NovelToon NovelToon
DI BAWAH LANGIT YANG SAMA

DI BAWAH LANGIT YANG SAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai / Epik Petualangan
Popularitas:297
Nilai: 5
Nama Author: Wisnu ichwan

"Di Bawah Langit yang Sama" adalah kisah tentang dua jiwa yang berbagi ruang dan waktu, namun terpisah oleh keberanian untuk berbicara. Novel ini merangkai benang-benang takdir antara Elara yang skeptis namun romantis, dengan pengagum rahasianya yang misterius dan puitis. Saat Elara mulai mencari tahu identitas "Seseorang" melalui petunjuk-petunjuk tersembunyi, ia tak hanya menemukan rahasia yang menggetarkan hati, tetapi juga menemukan kembali gairah dan tujuan hidupnya yang sempat hilang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu ichwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kawat Pemicu

​Annelise tidak berteriak; dia hanya mengucapkan perintah. Suaranya adalah pisau bedah dingin yang memotong kepanikan yang melonjak di dalam ruangan.

​"Cipher, aktifkan kunci redundansi Pintu Aether-4. Alihkan semua daya ke sistem penahanan gerbang. Beli kita waktu satu menit lagi. Nyx, siapkan suar penahan kejut. Tutup celah dengan apa pun yang bisa kamu temukan."

​Cipher, meskipun tangannya gemetar, langsung kembali menjadi teknisi yang fokus. Dia merangkak kembali ke konsol, jari-jarinya menari di atas antarmuka Dharma yang asing, mencari sub-rutin yang tepat.

​"Tidak ada kunci redundansi, Komandan," lapornya, suaranya tercekat. "Sistemnya terlalu kuno. Satu-satunya kunci adalah kunci fisik yang ditarik Nyx. Semua sistem daya yang dialihkan akan langsung meledakkan kabel yang sudah terkorosi."

​THHHSSSSSS.

​Suara asam yang memakan logam itu sekarang lebih seperti desisan ular raksasa. Asap tebal, kuning kehijauan, mulai keluar dari celah segel di bagian bawah pintu, berbau ozon yang terbakar dan logam yang terurai.

​"Kalau begitu, alihkan daya!" raung Annelise. Dia tidak akan membiarkan musuh melihat keengganan. "Athena! Bagaimana dengan Icarus? Status Pintu Kanan!"

​"Pintu di sebelah kanan," kata Athena, suaranya tetap tenang dan terukur, "terkunci oleh empat palang magnetis berperingkat penahanan Kelas Sigma. Prosedur penonaktifan manual membutuhkan waktu 65 detik. Membutuhkan izin Komandan Alpha."

​"Aku memberikannya!" Annelise membentak, matanya yang tajam tidak pernah lepas dari pintu yang meleleh.

​"Izin ditolak, Komandan. Autentikasi biometrik non-lokal tidak memenuhi peringkat keamanan proyek Icarus."

​"Jaringan ini milikmu sekarang, Athena! Hentikan omong kosong protokol!"

​"Saya telah berintegrasi, Komandan, tetapi saya tidak dapat menulis ulang protokol inti yang telah dilindungi selama milenium. Pintu ini membutuhkan kunci fisik yang ada di dalam fasilitas ini, atau satu-satunya kode bypass yang hanya diketahui oleh Komandan Alpha, Alaris."

​Annelise menahan desahan yang bisa merenggut sisa kendalinya. Alaris. Komandan Alpha, yang telah hilang selama sembilan tahun.

​"Beli aku waktu," katanya kepada dirinya sendiri, lalu beralih ke timnya. "Rencana berubah. Nyx, Cipher, bersiaplah untuk membuka dua pintu itu secara bersamaan. Cipher, kau punya 55 detik setelah aku memberi aba-aba. Athena, kirim diagram tata letak Aether-4 ke tampilan Nyx. Tunjukkan di mana kunci fisik itu berada."

