NovelToon NovelToon
Romansa Pada Jam Istirahat Bursa

Romansa Pada Jam Istirahat Bursa

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Cintamanis / Office Romance / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: LyaAnila

"Tidak ada pengajaran yang bisa didapatkan dari ceritamu ini, Selena. Perbaiki semua atau akhiri kontrak kerjamu dengan perusahaan ku."

Kalimat tersebut membuat Selena merasa tidak berguna menjadi manusia. Semua jerih payahnya terasa sia-sia dan membuatnya hampir menyerah.

Di tengah rasa hampir menyerahnya itu, Selena bertemu dengan Bhima. Seorang trader muda yang sedang rugi karena pasar saham mendadak anjlok.

Apakah yang akan terjadi di dengan mereka? Bibit cinta mulai tumbuh atau justru kebencian yang semakin menjalar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LyaAnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 03: Kebingungan Bhima

Bhima Artha Pradana hampir saja melempar ponsel dan kucing yang sedang dipangkunya. Untung saja hal tersebut tidak terjadi. Kucing di pangkuannya pun tak kalah terkejutnya dengan kelakuan Bhima yang hendak menghempaskannya. Kembali ia mengatur ritme nafas dan jantungnya supaya bisa berdetak lebih santai.

Aroma nasi goreng khas café dan suara gemerincing gelang kucing menghiasi suasana café itu. Biasanya, suara gemerincing gelang kucing bisa membantu meredam emosinya, namun sepertinya kali ini masalahnya terlalu berat sehingga semuanya sia-sia.

Ia dengan kasar meraih ponsel nya dan kembali mengetuk dua kali untuk melihat notifikasi pasar saham. Tak seperti yang diharapkan, angka merah terus menghiasi layar ponselnya seolah mengingatkannya akan keputusan terburuk dalam hidupnya. Ditambah lagi kejadian laptop Selena yang tak sengaja terkena tumpahan cokelat dan mati total.

Kucing oranye gemuk yang sedari tadi anteng di pojokan pun menghampirinya dan melompat ke pangkuannya. Refleks pun Bhima mengusap kepala kucing gemuk itu dengan harapan energi negatifnya disedot kucing gemuk oranye itu.

“Heh, kenapa aku diam aja tadi. Harusnya aku kejar dong cewek itu. Kek nya kasihan banget dia,” gumamnya.

...****************...

Disisi lain, Selena masih berdiri tegak di halte bus seberang café. Ia memeluk tas nya sambil menatap kosong ke arah jalan yang lumayan ramai.

“Kenapa ya, suasana nya ramai seperti ini aku merasa kesepian. Apa karena laptop ku ini mati total ya,” gerutunya.

Sudah hampir setengah jam Selena menunggu bus, tak ada satu pun bus yang lewat. Biasanya, bus nomor 04 sudah lewat dari tadi. Tapi entah kenapa hari itu rasanya alam pun merestui bahwa hari itu adalah hari sialnya Selena.

“Bagus sekali Kawan, bahkan alam pun merestui bahwa hari ini adalah hari sial kesekian kalinya bagi aku,” gumamnya.

...****************...

Suara pintu kaca dari PawPaw Café membuatnya refleks menoleh. Laki-laki berbadan tegap dan kekar yang membuat laptopnya mati total keluar dari PawPaw Café. Laki-laki itu keluar dengan penampilan yang agak lusuh. Mungkin habis bermain dengan kucing-kucing yang ada di PawPaw Café. Wajahnya seolah terkena pukulan finansial dari notifikasi saham.

Bhima yang sudah sadar sedang diperhatikan dari jauh pun segera menghampiri Selena yang sedari tadi menunggu bus yang tak kunjung datang. Selena pun membuang pandangan entah kemana. Ia menghindari percakapan dengan Bhima.

“Astaga, kenapa dia malah melangkah semakin dekat kesini, bukannya dia tadi membawa kendaraan?” gumam nya hampir tak terdengar.

