kerajaan majayan dalam situasi kritis,sang prabu telah di ambang kematian,saat terakhir dalam hidup nya,sang prabu hanya bisa membuat rencana penyelamatan putra mahkota,berharap di masa depan ,sang putra mahkota dapat mengambil hak nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuwu kahar
perjamuan istana akhir nya selesai juga, namun para raja yang hadir malah tidak mau segera pulang,ke esokan harinya mereka berbondong bondong menghadap,
Dengan wajah penuh semangat mendesak prabu munding untuk secepat nya membuat acara pertandingan beladiri.
" Aih aih..Rama prabu sekalian, sabar atuh..kita matangkan dulu rencananya, masing masing dari kita ,pilih orang yang di anggap mampu,kita bentuk dulu pengurus nya,biarkan mereka nanti yang menerus kan
" janji ya Nanda prabu,urusan ini harus secepatnya terlaksana?!"
seperti anak kecil merajuk harus di iyakan dahulu baru senang,demikian juga para raja raja ini, setelah prabu munding meng "iyakan" barulah mereka senang dan mohon pamit, kembali ke kerajaan nya masing masing,guna mempersiapkan diri sebaik baiknya.
Rencana pertandingan beladiri antar kerajaan telah menyebar luas ,tidak ada yang tidak membicarakan nya
di tiap tiap kerajaan para tokoh sepuh padepokan silat menghadap para raja, mereka meminta untuk turut di libatkan.
bertempat di kerajaan majayan,orang orang yang telah dipilih mulai bekerja mematangkan rencana pertandingan.
Prabu munding sendiri mulai di hinggapi rasa bosan dan jenuh,dia minta izin untuk pergi.
saat menyampaikan keinginannya,hal yang tak di duga duga terjadi kala ibu ratu berkata
" anak prabu Ambu pikir sudah saat nya anak prabu memiliki seorang pendamping,tak baik berlama lama sendiri, saran Ambu,pergilah kau ke ke kerajaan bojanegara, aku dan ibu mu, "permaisuri" sebenarnya berasal dari sana, kakek mu seorang Adipati di daerah seloka negara"
"bojanegara Ambu? dimana kah itu?"
" tempat terbit nya matahari, jauh dari sini,kau berjalan saja menuju arah terbit nya matahari melewati gunung yang bernama Burangrang"
Dengan mengenakan pakaian putih sederhana,rambut panjang sebahu nya dibiarkan tergerai dan memakai ikat kepala hitam,sang prabu sudah seperti seorang pendekar.
prabu munding pergi meninggalkan istana, dia pergi sendiri,tidak mengijinkan Umbara yang ingin ikut, Umbara di minta tinggal menjaga kerajaan.
prabu munding sangat bersemangat,sambil bersiul siul dia melangkahkan kaki nya menuju arah terbit nya matahari.
matahari telah naik dari perpaduan nya,burung burung ramai bernyanyi seorang lelaki paruh baya membuka pintu sebuah rumah sederhana, wajahnya cerah ,berseri seri,tiga orang keamanan desa serentak berdiri ketika melihat lelaki itu melangkah keluar rumah.
dari dalam rumah terdengar Isak tangis perempuan , rambutnya acak acakan,kain seadanya melilit tubuh sintal nya,di bagian leher dan dada terlihat tanda merah.
" akang...akang..bangun akang.. hu hu hu"
dilantai tanah ,seorang lelaki muda bersimbah darah,usus membusai keluar dari perut nya, lelaki ini sudah tak bernyawa,tewas di tusuk golok.
" akanggggg....aku ikut akang.." perempuan itu menjerit histeris, tak ragu mengambil golok dari perut lelaki itu dia pun akhir nya ikut tewas,bunuh diri.
Pagi yang seharusnya cerah berubah menjadi suram dalam sekejap, penduduk desa beramai ramai mendatangi rumah sederhana itu,mereka semua seperti tau akan ada kejadian seperti ini,terlihat mereka sudah membawa alat alat yang di perlukan untuk mengubur dan mengurus mayat.
" kasihan Karta dan Rukmini,penganten baru malah jadi korban kebiadaban.."
" iya Ki.. sudah banyak sekali korban ,apa yang bisa kita perbuat Ki..?
