A wild fictional history of a brothel.
Sepak terjang seorang pengusaha muda mendirikan sebuah rumah bordil dengan konsep yang mewah.
Dengan ditemani wanita-wanita cantik dan jatuh bangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Inside Devil Queen
Beberapa hari setelah bertemu dengan inspektur Jay
Rumah bordil Devil Queen
Phil kembali ke rumah bordil yang sedang berada di puncak kesuksesan.
Tapi malam ini Phil tidak lagi datang sebagai seorang yang menyamar dan melakukan studi banding diam-diam.
Phil datang ke rumah bordil Devil Queen dengan wajah aslinya. Sebagai seorang Kissbreaker pemilik rumah bordil yang lain.
Malam ini Phil sudah berjanji akan datang memenuhi undangan makan malam dengan seorang pengusaha kelas kakap.
Pemilik rumah bordil Devil Queen itu sendiri.
Dia adalah tuan Bakteriano.
Pertemuan ini harus Phil manfaatkan dengan baik. Karena tidak mudah mendapatkan schedule tuan businessman.
Ruang VIP lantai satu
"Silahkan duduk tuan Phil",
Tuan Bakteriano menyambut kedatangan Phil.
Ini benar-benar sebuah kejutan.
Karena yang diundang untuk jamuan santap malam yang sangat istimewa ini bukan hanya Phil seorang.
Pemilik Devil Queen turut mengundang pemilik usaha rumah-rumah bordil yang lain.
Sejauh ini sudah ada 6 rumah bordil dengan konsep yang mewah.
Mereka semua datang memenuhi undangan.
Rumah bordil berserta pemiliknya dimulai dari sang pionir.
First Class Lady, Longblack pemilik Philip Kissbreaker
Devil Queen, Rednose pemilik tuan Bakteriano
69 House, Greybone pemilik Rick Greybone
V Palace, Icegreen pemilik nyonya Maggie
Wet Pussy, Paleviolet pemilik Wet Pussy Group
One Night Stand, Yellowpick pemilik ONS Foundation
Sebelum mulai bersantap malam.
Tuan Bakteriano selaku tuan rumah memberikan sambutan.
"Terimakasih atas kehadirannya tuan-tuan dan nyonya-nyonya",
"Aku tidak akan bicara yang panjang lebar",
"Aku tahu kalian sudah pada lapar karena perjalanan kereta api yang jauh",
"Satu kalimat yang akan aku sampaikan untuk mewakili kita semua",
"Kalian pasti akan setuju dengan ku",
"Jika tidak ada orang ini",
"Maka hari ini tidak akan pernah terjadi",
"Terimakasih kepada orang yang pertama kali membuka jalan untuk usaha rumah bordil",
"Mari kita semua bersulang",
"Angkat gelas-gelas kalian",
"Salut untuk tuan Kissbreaker",
"Salut untuk tuan Kissbreaker",
"Terimakasih Phil",
"Terimakasih Phil",
Mereka menikmati hidangan dengan menu spesial untuk orang-orang kaya raya.
Satu tegukan bisa meredakan haus dan dahaga kerongkongan orang-orang miskin satu kota.
Satu suapan bisa menghentikan bencana massal busung lapar.
Sesudah kenyang dan mabuk sampai kepala pening.
Mereka pulang dengan penuh keceriaan.
Mereka adalah orang-orang yang menggenggam kejayaan masa depan.
Di meja besar yang masih dipenuhi oleh piring-piring kotor.
Tinggal dua orang yang masih asyik berbincang-bincang.
Phil dan tuan Bakteriano.
Pada kesempatan ini Phil mau menyelidiki penyebab keberhasilan rumah bordil Devil Queen.
"Bagaimana anda mendapatkan para talent yang luar biasa hebat tuan Bakteriano?",
Puji Phil sembari bertanya.
"Aku mendapatkan mereka dari wilayah yang jauh-jauh",
"Aku menyuruh anak buahku untuk mengambil mereka dari rumah ke rumah",
"Tuan Bakteriano... ",
"Bagaimana anda bisa untung dengan menjual mereka seharga 100 joli?",
"Bagaimana kesepakatan anda dengan para talent?",
"Tidak ada kesepakatan",
"Mereka akan mendapatkan cambuk bila tidak menuruti apa yang aku suruh",
"Mereka adalah budak-budak ku",
Sesudah mendapatkan apa yang Phil mau.
Phil pulang meninggalkan Devil Queen dan tuan Bakteriano.
Saat makan malam tadi. Hanya Phil yang menjaga kesadaran nya supaya tidak sakit kepala.
