NovelToon NovelToon
Gairah Presdir

Gairah Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Mafia / Lari Saat Hamil
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aak ganz

jhos pria sukses yang di kenal sebagai seorang mafia, mempunya kebiasaan buruk setelah di selingkuhi kekasih hatinya, perubahan demi perubahan terjadi dia berubah menjadi lebih kejam dan dingin, sampai akhirnya dia tanpa sengaja membantu seorang gadis mungil yang akan menjadi penerang hidupnya. seperti apakah kisahnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aak ganz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Pagi-pagi sekali, Nisa bangun dari tidurnya. Dia langsung merapikan tempat tidurnya, kemudian berjalan menuju dapur untuk memasak sarapan bagi dirinya dan ayahnya.

Saat sedang sibuk menyiapkan sarapan, terdengar suara ketukan di pintu rumah. Nisa segera berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang sepagi itu.

Ketika Nisa membuka pintu, dia melihat seorang pria paruh baya berpakaian rapi, tampak seperti seorang bangsawan. Namun, Nisa tidak mengenalnya.

"Maaf, Anda siapa ya? Kenapa pagi sekali datang ke rumah saya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Nisa dengan sopan.

"Maaf, Nona. Apakah Nona Nisa, anak dari mendiang Nyonya Anjasmara?" tanya pria tersebut.

"Ya, benar. Anda siapa?" jawab Nisa, kini dengan rasa penasaran.

Sebelum pria itu menjawab, Ferdinan, ayah Nisa, keluar dari kamar setelah mendengar suara tamu yang datang tiba-tiba.

"Oh, ya. Maaf, saya mengganggu, Tuan dan Nona. Tapi ini adalah hal penting yang harus saya sampaikan," ungkap pria itu.

"Langsung saja, apa yang ingin Anda sampaikan?" jawab Ferdinan tegas.

"Jadi begini, Tuan. Saya datang atas perintah atasan saya. Beliau meminta saya menemui keluarga dari Nyonya Anjasmara. Setelah saya selidiki, ternyata tinggal Tuan dan Nona-lah yang merupakan bagian dari keluarga tersebut. Oleh karena itu, saya ke sini untuk menyampaikan bahwa harta dan perusahaan milik Tuan Patanoko, keluarga Nyonya Anjasmara, sekarang diwariskan kepada kalian. Tuan Patanoko telah dinyatakan meninggal dunia, meninggalkan banyak harta dan perusahaan. Karena hanya kalian berdua yang merupakan ahli waris, warisan ini wajib diterima oleh kalian," jelas pria itu panjang lebar.

Ferdinan mendengar penjelasan tersebut dengan tenang, meskipun dalam hatinya timbul keraguan.

"Apakah kami pantas menerima itu? Sepertinya tidak, karena kami sudah tidak lagi memiliki hubungan dengan keluarga itu," jawab Ferdinan.

"Namun, Tuan, sesuai hukum negara, harta warisan ini harus diterima oleh keluarga terdekat almarhum. Anda adalah satu-satunya yang berhak mewarisinya. Mohon tanda tangan di sini untuk menyelesaikan prosesnya," ucap pria itu mencoba meyakinkan Ferdinan.

Awalnya, Ferdinan sangat menolak warisan tersebut. Baginya, sejak istrinya, Anjasmara, meninggal, dia merasa tidak lagi memiliki hubungan dengan keluarga itu. Namun, setelah mengingat bahwa putrinya, Nisa, adalah keturunan langsung dari keluarga tersebut, Ferdinan akhirnya setuju dengan syarat bahwa Nisa yang menandatangani semua dokumen warisan.

"Nisa, kamu yang berhak menandatanganinya. Kamu adalah keturunan keluarga itu, sedangkan Ayah tidak punya hak atas warisan ini," ucap Ferdinan kepada putrinya.

Nisa berpikir sejenak, lalu berkata, "Baiklah, Ayah. Kalau begitu, demi menghormati Ibu, aku akan menerimanya. Tapi aku ingin membagi sebagian harta ini untuk panti asuhan. Untuk perusahaan, aku akan belajar mengelolanya. Ayah juga harus membantuku, bagaimana, Ayah?"

Ferdinan menatap putrinya dengan bangga dan mengangguk setuju.

Akhirnya, Nisa menandatangani dokumen penerimaan warisan keluarga ibunya. Dengan itu, dia resmi menerima hak atas harta dan perusahaan keluarga ibunya, yaitu perusahaan Tokoyo Goci.

***

Keesokan harinya, Nisa pergi ke perusahaan yang kini menjadi miliknya. Sebagai satu-satunya ahli waris keluarga ibunya, Nisa ditetapkan sebagai pemilik sekaligus pemimpin perusahaan besar Tokoyo Goci. Dengan perasaan gugup namun penuh semangat, Nisa untuk pertama kalinya melangkahkan kaki ke dalam perusahaan tersebut.