​Di holo-peta tengah, sebuah titik kecil berkedip merah di sisi lain ruangan, di bawah panel konsol yang baru saja Cipher pelajari. Itu adalah peti darurat yang disembunyikan.

​"Nyx!"

​"Sudah lihat, Komandan. Jauh di belakang area observasi. Beri aku satu menit untuk memotongnya."

​"Waktu kita bukan satu menit. Waktu kita tiga puluh detik sebelum makhluk-makhluk itu menerobos. Lupakan peti itu. Kita harus menggunakan yang kita miliki."

​Annelise berbalik, matanya menyapu ruangan. Panel, konsol, beton yang dipoles. Lalu pandangannya tertuju pada jendela setebal meteran yang menghadap ke kegelapan: kaca kuarsa setebal berlian yang menahan jurang. Itu adalah titik terkuat di ruangan itu.

​"Cipher, apakah panel konsol pusat itu terhubung ke sub-reaktor Aether-4?"

​"Ya, Komandan," jawab Cipher, masih bekerja di pintu yang meleleh. "Setiap konsol di sini adalah terminal daya. Mengapa?"

​"Pintu kiri mengarah ke reaktor. Pintu kanan ke Icarus. Kita akan menyalakan reaktor itu... dan menggunakannya untuk menghancurkan segel pintu kanan."

​"Komandan, ledakan energi yang tidak terkontrol di sini akan..." Cipher tidak perlu menyelesaikan kalimatnya. Itu akan membunuh mereka.

​"Athena, jelaskan kembali prosedur penonaktifan Icarus. Bagaimana cara membuka segel Kelas Sigma tanpa kode?"

​"Prosedur darurat, Komandan, adalah degradasi termal terprogram. Memaparkan sistem kunci pada lonjakan energi yang terkalibrasi akan melepaskan segel tanpa menyebabkan kegagalan katastrofik."

​"Dan jika kita tidak mengkalibrasinya?"

​"Kegagalan katastrofik," kata Athena. "Dinding di sekitar Pintu Icarus akan meleleh, tetapi gelombang kejut dan panas akan membunuh Anda semua. Itu tidak dapat dihindari."

​"Berapa banyak daya yang dibutuhkan untuk degradasi terprogram?"

​"Puncak lonjakan 1,2 Gigawatt, disebarkan di seluruh kabel pemicu dalam rentang 0,05 detik. Lonjakan sekecil apapun akan membakar sistem."

​Annelise menoleh ke Cipher, yang baru saja berhasil menutup satu celah kecil di pintu masuk mereka dengan sepotong baja yang robek, yang segera mulai mendesis.

​"Cipher," kata Annelise, suaranya sangat tenang. "Kau dengar Athena. 1,2 Gigawatt dalam 50 milidetik. Kau harus menjadi sirkuit yang mengatur waktu. Itu satu-satunya cara kita bisa melewati pintu itu tanpa berubah menjadi debu."

​Wajah Cipher benar-benar putih. "Aku... aku tidak bisa memprogramnya. Tidak ada waktu untuk membangun sistem pemicu. Panel-panel ini kuno. Itu adalah tombol on/off. Bukan pemicu sensitif."

​"Kau salah," kata Annelise. Dia menunjuk ke belakang Cipher. "Ambil konsol tengah. Itu adalah panel kendali utama. Nyx, siapkan untuk membuka Pintu Reaktor saat aku memberi perintah. Cipher, kau pegang kabel pemicunya."

​Annelise berjalan ke jendela kuarsa, karbinnya terangkat.

​DDUUK. DDUUK. DDUUK.

​Suara benturan itu tidak lagi datang dari pintu. Itu datang dari jendela. Makhluk-makhluk cair itu telah masuk ke ruang antara dinding luar dan kaca kuarsa, mencoba menemukan jalan lain. Jendela yang tidak bisa dipecahkan itu mungkin setebal satu meter, tetapi serangan asamnya kini menyebar ke area yang luas.

