Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
"Sudah selesai?" tanya itoku, yang memilih menunggu di luar
"Sudah, sesuai dengan keinginan gue. Mereka semua OUT, gue ga mau ya. Ada manusia-manusia kikir, serakah, berkhianat di sekolah ini. Dan gue yakin, masih ada yang lainnya. Tapi ga tau siapa? Gue ga mau abisin waktu gue buat cari mereka, nanti juga mereka muncul sendiri satu per satu. Buktinya, udah dua kejahatan kan di sekolah ini." Itoku mengangguk, ia setuju dengan apa yang di ucapkan Glenna. Kalau sudah waktunya, kejahatan itu akan muncul dengan sendirinya.
"Bagaimana kondisi Edward?" tanya Glenna
"Keningnya harus di jahit, beruntung langsung di bawa ke ruang kesehatan. Sehingga darahnya, tak banyak terbuang. Jadi, dia tak perlu di bawa ke rumah sakit." jawab Itoku
"Sekarang masih di ruang kesehatan?" tanya Glenna lagi
"Ya, karena Edward diminta untuk istirahat. Setelah dokter di sana, memberikannya obat penghilang rasa sakit padanya." Glenna pun melangkahkan kakinya, menuju ruang kesehatan. Itoku hanya mengikuti Glenna, ia berjalan di samping Glenna.
"Oh iya, aku belum menghubungi anak-anak. Mereka pasti menunggu lama di mall, tunggu sebentar." Glenna mengeluarkan ponselnya, ia menghubungi Atikah. Karena ia sempat bertukar nomor ponsel, dengan sekretaris kelasnya itu.
"Assalamu'alaikum Tika"
'Wa'alaikum salam, lu di mana? Kita udah nyampe dari setengah jam yang lalu, lu belum nongol juga.' jawab Atikah
"Sorry, ada insiden di sekolah. Kayanya gue telat, lu pada masih mau nunggu apa kagak? Kalo mau balik, ga apa-apa kok." balas Glenna
'Insiden apaan? Ga papa, kita tunggu aja. Kapan lagi, kita bisa rame-rame main kaya gini.' tanya Atikah terkejut
"Intinya ada yang jebak Edward, tunangannya Indi. Dia sekarang terluka, makanya ada di ruang kesehatan. Kayanya Indi ga akan ikut ke mall, nanti gue ma Hans aja yang ke sana." jawab Glenna
'Wahh parah, ya udah oke kalo gitu. Kita tunggu di mari, nanti lu berkabar aja kalo udah di sini.'
"Okk siipp, Assalamu'alaikum"
'Wa'alaikum salam'
.
.
"Lu ga papa gue tinggal? Anak-anak udah nunggu di mall, kasian mereka pengen nraktir gue." Indi memutar malas bola matanya.
"Nggak apa-apa, bentar lagi orang tua Ed datang jemput kita. Lu kalo mau nyusulin mereka, pergi aja. Ga usah peduliin gue, apalah gue mah." jawab Indi didramatisir
"Jijik lo, lo nanti bisa minta ganti rugi ma laki lu. Pan dia yang bikin lu batal ikut kita, bye... kita mau seneng-seneng dulu ya. Mau nonton, mau makan, mau main di play g... Hmmmpp" Indi langsung mencomot bibir Glenna
"Nggak usah lo lanjut, pergi sana." usir indi sinis, bukannya tersinggung. Glenna malah tertawa terbahak, melihat reaksi Indi. Wajah yang menunjukkan kesal, marah dan juga sedih.
"Bye sayang ku, Asaalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam" jawab Indi, seraya melempar bantal
BUGH
"HAHAHAHAHA" Glenna makin tertawa, karena lemparan Indi mengenai dokter yang baru saja masuk.
GLEK
Indi gegas berlari mendekati dokter tersebut, ia mengambil bantal yang di pegang oleh dokter.
"A anu bang Evan, maaf. Tadi... tadi... itu..."
"CK, sudahlah. Lain kali, jangan bermain-main di ruang kesehatan. Ini bukan tempat bermain, tapi tempat orang untuk beristirahat." tegur pria yang menjadi dokter jaga di ruang kesehatan
Dokter yang baru lulus itu, tak ingin di panggil bapak. Karena usianya yang masih muda, makanya para murid memanggilnya abang. Salah satu orang terkenal dingin, di sekolah ini. Dia adalah kakak, dari salah satu sahabat Edward yang bernama Rega.
