Aku Bukan Simpanan, Tapi Istri Yang Disembunyikan

Hari ini, hari yang melelahkan. Setelah tidak tidur nyenyak semalaman, pekerjaan kantor pun begitu banyak. Membuat kepala Dania rasanya mau pecah, kalau tidak segera istirahat.

Dan benar saja, ketika dia baru selesai mengetik banyak sekali berkas penting hasil meeting kemarin. Tiba-tiba kepala Dania pusing, dan...

Bruukkk

Dania jatuh pingsan.

Kertas yang dipegang Dania berhamburan, tepat saat Agastya membuka pintu.

"DANIA!" Teriaknya panik, kemudian membawa tubuh Dania ke dalam gendongannya. Dan masuk kembali ke ruangannya.

"HENDRY, CEPAT PANGGIL DOKTER!" Suara Agastya menggelegar terdengar ke seluruh ruangan di lantai yang sama.

Hendry yang baru saja duduk, terpaksa bangun mendengar teriakan Agastya.

"Tekanan darahnya sangat rendah, Tuan. Sepertinya Nona Dania kurang Istirahat. Jadi, untuk sementara biarkan dulu dia tidur beberapa jam lagi." Ucap Dokter yang Hendry panggil.

Bagaikan dihantam godam yang berat, rasa bersalah Agastya membuatnya luruh. Rasanya ingin menghajar dirinya sendiri yang sudah begitu egois, hingga Istrinya terkapar akibat melayaninya semalaman.

"Maaf..." Ucap Agastya penuh penyesalan sambil menatap wajah pucat Dania.

"Hendry, batalkan semua meeting hari ini dan bilang pada resepsionis supaya tidak menerima tamu untukku. Aku ingin menemani Istriku tidur, kamu keluar dulu karena pintunya mau aku kunci." Ucap Agastya.

"Baik, kalau begitu saya permisi." Ucap Hendry menatap iba Dania.

Agastya menyembunyikan Dania yang tertidur di kamar khusus ruangan tersebut. Karena dengan begitu, dia pun bisa ikut tidur sambil memeluknya. Dalam keheningan, Agastya kembali teringat saat menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Sherly waktu itu.

Pernikahan karena perjodohan tanpa cinta, lalu harus dipaksa malam pertama karena obat yang diberikan padanya.

Tapi Agastya tidak menyangka, penyatuan pertama kalinya langsung menghasilkan benih yang tumbuh di rahim Sherly. Agastya merasa sesuatu yang janggal, karena tidak ada noda darah. Dirinya tidak ingat pasti saat melakukannya, hanya rasanya terlalu mudah. Seperti tidak ada yang menghalangi. Dan setelah malam itu, Agastya tidak pernah lagi menyentuh Sherly.

Sherly marah, tapi Agastya diam. Dia sudah katakan tak cinta, pernikahan hanya sekedar hubungan bisnis. Tapi sepertinya Sherly kecintaan sendiri, lantas siapa yang salah sekarang? Dan setelah 5 tahun berlalu, malam kedua kembali lagi terjadi. Kali ini bukan karena obat pemberian Mamanya, melainkan jebakan dari saingan bisnisnya di sebuah pesta.

Agastya yang setengah sadar, meminta segera diantar pulang oleh Hendry. Dan dengan terpaksa dia melampiaskannya bersama Sherly hingga pagi hari.

Sherly bahagia, dia pikir Agastya sudah mulai luluh dan mencintainya. Tapi ternyata setelah dia hamil anak kedua, baru ketahuan jika Agastya melakukannya karena butuh pelampiasan. Awal mula Sherly melakukan perselingkuhan.

Agastya hanya tahu jika Sherly melakukannya saat kehamilannya sudah tua. Padahal sejak rasa kecewa itu hadir, Sherly sudah sering melakukannya. Tapi Sherly beruntung karena pasangan selingkuhannya hanya seorang pria tua, yang sudah lama ditinggal Istrinya. Pimpinan Rumah Sakit yang mengetahui kebenaran kisah rumah tangga Sherly. Ingin mengajaknya menikah tapi ditolak.

Sherly hanya ingin membalas rasa sakit hatinya karena perlakuan Agastya. Karenanya dia hanya ingin dijadikan wanita simpanan dengan imbalan jabatan. Hingga sepandai-pandainya menyimpan bangkai, pasti akhirnya baunya tercium juga. Sherly menjalin hubungan terlarang itu tanpa ketahuan selama 9 bulan. Malam sial terjadi saat dengan mata kepalanya sendiri Agastya memergokinya.

