NovelToon NovelToon
BANGKITNYA GADIS YANG TERTINDAS

BANGKITNYA GADIS YANG TERTINDAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Mengubah Takdir
Popularitas:98
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Gadis, sejak kecil hidup dalam bayang-bayang kesengsaraan di rumah keluarga angkatnya yang kaya. Dia dianggap sebagai anak pembawa sial dan diperlakukan tak lebih dari seorang pembantu. Puncaknya, ia dijebak dan difitnah atas pencurian uang yang tidak pernah ia lakukan oleh Elena dan ibu angkatnya, Nyonya Isabella. Gadis tak hanya kehilangan nama baiknya, tetapi juga dicampakkan ke penjara dalam keadaan hancur, menyaksikan masa depannya direnggut paksa.
Bertahun-tahun berlalu, Gadis menghilang dari Jakarta, ditempa oleh kerasnya kehidupan dan didukung oleh sosok misterius yang melihat potensi di dalam dirinya. Ia kembali dengan identitas baru—Alena.. Sosok yang pintar dan sukses.. Alena kembali untuk membalas perbuatan keluarga angkatnya yang pernah menyakitinya. Tapi siapa sangka misinya itu mulai goyah ketika seseorang yang mencintainya ternyata...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FITNAHAN NYONYA ISABELLA

Suatu sore, ketika suami dan kedua anaknya sedang tak ada di rumah, Nyonya Isabella memanggil Gadis. "Gadis, tolong belikan saya rokok di warung dekat rumah," perintahnya dengan nada yang dibuat-buat ramah.

"Baik, Nyonya," jawab Gadis. Tanpa curiga, ia segera bergegas pergi ke warung.

Begitu Gadis keluar dari rumah, Nyonya Isabella menyeringai licik. Ia segera menuju kamar Gadis.

"Haha.. Gadis, gadis.. Kamu begitu polos! Jangan salahkan aku akan berbuat jahat sama kamu! Ini semua karenamu, karena lebih pintar dari kedua anakku!" maki nyonya Isabella dalam hati.

Dengan gerakan cepat, ia membuka lemari pakaian Gadis dan menyelipkan gelang emas bertahtakan berlian miliknya di bawah tumpukan baju.

Jantungnya berdebar kencang karena takut ketahuan, namun ia berhasil keluar dari kamar Gadis tanpa seorang pun melihatnya.

Tak lama kemudian, Gadis kembali dari warung dengan membawa rokok pesanan Nyonya Isabella.

"Ini, Nyonya," ucap Gadis sambil menyerahkan rokok tersebut.

"Terima kasih, Gadis," jawab Nyonya Isabella singkat.

Namun, alangkah terkejutnya Gadis ketika melihat banyak tetangga berdatangan ke rumahnya.

Ternyata selama Gadis di warung, Nyonya Isabella mengirim pesan ke beberapa tetangga dekatnya untuk datang Dengan alasan, ia akan memberi hadiah bagi siapa saja yang menemukan gelang emas bertahtakan berlian miliknya.

Gadis heran, ada acara apa gerangan sudah banyak orang di ruang tamu.

"Ada apa ini, Nyonya?" tanya Gadis bingung.

Nyonya Isabella memasang wajah sedih dan mulai menangis tersedu-sedu. "Gelang berlian saya hilang! Saya yakin kamu yang mencurinya, Gadis!" tuduhnya dengan nada histeris.

Gadis terkejut bukan main. "Astaga, Nyonya, saya tidak mungkin mencuri! Saya tidak tahu apa-apa tentang gelang itu," bantahnya dengan air mata mulai membasahi pipinya.

Namun, Nyonya Isabella tidak menghiraukannya. Ia terus menuduh Gadis di depan para tetangga yang mulai berkerumun.

"Saya tidak percaya! Kamu satu-satunya orang yang ada di rumah ini selain saya. Pasti kamu yang mencurinya!"

Mendengar keributan tersebut, Pak RT datang menghampiri. "Ada apa ini?" tanyanya dengan nada tegas.

Nyonya Isabella segera mengadu kepada Pak RT. "Pak RT, saya kehilangan gelang berlian saya. Saya curiga Gadis yang mencurinya," adunya sambil terisak.

Pak RT mencoba menenangkan suasana. "Tenang, Nyonya. Kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Gadis, apakah benar kamu mencuri gelang Nyonya Isabella?" tanya Pak RT dengan tatapan menyelidik.