"I iya bang... 'EDAN, GALAK KALI LAH. GIMANA BISA SI REGA, PUNYA KAKAK MACAM SINGA BARU KELUAR KANDANG' " Indi berbalik, seraya menggerutu di dalam hatinya
"Jangan mengumpat ku" Indi memutar malas bola matanya
"Jangan sok ganteng bang, siapa juga yang ngumpat situ. PEDE gila..." balas Indi, sembari melangkahkan dirinya ke kursi dekat Edward.
"Aku memang ganteng"
"Cih, masih gantengan Edward keman-mana lah." balas Indi tak mau kalah
'Masih ganteng si Itoku sih, cuma sayang dia bukan manusia.' lanjutnya dalam hati
.
.
"Sorry gue telat" ucap Glenna yang baru saja sampai, dengan Itoku di belakangnya
"Ga papa, duduk Len, Hans. Lu pesen makan dulu aja, kita mah udah. Tinggal nunggu pesenan datang" jawab Bagas, Glenna dan Hans langsung duduk di kursi, yang di siapkan.
"Katanya ada insiden, insiden apaan yang bikin si Edward luka?" tanya Atikah
"Lu tau ga, kalo ada yang suka si Edward di kelasnya selain si Leona?" tanya Glenna balik
"Banyak Glen, diakan salah satu most wanted. Hampir semua siswi suka ma dia, meski paling tampan dan dingin." jawab Atikah
"Termasuk lo.." Atikah langsung menaikkan salah satu alisnya
"KECUALI GUE, sorry yeee... dia bukan tipe gue, lagian gue udah di jodohin" jawab Atikah, setelahnya ia menghembuskan nafas malas
"Lo ga suka, sama laki yang di jodohin lo? Kenapa? Jelek?" tanya Glenna, Bagas dan Jaka saling tatap.
Karena mereka tau, siapa yang di maksud Atikah. Terang saja tau, ketiganya sahabat sejak kecil. Tapi memang murni bersahabat, tak ada perasaan sama sekali. Jadi mereka juga tau, kekurangan dan kelebihan mereka. Dan siapa yang di jodohkan dengan Atikah, beruntung orang tua Bagas dan Jaka. Bukanlah orang tua kolot, yang senang menjodohkan anak-anaknya.
"Ganteng, gantengnya juga ga ngalahin si Edward. Gue juga sempet suka ma dia, waktu pertama kali kita di kenalin. Tapi... ya gitulah, panjang ceritanya. Intinya gue nyerah, tapi ga bisa batalin perjodohan itu. Padahal udah berkali-kali gue mohon, buat pembatalan pertunangan ma bokap gue." jawab Atikah, dengan tatapan berubah sendu. Meski senyuman, terpampang di bibirnya.
"Tapi gue ngerasa, kalo lu masih ada rasa ma dia." ucap Glenna
"Bohong kalo gue bilang, gue udah ga ada rasa Glen. Tapi bukankah cinta, tidak selalu berakhir harus memiliki. Menjalani hubungan, hanya dengan satu pihak yang memiliki rasa. Apa kabar ke depannya, ngebatin gue Glen." balas Atikah
"Lo bener, gue suka ma pemikiran lo. Kalo lo mau, nanti gue kenalin sama salah satu sepupu gue yang masih jomblo." ucap Glenna, yang sangat suka, dengan sifat Atikah
Dia mencintai, tapi tidak merubahnya menjadi obsesi. Melepaskan, untuk mewaraskan dan menenangkan diri.
"Ganteng ga?" tanya Atikah
"Ga usah di tanya, menurut lo. Gue cantik ga?" tanya Glenna balik
"Banget"
"Ya gitu, 11 12 parasnya ma gue." Atikah tertawa
"Lo pikir mudah, buat gue lepas dari pertunangan ini" ucap Atikah
"Bisa, gue bisa bikin orang tua lo yang haus akan harta itu nerima sepupu gue. Lagian, gue juga tau. Kalo mereka bukan orang tua kandung lo." balas Glenna
DEG
Atikah, Bagas dan Jaka menatap Glenna. Sedangkan teman-temannya yang lain, hanya diam menyimak sejak tadi.
"Kenapa?
...****************...
...Happy Reading All...
lanjuttttt mak,,,,