"hmmmph . lelaki itu menghela nafas, tidak tau harus berkata apa.
desa ini bernama desa bojongsoang,desa terpencil di bawah kota Rempoa,masih wilayah kerajaan majayan , desa ini sedang mengalami musibah,Kuwu desa mereka bernama Kahar,seorang pria paruh baya berusia lima puluh han tahun, walau paruh baya, Kelakuannya bejat,mata keranjang sudah memiliki lima orang istri masih kurang.
Kuwu Kahar menjadi raja di desa ini,bertindak sesuka nya apapun yang dia mau harus di turuti,jika tidak nyawa taruhannya.
sifat mata keranjang nya semakin menjadi jadi,tidak puas dengan lima istri,Kuwu Kahar melapiaskan nya sembarangan, Entah itu anak perawan orang,janda bahkan istri orang.
pagi ini nasib sial menimpa pasangan pengantin baru, Karta dan Rukmini,entah dapat kabar atau melihat dimana, Kuwu Kahar menyukai Rukmini,hingga semalam, dia mendatangi nya,memaksa Rukmini melayani nafsu setan nya, tentu saja Rukmini menolak,,Karta suaminya yang akan membela malah tewas di tangan anak buah Kahar.
Rukmini dan Karta bukan satu satunya,masih ada deretan korban lain, mereka ada yang sampai gila ketakutan dan ada banyak yang memilih mengakhiri hidupnya.
Entah di tuntun Dewata atau memang searah dengan tujuan perjalanan,prabu munding sampai di desa ini saat orang orang desa sibuk mengurus pemakaman Karta,hingga dia tidak menemukan satu orangpun yang berlalu lalang di jalan desa.
menyusuri jalan desa akhirnya dia melihat sebuah rumah gubug yang pintunya terbuka
"punten.."
" mangga..." dari dalam terdengar suara membalas,lalu seorang lelaki tua keluar
"punten aki, saya kepeng, kebetulan lewat sini,mau cari warung tidak ada, gentong genting air juga kosong,saya haus , bolehkah saya minta minum aki?
" eghhh..kalau air saja mah ada,ayo masuk dulu , Duduk." walau aga sedikit ragu ,namun orang tua itu tetap meminta nya masuk
duduk di atas bale bale reyot,prabu munding dapat melihat seluruh isi rumah,dari dalam rumah dia dapat mendengar suara tangis seorang perempuan.
Lelaki tua itu keluar dengan membawa kendi kecil berisi air
" maafkan aku ,hanya air yang ada,kami tidak punya makanan lebih untuk di sajikan"
" tak apa aki,air saja sudah cukup, tapi punten aki,siapa yang menangis? "
" itu cucu aki, murni,menolak di nikahi"
" kok lucu Ki ..menolak di nikahi? Memang sebelumnya tidak saling kenal?
" bukan begitu ,ah sudahlah..susah cerita nya
mata lelaki tua itu berkaca kaca,semakin menimbulkan rasa penasaran prabu munding
" ada apa sebenarnya Ki? Aki bisa cerita ke saya,sambil memegang tangan orang tua itu,prabu munding melepaskan sedikit aura penekanan hingga suara nya berwibawa,tak terbantahkan,memaksa lelaki tua itu bercerita
Sambil terisak aki itu menceritakan ibu murni dan ayah nya adalah korban kebiadaban Kuwu Kahar beberapa tahun silam dan sekarang, setelah melihat murni yang telah dewasa,Kuwu Kahar malah tertarik dan ingin menikahi nya.
jika menikahi dengan cara wajar mungkin masih bisa diterima,ini si Kahar ingin menikahi murni dengan cara kurang ajar,
"murni diminta bersiap, nanti malam si Kahar datang ! Aku disuruh pergi ! Jika kami tidak menuruti, nyawa kami taruhannya"
dengan air mata berderai, dia juga menceritakan korban korban lain perbuatan Kahar .
Betapa marahnya prabu munding setelah mendengarkan cerita lelaki bernama Ki suluh itu,ini masih wilayah kekuasaan ku, ternyata masih ada hal seperti ini??kurang ajar...
" sudah sudah Ki.. biarkan aku membantu mu
aki suluh hanya mengangguk,
dilapangan pasar, Kuwu Kahar bersama anak buah nya sedang asik sabung ayam, Kuwu Kahar selain penyuka perempuan,juga gila judi,dia malah mendirikan rumah judi di tengah pasar, selain judi ayam ,dirumah judi ini juga ada judi koprok dan judi siter.
bahkan rumah tuak dan rumah pelacuran pun ada disini, lengkap sudah kelakuan Kahar.