"Tidak, Pak RT! Saya bersumpah, saya tidak mencuri apa pun," jawab Gadis dengan suara bergetar.

Pak RT kemudian mengambil keputusan. "Untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah, kita geledah saja kamar Gadis. Jika memang dia tidak bersalah, maka gelang itu tidak akan ditemukan di kamarnya," ujarnya bijaksana.

Nyonya Isabella menyetujui usul Pak RT dengan senyum kemenangan tersembunyi. Sementara Gadis hanya bisa pasrah dan berdoa dalam hati agar kebenaran segera terungkap.

Maka, dimulailah penggeledahan kamar Gadis. Semua orang yang hadir ikut mencari, namun hasilnya nihil.

Gelang berlian itu seolah menghilang ditelan bumi. Nyonya Isabella semakin menjadi-jadi menuduh Gadis, sementara Gadis semakin terisak karena merasa tidak berdaya.

Namun, tiba-tiba seorang ibu rumah tangga menemukan sesuatu yang mencurigakan di bawah tumpukan baju di lemari Gadis. Ia menarik keluar sebuah gelang emas bertahtakan berlian yang sangat mewah. Semua mata tertuju pada gelang tersebut.

"Ini dia! Ini gelang berlian saya!" seru Nyonya Isabella sambil menunjuk gelang tersebut. "Sudah jelas sekarang siapa pencurinya!"

"Oh ya? Berarti aku dapat hadiahnya dong, Nya?" tanya Bu Joko, tetangga nyonya Isabella, sembari tangannya masih memegang gelang nyonya Isabella.

"Tenang, itu urusan nanti!" jawab Nyonya Isabella sedikit ketus. Di rebutnya gelang dari tangan Bu Joko dengan kasar.

Gadis semakin histeris. Ia tidak percaya gelang itu bisa ditemukan di kamarnya. "Tidak! Ini tidak mungkin! Saya tidak tahu apa-apa tentang gelang ini," teriaknya sambil menangis.

Namun, tidak ada seorang pun yang percaya padanya. Semua orang menatapnya dengan tatapan menghakimi. Mereka menganggap Gadis adalah seorang pencuri yang tidak tahu malu.

Pak RT menggelengkan kepala. "Gadis, saya sangat kecewa padamu. Saya tidak menyangka kamu tega mencuri dari ibumu sendiri," ujarnya dengan nada prihatin.

Gadis merasa dunianya runtuh seketika. Ia tidak tahu bagaimana caranya membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Ia hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya yang malang.

Nyonya Isabella tersenyum puas melihat Gadis menderita. Ia berhasil memfitnah Gadis dan membuat semua orang percaya bahwa Gadis adalah seorang pencuri.

Namun, tanpa disangka-sangka, pembantu Nyonya Isabella bernama Bi Inah, angkat bicara, "Maaf, Nyonya Isabella, tapi saya merasa ada yang aneh dengan kejadian ini," ujarnya dengan nada ragu.

Semua orang menoleh ke arah Bi Inah. "Aneh bagaimana, Bi Inah?" tanya Pak RT penasaran.

"Begini, tadi sebelum penggeledahan dimulai, saya melihat Nyonya Isabella masuk ke kamar Gadis. Saya tidak tahu apa yang dilakukannya di sana, tapi saya merasa ada sesuatu yang disembunyikannya," jelas Bi Inah dengan jujur.

Nyonya Isabella terkejut mendengar pengakuan Bi Inah. Wajahnya pucat pasi dan ia mulai gugup. "Itu tidak benar! Kamu pasti salah lihat," bantahnya dengan nada panik.

Namun, Bi Inah tetap pada pendiriannya. "Saya yakin dengan apa yang saya lihat, Nyonya. Saya tidak mungkin salah," tegasnya.

Mendengar kesaksian Bi Inah, Pak RT mulai curiga. Ia menatap Nyonya Isabella dengan tatapan menyelidik. "Nyonya Isabella, apakah benar apa yang dikatakan Bi Inah?" tanyanya dengan nada serius.

Nyonya Isabella, meski sudah terpojok, tetap berusaha mengelak. "Itu semua bohong! Bi Inah hanya berkomplot dengan Gadis untuk mencuri gelang berlianku! Kalian semua jangan percaya omongannya!" serunya dengan nada tinggi, berusaha meyakinkan para tetangga yang masih termangu.

