karya pertama ini sedikit tidak layak untuk di baca, takutnya kalian baca malah jadi pening kepala 😅
"kamu itu hanya istri keduaku, jadi jangan banyak bertingkah"
perasaanku hancur seketika mendengar ucapan suami ku sendiri.
mengapa takdir seolah ingin mempermainkan ku.
apa istri pertama nya tau bahwa suaminya telah menikah lagi, bagaimana perasaan nya kalau tau suaminya telah menikah dengan ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Almahyra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan Danu
malam itu aku bersama oma dan Tias sedang menikmati makan malam kami.
terdengar langkah kaki seseorang yang menghampiri meja makan.
"gimana kak istri barunya, lebih oke kan" ucap Tias menggoda kakanya yang terlihat lelah.
aku melihat ke arah mas Danu yang menatap Tias sebentar lalu berjalan ke arah Oma, mencium pipi Oma sebentar.
"Danu istirahat dulu ya Oma" mas Danu berjalan meninggalkan meja makan tanpa menatap ke arah ku.
"kesian" ucapan Tias memancing ku untuk melihat ke arahnya, liat dia sudah menatap ku dengan tatapan mengejek, ingin rasanya aku meremas wajahnya.
aku berusaha Manahan emosi ku agar tidak terpancing oleh ucapan Tias. dengan cepat aku menghabiskan makananku dan menyusul mas Danu ke kamar.
saat memasuki kamar aku mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi. aku mengganti pakaian ku dengan pakaian tidur ku dan duduk di atas kasur.
mas Danu keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggang, membiarkan dada bidang nya terekspos. rasanya aku ingin berlari ke arah nya membenamkan wajahku di dadanya.
"andai saja aku seberani itu" batinku mengingat kemarahan mas Danu yang mendiamkan ku sebelum pergi 3 hari tanpa memberiku kabar atau mencemaskan aku yang di rawat dirumah sakit.
mas Danu berjalan ke arah sofa membuka laptopnya dengan serius tanpa memperdulikan aku yang masih menatapnya.
aku terus memperhatikan mas Danu yang terlihat sedang menggerakan jarinya di atas keyboard. mas Danu berdiri dan berjalan ke arah lemari memakai baju tidurnya, lagi-lagi aku hanya menatap mas Danu saat mata kami bertemu, tapi dengan santainya mas Danu memalingkan wajahnya, dan kemabali ke sofa menatap layar laptopnya dengan serius.
aku merasa mengantuk, menarik selimut ku untuk segera tertidur mendunda keinginan ku untuk bicada dengan mas Danu.
seperti nya aku bangun kesiangan, lihat saja mas Danu tidak ada dikamar. dengan cepat aku mandi dan turun ke bawah untuk ikut sarapan.
di sana sudah ada mas Danu, Oma, dan tias.
aku duduk di samping mas Danu mengambil piring dan dua helai roti.
"gimana mas lebih oke kan istri pilihanku" ucapan Tias tidak mendapat jawaban dari mas Danu namun benar-benar memancing emosi dalam jiwaku.
"ini masih pagi ras, stok sabar mu masih banyak kan"
"lebih oke mana mas soal urusan ranjang?" lagi-lagi Tias berbicara, semakin memancing emosi ku.
"Tia...." belum sempat aku berbicara mas Danu memotong ucapanku dengan suara dinginnya.
"diam" mas Danu masih tetap fokus pada roti yang di pegang nya.
rasanya aku sudah tidak tahan lagi dengan sikap mas Danu. dengan cepat aku berjalan meninggalkan meja makan dan air mataku turun saat mendengar ucapan Tias.
"kau kalah Kaka ipar" dengan tawa mengejeknya.
aku berusaha tidak memperdulikan nya dan berjalan ke kamarku.
Oma menatap tajam ke arah Tias.
"jangan seperti itu Tias, kesian Kaka ipar mu, kamu jahili terus dari kemarin"
"heheh becanda Oma"
"kasihan kalau Kaka mu sampai banyak pikiran, apalagi Laras sedang hamil bersar"
"iya maaf Oma" ucap Tias dengan penuh penjelasan. Danu menepuk pelan pundak Tias.
"jangan bicara seperti itu lagi" ucap Danu Berajalan ke arah dapur.
"buatkan nasi goreng ya Bi, antar ke kamarku"
"baik tuan" bibi menganggukkan kepalanya.
Danu berjalan ke kamarnya melihat Laras yang memunggunginya dengan suara isakan kecil yang terdengar oleh Danu.
"apa benar mas punya istri baru?" tanya Laras masih dengan posisinya yang memunggungi Danu.