Ia belum ada keinginan untuk resign, jadi kesempatannya untuk kembali kesini hampir tidak mungkin karena ia tidak bisa kembali ke tempat yang sama saat dipinjamkan karena regulasi Perusahaan yang mengharuskan perputaran karyawan.

Zayyan memeluk Qila dengan erat. Ia sendiri juga merasa tidak rela, tapi ia bisa apa? Mereka hanya bisa menjalani apa yang ada dan pasrahkan semuanya kepada Allah.

1
indy
lanjut
indy
sweet...
indy
lanjut
indy
sweet banget
indy
banyak yang hati, teman sekolah zayyab dan teman kerja qila
Mudrikah Ikah
lanjutan nya mana
Meymei: Sabar ya kak 😁
total 1 replies
Susanti
mampir thor
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
Rian Moontero
qu mampir kak mey🖐🤩🤸🤸
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!