Namun, tak ada lagi yang menggubrisnya. Para tetangga, yang tadinya iba pada Nyonya Isabella, kini menatapnya dengan jijik dan kecewa. Mereka mulai membubarkan diri, meninggalkan Nyonya Isabella yang berdiri mematung di depan rumahnya dengan wajah merah padam.

Setelah semua tetangga pergi, Nyonya Isabella melampiaskan amarahnya pada Bi Inah. "Dasar pengkhianat! Berani-beraninya kamu memfitnahku di depan orang banyak! Kamu dipecat! Pergi dari sini sekarang juga!" bentaknya dengan kasar.

Bi Inah hanya bisa menunduk sedih. Ia tahu, melawan Nyonya Isabella sama saja mencari masalah. Dengan langkah gontai, ia meninggalkan rumah mewah itu, hatinya hancur karena kehilangan pekerjaan.

Gadis, yang menyaksikan semua kejadian itu, merasa hatinya hancur berkeping-keping. Malu, sedih, dan marah bercampur aduk menjadi satu. Ia tidak menyangka, Nyonya Isabella tega memfitnahnya sedemikian rupa. Kini, ia juga kehilangan satu-satunya tempat berlindung, yaitu Bi Inah.

"Bi Inah, maafkan saya. Gara-gara saya, Bi Inah jadi dipecat," ucap Gadis lirih, air matanya kembali menetes.

"Sudah, Gadis, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Ini semua bukan salahmu. Nyonya Isabella memang sudah keterlaluan," jawab Bi Inah sambil memeluk Gadis erat.

Saat Gadis dan Bi Inah masih berpelukan, tiba-tiba datang Tuan Antonio, suami Nyonya Isabella. Wajahnya tampak merah padam karena marah.

"Gadis! Benar kamu mencuri gelang istriku?" bentak Tuan Antonio dengan suara menggelegar.

Gadis menggelengkan kepala dengan air mata berlinang. "Tidak, Tuan! Saya tidak mencuri apa pun! Nyonya Isabella yang memfitnah saya!" jawabnya dengan suara bergetar.

Namun, Tuan Antonio tidak percaya sedikit pun pada perkataan Gadis. Ia sudah terhasut oleh kata-kata Nyonya Isabella yang penuh dengan kebohongan.

Tanpa merasa kasihan, Tuan Antonio melepaskan ikat pinggang yang sedang dipakainya dan mencambuk punggung Gadis dengan keras.

"Aaaaww!" Gadis menjerit kesakitan. Cambukan ikat pinggang itu terasa sangat perih dan panas di kulitnya. Ia menangis dan memohon ampun, namun Tuan Antonio dan Nyonya Isabella tidak menggubrisnya. Mereka terus mencambuk Gadis tanpa ampun.

"Ampun, Tuan! Ampun, Nyonya! Saya tidak bersalah! Saya tidak mencuri apa pun!" Gadis terus merintih dan memohon, namun sia-sia. Kedua suami istri itu sudah dibutakan oleh amarah dan kebencian.

Bi Inah, yang menyaksikan penyiksaan itu, tidak bisa tinggal diam. Ia berusaha menghentikan Tuan Antonio, namun ia kalah tenaga. Tuan Antonio mendorongnya hingga terjatuh ke lantai.

"Jangan sakiti Gadis! Dia tidak bersalah! Kalian berdua sudah gila!" teriak Bi Inah dengan geram.

Namun, Tuan Antonio dan Nyonya Isabella tidak menghiraukannya. Mereka terus menyiksa Gadis hingga tubuhnya lemas dan tidak berdaya.

Setelah puas menyiksa Gadis, Tuan Antonio dan Nyonya Isabella meninggalkannya tergeletak di lantai dengan tubuh penuh luka dan memar. Bi Inah segera menghampiri Gadis dan memeluknya erat.

"Gadis, kamu yang sabar ya. Saya akan bantu kamu keluar dari sini," bisik Bi Inah dengan nada prihatin.

Gadis hanya bisa menangis dalam pelukan Bi Inah. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya selanjutnya. Ia hanya berharap, ada keajaiban yang bisa menyelamatkannya dari penderitaan ini.

1
Tie's_74
Haloo.. Minta dukungan untuk ceritaku yang ke 2 ya .. Makasih 😁🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!