Di sana, Nisa disambut ramah oleh para pegawai yang sudah menantikan kehadirannya. Hari itu juga, Nisa resmi diangkat sebagai CEO atau Presiden Direktur perusahaan. Namun, ia sadar sepenuhnya bahwa menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Karena itulah, Nisa meminta bantuan dari mantan sekretaris Tuan Patanoko, yang telah lama bekerja di perusahaan tersebut, untuk mengajarinya cara mengelola perusahaan.

Meskipun belum memiliki pengalaman kerja, apalagi memimpin sebuah perusahaan besar, Nisa adalah pribadi yang cerdas dan cepat belajar. Dalam waktu seminggu, ia mulai memahami seluk-beluk dunia bisnis dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dalam beberapa bulan saja, Nisa berhasil membawa perusahaan Tokoyo Goci semakin maju dan dikenal luas. Reputasinya sebagai seorang CEO cantik, bijaksana, dan jujur mulai menyebar, membuat perusahaan semakin dihormati di kalangan mitra bisnis.

Di sisi lain, kabar tentang kesuksesan Nisa sampai ke telinga Jhos, seseorang yang pernah dekat dengannya. Togawa, salah satu orang kepercayaan Jhos, menyampaikan berita itu.

"Bos, apa Anda tahu kalau Nona Nisa sekarang sudah menjadi CEO perusahaan keluarganya, Tokoyo Goci? Dia terkenal sebagai Presdir yang cantik dan bijaksana," ujar Togawa memberi tahu Jhos.

Namun, Jhos hanya menanggapinya dengan dingin. "Aku sudah tahu. Tapi aku tidak peduli. Kerjakan saja tugasmu, jangan membahas hal yang tidak penting," jawabnya dengan nada datar.

Togawa merasa bingung dengan sikap Jhos yang tampak berubah. Biasanya, Jhos selalu menunjukkan perhatian terhadap Nisa, tetapi sekarang ia terlihat tidak ingin mendengar apa pun tentangnya.

Sementara itu, kabar tentang kesuksesan Nisa juga sampai ke Jonson, yang memandang situasi itu sebagai peluang emas untuk mendekati Nisa. Jonson merasa bahwa tanpa Jhos di sisi Nisa, jalannya untuk mendapatkan Nisa menjadi lebih mudah.

Keesokan harinya, Jonson mendatangi kantor Nisa. Awalnya, sekretaris Nisa berusaha melarang Jonson masuk, tetapi Jonson, yang tidak mudah dihalangi, tetap nekat masuk ke ruangan Nisa.

"Halo, sayang. Aku tidak menyangka kamu sekarang menjadi terkenal juga. Aku sangat salut padamu, manis," ujar Jonson sambil tersenyum licik. Kehadirannya yang tiba-tiba mengejutkan Nisa.

"Siapa yang mengizinkanmu masuk? Apa kamu tidak tahu aturan di perusahaanku? Sekretarisku sudah memperingatkanmu, kan? Apa sebenarnya tujuanmu ke sini?" balas Nisa kesal, terutama karena Jonson adalah orang yang pernah menyebabkan hubungannya dengan Jhos memburuk. Meskipun sudah lima bulan berlalu sejak kejadian itu, Nisa masih merindukan Jhos.

"Hahaha... Sayang, jangan marah dulu. Aku datang dengan niat baik, hanya ingin menengokmu. Oh ya, bagaimana rasanya terbebas dari pria itu?" tanya Jonson, menyindir tentang perpisahan Nisa dan Jhos.

"Kalau tidak ada keperluan penting, silakan keluar dari kantor saya. Saya tidak menerima orang sepertimu di sini. Kamu munafik," jawab Nisa dengan nada tajam, jelas menunjukkan ketidaksukaannya.

"Tenanglah, sayang. Oke, aku akan pergi. Tapi ingat, aku akan kembali lagi nanti," balas Jonson santai. Sebelum pergi, ia dengan berani menyentuh wajah Nisa, lalu menarik tangannya kembali dan mencium jarinya dengan sikap menggoda.

"Hem... Wajahmu masih halus seperti dulu. Ingat ini, sayang, aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu. Kamu sudah ditakdirkan untukku," ucap Jonson penuh percaya diri sebelum meninggalkan ruangan.

Nisa hanya bisa menahan rasa kesalnya. Keberadaan Jonson di kantornya membuatnya sangat tidak nyaman, terutama setelah sikap arogan Jonson yang seenaknya menyentuh wajahnya. Dengan perasaan campur aduk, Nisa berusaha menenangkan diri dan melanjutkan pekerjaannya

1
Sammai
lah Lilis mau dikemanakan jhos
Sammai
lah Lilis mau dikemanakan
partini
awal yg baguy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!