Jadi bisa dikatakan sejak awal rumah tangga Agastya dan Sherly dibangun di atas pondasi keterpaksaan. Agastya yang tidak belajar mencintai, dan Sherly yang sudah menyerah justru berbuat hal yang menghancurkannya.

Kini, Agastya sudah menemukan cintanya. Perempuan pertama yang membuat jantungnya berdebar hebat bahkan saat wanita itu hanya menatapnya tanpa suara.

Jatuh cinta pada pandangan pertama, dan itu terjadi ketika statusnya seorang duda dengan dua anak. Sungguh lucu kalau Agastya pikirkan, bahkan saat ini wajah damai tapi lelah itu tak lepas dari pandangannya yang diselimuti penyesalan. Menyesal karena sudah terlalu egois.

"Maaf, karena telah membuatmu kelelahan seperti ini." Ucap Agastya lirih.

Setelah jam pulang kerja, Agastya membangunkan Dania yang masih terlelap.

"Sayang... Honey... Ayo kita pulang. Sudah jam enam." Ucap Agastya.

"Euuuhhh... Ya Allah, aku ada di mana Hubby?" Tanya Dania.

"Kamu ada di ruangku, Honey. Kamu tadi pingsan di lantai. Maaf, karena aku membuatmu kelelahan. Ayo kita pulang." Ucap Agastya.

"Kamu mau menginap lagi? Bagaimana dengan Agra?" Tanya Dania khawatir.

"Agra ada di rumah Omanya, tadi Maureen sudah memberitahu aku. Pokoknya jangan pikirkan apa-apa, kesehatanmu lebih penting saat ini. Dan besok aku beri cuti 3 hari, pergunakan untuk Istirahat." Ucap Agastya, membuat Dania pasrah.

"Iya, terserah Hubby." Lirih Dania.

Perjalanan dari kantor menuju rumah terasa hening, karena Dania kembali memejamkan mata karena masih pusing.

"Hubby... aku lapar, bolehkah kalau kita mampir ke Restoran dulu." Ucap Dania tanpa membuka mata.

"Mau makan apa?" Tanya Agastya.

"Sudah malam juga, tapi aku sangat lapar. Kalau makan berat nanti gendut bagaimana?" Ucap Dania.

"Kenapa kalau kamu jadi gendut? Aku mencintaimu bukan karena fisikmu. Meskipun awal pertemuan aku mengagumimu yang terlihat lembut tapi kuat. Makanlah yang banyak supaya sehat, aku akan semakin merasa bersalah jika kamu jatuh sakit lagi. Maafkan aku Honey." Ucap Agastya.

"Hubby... Kamu tidak bersalah, wajar kalau kamu candu dengan tubuhku."

"Aku justru bahagia bisa memuaskanmu, supaya kamu tidak berpaling karena merasa tidak puas dengan pelayananku. Aku tidak ingin kehilangan suami untuk kedua kalinya dengan alasan yang sebenarnya masih bisa diatasi. Ayo jangan bahas itu lagi, sekarang kita cari Restoran Jepang. Aku mau makan sushi saja." Ucap Dania membuat Agastya sedih.

"Karena ketakutanmu akan kehilangan suami, kamu melakukan semua untuk mempertahankanku. Mana mungkin aku akan berpaling, kamu adalah cinta pertama dan terakhirku Dania Eleanor." Ucap Agastya dalam hati dengan janji setianya.

Tiba di Restoran Jepang favoritnya, Dania langsung memesan aneka sushi. Sedangkan Agastya hanya duduk menemani, sibuk melihat wanita yang dicintainya.

Tiba-tiba ada seseorang datang, lalu menyapa mereka dengan curiga.

"Kak Agastya kamu dengan siapa?" Tanya Maureen menatap lekat Dania.

"Apa dia Daisy, kalian pacaran? Astaga... Aku tidak menyangka jika akhirnya Kakakku menemukan cinta sejatinya." Ucap Maureen lebay membuat Dania melotot karena takut rahasianya terbongkar.

"Maureen... Jangan bongkar identitas baruku."

"Oh... Maaf... Maaf... Aku terlalu bahagia setelah 3 bulan tidak bertemu, akhirnya sekarang bisa melihatmu. Jadi operasinya berhasil, kamu terlihat semakin cantik tapi kenapa masih sangat mudah aku kenali ya?"

"Karena memang Kakak tidak merubahnya, hanya membuat semakin bersinar saja. Dan ya... kami memiliki hubungan, apa kamu keberatan?" Tanya Agastya.