“Hei Nona. Sudah dari tadi, bus yang kau tunggu belum lewat? Gimana kalau naik bus yang bukan arah pulang. Tapi memang harus mutar-mutar dulu,” usulnya.

“Nggak. Aku mau nunggu bus yang langsung ke rumahku. Silakan pergi,” respon Selena datar.

Bhima menggeser posisinya, namun tetap menjaga jarak supaya tidak terlalu dekat dengan Selena. Takutnya, gadis itu akan mengamuknya lagi. Selena menghela napas kasar, bukan karena kesal pada laki-laki yang ada disampingnya secara pribadi. Tapi, karena kesialan memang berpihak dengan keduanya.

“Bhima Arta Pradana. Siapa namamu?” Bhima mengulurkan tangan nya berusaha mengenal Selena.

“Selena,” jawab nya datar. Tanpa menyambut uluran tangan Bhima.

Bhima menatap lesu, dikarenakan uluran tangannya tidak disambut hangat oleh Selena. “Aku….” Bhima berusaha membuka obrolan dengan Selena dan kemudian segera menutup obrolan lagi. “Soal laptop mu. Maaf kalau tadi aku terlalu kasar. Bukan bermaksud melukai hatimu, tapi aku juga lagi bingung.”

“Ya udah, lupain. Nggak usah kamu nyuruh buat aku perbaiki. Pasti aku bakal perbaiki. Kalau sudah selesai nanti juga aku akan mengirimkan tagihan dari perbaikannya padamu.”

Akhirnya, bus 04 yang sedari tadi ditunggu Selena pun datang. Ia pun langsung naik dan duduk di kursi belakang meninggalkan Bhima yang masih mematung di halte bus.

...****************...

Setelah melihat kepergian bus yang ditumpangi Selena, Bhima menarik napas kasar. Saingan terbesarnya saat ini bukan sekadar tumpahan cokelat, notifikasi saham ataupun rasa bersalah. Namun, saingannya adalah keheningan.

“Hoi Bhim. Napa lu, bengong aja dari tadi. Siapa gadis itu, mainan baru kah?”

“Gue nggak sesadis itu sama perempuan. Nggak kek lu, sering gonta-ganti cewek,” cibirnya balik.

“Lu nggapain disini, Dionardo Rizky Tama? Ada apa?”

Dion pun langsung melepas helm yang sedari tadi bertengger di kepalanya. “Lu yang ada apa. Katanya mau ketemu di café kucing. Ini kok malah ngilang aja lu.”

“Sorry lah, gue hari ini lagi kacau banget, Dion.”

“Lebay banget jadi lanang. Tiap hari lu kacau mulu, njir. Udah lah, naik. Gue culik lu bentar. Kita ke taman Wildberry. Biar pala lu nggak ngebul duluan.”

“Emangnya masih buka taman Wildberry jam segini?”

“Persetan buka nggak. Lu butuh udara. Kalau emang udah tutup, kita duduk-duduk aja di bangku yang tersedia disana aja.”

Bhima menyerah dan akhirnya menuruti ajakan Dion. Perjalanan menuju taman Wildberry tidak begitu lama. Setibanya disana, Bhima langsung menuju bangku putih dan terpancar sorot lampu taman berwarna kuning menenangkan.

“Lu lagi ada masalah apa, Bhim. Berantem sama cewek?” selidik Dion.

“Aslinya bukan ribut. Tapi, gue lebih nggak sengaja ngerusakin laptop orang.” Jawabnya jujur.

“Gila lu. Lu apain laptop orang?”

“Nggak sengaja, numpahin cokelat waktu gue tadi buru-buru mau mesen makanan di kasir café tadi,” jelasnya.

“Emang ya Bhim. Sesuai nama lu. Lu kalau nggak ngerusak barang kek nya hidup lu nggak nyaman deh,” cibir Dion kembali.

“Kan gue udah bilang nggak sengaja. Beda lho sama sengaja dan nggak sengaja.”

“Lu kejar nggak ceweknya?”