​Sisa Waktu Pintu Aether-4: 3 menit, 51 detik.

Sisa Waktu Resonansi Entitas: 11 menit, 19 detik.

​🗡️ Keseimbangan Sempurna

​"Athena! Alihkan semua sistem ventilasi dan sirkulasi udara ke Pintu Reaktor. Begitu Nyx membukanya, kita perlu tekanan balik untuk menahan gelombang panas."

​"Dilaksanakan, Komandan. Itu akan berhasil selama 10 detik sebelum sistem ventilasi gagal karena kelebihan beban."

​Annelise memposisikan dirinya di depan jendela, membelakangi timnya. Matanya mengamati retakan kecil di panel kaca.

​"Cipher, Nyx! Perhatian!"

​"Siap, Komandan!" jawab Nyx, tangannya sudah memegang tuas mekanis di samping Pintu Reaktor (Pintu Kiri).

​"Cipher, siapkan pemicunya!"

​Cipher, yang tubuhnya bergetar, mencabut panel pelindung di konsol tengah, memperlihatkan untaian kabel data berdiameter ibu jari. Dia memegang pisau multifungsinya, siap untuk memotong kabel pada saat yang tepat. Dia harus memotong dan menyambungkan kembali hanya satu kabel yang tepat dalam 50 milidetik. Itu adalah operasi sepersekian detik, lebih sulit daripada tembakan jitu yang dia lakukan dalam panasnya pertempuran.

​"Jika aku memotongnya terlalu lambat, kita membakar segelnya dan mati. Jika aku terlalu cepat, kita memicu ledakan reaktor dan mati."

​"Kau harus percaya pada dirimu sendiri, Cipher," kata Annelise, suaranya kini membujuk. "Kau adalah spesialis data terbaik. Kecepatan reaksi tangan-matamu lebih unggul daripada semua orang di sini. Kau tidak akan memotong kabel. Kau akan menyalurkan denyutan. Kau hanya perlu menjadi jeda yang sempurna."

​Annelise mengambil napas dalam-dalam. "Nyx. Buka Pintu Reaktor! Sekarang!"

​KLANK! KRRR-SHHHHHH!

​Nyx menarik tuasnya. Pintu baja Pintu Reaktor bergeser terbuka, dan udara yang sangat panas dari inti fasilitas yang rusak menghantam ruangan. Ruangan itu langsung dipenuhi dengan bau minyak panas dan ozon, tetapi dorongan tekanan balik dari ventilasi yang dialihkan berhasil menahan gelombang panas agar tidak membanjiri ruangan.

​"Daya mengalir!" teriak Cipher. Layar konsol yang terbuka itu menyala dengan cahaya merah, memperlihatkan kabel-kabel yang tegang oleh energi.

​Di saat yang sama, cairan asam di jendela kuarsa menampakkan dirinya. Retakan-retakan kecil mulai menyebar di seluruh permukaan.

​"Lakukan sekarang, Cipher!" teriak Nyx.

​Annelise mengangkat karbinnya ke bahu. Dia membidik jendela kuarsa yang kini berderak di depannya. Ini adalah momen yang tidak mungkin, manuver mengalihkan perhatian yang tidak masuk akal.

​"Athena, kapan daya akan mencapai puncaknya di kabel?"

​"Lonjakan penuh dalam 3 detik! 3... 2..."

​Annelise menembak.

​Dia tidak menembak makhluk cair itu, juga tidak menembak baja Pintu Aether-4. Dia menembak jendela kuarsa yang kini sangat retak.

​DOR! DOR! DOR!

​Peluru penetrator zirah baja-kerasnya menghantam titik-titik retak, tidak merusaknya, tetapi mengirimkan gelombang kejut akustik dan getaran yang tajam melalui panel transparan.

​"Satu!" teriak Athena.

​KA-RRAK!