Pada malam pertama mengunjungi rumah bordil Devil Queen.
Phil melihat seseorang yang membuat nya sangat terkejut.
Phil berharap bisa bertemu dengan nya ketika jamuan makan malam tadi.
Tapi seseorang itu memang sengaja tidak diundang karena bukan di bidang usaha yang sama.
Seseorang yang Phil maksud adalah tuan Leonard.
Yang ternyata adalah kawan baik tuan Bakteriano sesama pengusaha kelas kakap.
Tuan Leonard tinggal di sebuah kota kecil yang dekat dengan Rednose.
Tapi ini sudah terlalu malam bagi Phil untuk pergi ke sana.
Phil bergegas pergi ke stasiun kereta api Rednose sebelum bunyi "Tut... Tut..." meninggalkan nya.
Tinggal beberapa langkah lagi.
Stasiun kereta api Rednose sudah terlihat.
Masih ada waktu beberapa menit menurut jam tangan Phil sebelum pemberangkatan kereta api yang terakhir.
Phil berhenti untuk membeli kopi panas yang dijual di depan stasiun.
"Kopi hitam satu",
"Dengan gula tuan?",
"Gula dan krim",
"Silahkan tuan",
"Ambil kembaliannya",
"Terimakasih tuan",
Phil meminum kopi panas dengan cara ditiup terlebih dahulu.
Sambil berjalan pelan untuk membeli ticket pulang.
"Satu ticket please...",
"Kemana anda mau pergi tuan?",
"Longblack",
Phil masih dengan membawa kopi nya berjalan menuju ke gerbong kereta.
Tidak akan lucu jika harus ketinggalan kereta api terakhir di malam hari yang dingin.
"Tolong tuan...",
"Tolong tuan... ",
"Beri aku uang sedikit saja untuk makan tuan",
"Sudah dua hari aku tidak makan tuan",
Langkah Phil dihentikan oleh seorang pengemis wanita yang mengiba dan meminta padanya.
Pengemis perempuan dengan pakaian yang menutupi wajahnya itu datang tiba-tiba.
"Ini... ",
"Terimalah... ",
"Apakah kamu minum kopi dengan krim?",
"Ini terimalah... ",
Phil tidak hanya memberikan uang kepada pengemis wanita yang tampak malu-malu.
Phil juga memberikan kopi hangat yang baru separuh diteguknya.
"Terimakasih tuan... ",
"Terimakasih tuan... ",
"Semoga tuan selalu berada dalam keadaan baik",
"Terimakasih tuan... ",
Phil masuk ke dalam gerbong kereta.
Sudah lama ia tidak perlu khawatir jika seorang petugas karcis datang. Apalagi sampai harus keluar lewat jendela.
Karena Phil sekarang selalu membeli ticket sebelum berangkat.
Doa dari pengemis itu masih terngiang di kepala Phil.
Bahkan ketika bunyi mesin kereta api yang mau berangkat semakin kencang.
Rasa-rasanya Phil begitu familiar dengan doa itu.
Sesaat kemudian setelah kereta api mulai berjalan dengan perlahan.
Phil baru sadar.
Bukan kalimat doa dari pengemis wanita itu yang tidak asing di telinga Phil. Tapi pemilik suaranya.
Phil segera turun dari kereta api dengan melompat dan sedikit berguling.
"Dasar gila",
Kata para penumpang di dalam gerbong kereta.
Phil berlari kesana kemari.
Bertanya kesana kesini.
"Dimana aku bisa menemukan seorang pengemis wanita yang meminta-minta di stasiun kereta api?",
"Pengemis itu suka tidur di dekat bak sampah",
"Terimakasih tuan",
Phil menemukan bak sampah yang dimaksud.
Pengemis wanita itu sedang duduk beralas kardus.
Sedang makan makanan yang baru saja ia beli.
Terlihat dari asap putih yang masih berterbangan.
Sangatlah enak untuk dimakan di waktu yang dingin seperti malam ini.
"Pasti itu rasanya nikmat sekali",
"Apa yang kamu makan?",
"Bolehkah aku minta sedikit?",
Pengemis wanita itu membelakangi Phil demi melindungi makanannya.
Pengemis wanita itu melanjutkan makan dan tidak mempedulikan kehadiran Phil.
Phil sampai menangis melihatnya.
Kemalangan seperti apa yang sudah menimpa perempuan itu?
Bagaimana mungkin Phil melupakan nya?
Apa yang telah terjadi dengan Sunflower?
Phil sangat yakin perempuan yang meminta-minta itu adalah teman baiknya.
Naomi.