“Nggak.” Jawabnya singkat.

Bhima menjelaskan kenapa Selena marah besar kepadanya. Karena, laptop itu merupakan peninggalan terakhir dari almarhum ayahanda tercinta. Dion hanya menarik napas kasar. Ia heran dengan kebodohan yang dilakukan temannya itu.

Suasana taman Wildberry semakin malam semakin ramai. Tawa riuh anak-anak menghiasi taman tersebut. Mendengar tawa itu, sedikit mengurangi rasa stress Bhima.

“Bro…. gue cuma bisa menyarankan lu harus segera minta maaf sama gadis itu. Apalagi laptop itu sangat berkesan bagi gadis itu. Mau sebanyak apapun lu ganti. Tetap nggak bisa ganti kenangan nya.”

Mendengar petuah dari Dion, keduanya terdiam. Dion hanya memainkan ponselnya dan Bhima hanya menatap lampu taman dengan tatapan kosong.

“Ya udah, pulang aja. Lu butuh istirahat. Besok ketemu di kantor,” ajak Dion. Mereka pun langsung melaju ke rumah Bhima dan setelah selesai mengantarkan Bhima. Dion langsung tancap gas kembali ke rumahnya.

“Aku minta maaf, Selena.” Gerutunya.

...****************...

1
Yayang Guanteng Milik Risa
Wah Selena senang banget karena boleh pulang dari rumah sakit
Yayang Guanteng Milik Risa
Selena kamu sedang di infus karena habis pingsan di kantor
Yayang Guanteng Milik Risa
Selena Bhima emang keterlaluan tiba tiba menuduh kamu yang menyebabkan reputasi Bhima jelek
Yayang Guanteng Milik Risa
Selena kasihan kamu masalah belum selesai malah di tuduh plagiarisme
Risa Cuantik Yayang Tuampan
Selena kamu nanti sakit kalau banyak pikiran mending fokus sembuh dulu
Risa Cuantik Yayang Tuampan
Selena kamu memang ada di rumah sakit makanya tangan kamu ada jarum infusnya
Risa Cuantik Yayang Tuampan
Selena biarkan saja Bhima mengancam ke kamu ngga usah takut kamu ngga bersalah
Risa Cuantik Yayang Tuampan
Selena ayo lakukan klarifikaai supaya ngga di tuduh plagiarisme
Risa Nikah Dong
Pasti kepalanya Selena dan tenggorokan Selena masih sakit waktu suster datang
Risa Nikah Dong
Bhima makanya cari tahu dulu orang yang fitnah kamu jangan langsung menuduh Selena
Risa Nikah Dong
Walau udara segar tapi Selena masih memikirkan ancaman Bhima pasti Selena makin pusing
Risa Nikah Dong
Walau udara segar tapi Selena masih memikirkan ancaman Bhima
Risa Nikah Dong
Selena acuhkan saja berita tentang tuduhan kamu plagiarise
Risa Yayang Selamanya Bahagia
Wah Selena kamu bisa tidur nyenyak di kost karena kamu sudah boleh pulang dari rumah sakit
Risa Yayang Selamanya Bahagia
Selena suster yang menangani kamu dengan telaten dan sabar menjelaskan kronologi kejadian saat kamu di bawa ke rumah sakit
Risa Yayang Selamanya Bahagia
Bhima tetap kamu harus tanggung jawab membayar biaya perbaikan laptop Selena, karena laptop Selena rusak gara gara kamu
Risa Yayang Selamanya Bahagia
Selena cobaan kamu banyak banget di suruh rombak tulisannya, laptop kamu rusak total, terus sekarang malah di tuduh melakukan plagiarisme
Yayang Suami Risa
Tuduhan Bhima pasti membuat Selena syok wajar sampai sekarang Selena masih marah sama Bhima
Yayang Suami Risa
Pasti Selena sudah membaik keadaannya, lain kali jangan banyak pikiran Selena
Yayang Suami Risa
Selena sampai kepikiran ancaman Bhima walau di dalam bus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!