​Retakan di jendela melebar, tidak pecah, tetapi mengganggu stabilitas struktur.

​"Cipher! Sekarang!"

​Dengan presisi seorang ahli bedah, Cipher memotong kabel pemicu itu dengan pisau, membiarkan energi mengalir, dan dalam kilatan sepersekian detik, dia menyambungkannya kembali ke simpul grounding.

​KLIK-KLAK!

​Suara itu datang dari Pintu Icarus (Pintu Kanan). Bukan ledakan, bukan desisan, hanya serangkaian bunyi klik-klak yang sempurna dari empat palang magnetis Kelas Sigma yang berhasil dilepaskan.

​"Pintu terbuka," kata Athena, suara leganya nyaris terdengar. "Pintu Icarus nonaktif."

​Sisa Waktu Pintu Aether-4: 2 menit, 15 detik.

​THHHHHSSSSS... KRAK!

​Pintu Aether-4 akhirnya menyerah. Makhluk-makhluk cair itu, seperti air terjun hitam kental, menyembur masuk ke dalam ruangan.

​"Nyx, Cipher, masuk!" raung Annelise.

​Nyx menembakkan tembakan penahan kejut ke tumpahan cairan yang masuk, yang menghentikan momentum makhluk-makhluk itu sesaat, sementara Cipher menembus asap tebal untuk mencapai Pintu Icarus yang kini terbuka.

​Annelise menembakkan ledakan penuh senapannya ke massa cairan yang mengalir, karbinnya memuntahkan api sebelum dia membuangnya. Dia berlari ke belakang, menyambar tas ransel Cipher yang tergeletak di lantai, dan melompat ke ambang Pintu Icarus.

​"Kita sudah masuk!" teriak Annelise. "Nyx, tutup pintu di belakang kita!"

​Nyx, yang adalah orang terakhir yang masuk, tidak menarik tuas. Dia menyambar granat pelindung, menarik pinnya, dan melemparkannya ke Pintu Reaktor yang masih terbuka. Granat itu meledak, melemparkan palang-palang baja yang bengkok dan menutup celah Pintu Reaktor secara paksa, menyebabkan tekanan di ruangan itu runtuh dan menjebak sebagian besar makhluk cair itu di dalam.

​Nyx kemudian menarik tuas mekanis di Pintu Icarus.

​KLANK!

​Pintu itu tertutup, dan palang-palang segel Kelas Sigma yang baru saja dilepaskan kini mengunci mereka masuk.

​Mereka berada di kegelapan yang sunyi.

​Cipher tersengal-sengal, Nyx terengah-engah. Annelise mengambil napas dalam-dalam.

​"Athena," bisiknya. "Status Icarus."

​"Selamat datang, Komandan," kata AI itu. "Anda telah mengamankan Proyek Icarus. Jaringan ini murni. Tapi..."

​"Tapi apa, Athena?"

​"Inti Icarus adalah... Kapal Pelarian, Komandan. Ini bukan lagi stasiun."

​Di kegelapan di depan, lampu darurat tunggal berkedip-kedip, menampakkan siluet baja berdebu yang sangat besar—lebih besar dari pesawat ulang-alik mana pun yang pernah mereka lihat. Itu adalah rakit penyelamat yang melengkung dan mengesankan, menghadap ke lubang transfer yang mengarah ke luar planet.

​"Peristiwa Resonansi akan terjadi dalam 8 menit, 45 detik," kata Athena, suaranya kini terdengar serius. "Kapal ini... membutuhkan masukan biologis untuk pemicunya."

​Annelise mengangguk pelan. Tidak ada waktu untuk keraguan.

​"Lanjutkan," perintah Annelise. "Beri aku Proyek Icarus."

1
Johana Guarneros
Aku suka banget sama cerita ini, jangan berhenti menulis author!
marmota_FEBB
Mantap nih!
Wisnu ichwan: tengkyuuu 🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!