Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 perdebatan dan perdebatan
Al menghela nafasnya sejenak lalu mengejar Safira ke kamar, Safira ternyata sedang duduk dengan memangku cemilannya membuat Al tersenyum melihat tingkahnya.
"Jangan menguji kesabaran saya Safira, saya hanya meminimalisir kamu kabur karena saya tahu kalau Doni adalah orang yang membawa kamu kabur dari tangan saya. "
ucap Al saat duduk di samping Safira.
"Ralat, bukan Doni yang membawa saya tapi saya yang mengajak Doni. "
sela Safira dan membuat Al mendengus sebal mendengarnya.
"Besok suruh teman kamu itu yang mengerjakan pekerjaan kamu, kamu di larang keluar rumah sebelum pernikahan kita selesai, sabar hanya satu minggu. "
ucap Al dengan nada tidak terbantahkan yang membuat Safira kesal mendengarnya.
Safira kembali memakan cemilannya dan dia langsung waspada saat Al menghampiri nya, Safira langsung menjauh bahkan beranjak dari duduknya.
"Saya kangen kamu Safira, sini peluk sebentar masa gak boleh. "
protes Al saat Safira menjauhinya dan membuat Safira melongo mendengarnya.
"No...... sebelum kita menikah, gak ada kontak fisik sekalipun itu pelukan. "
tolak Safira dengan nada tegasnya dan Al langsung tersenyum masam.
"Baiklah dan saat kita sudah menjadi suami istri, aku bebas melakukan apapun ke kamu. "
ucap Al dengan senyum nya yang membuat Safira melongo melihatnya.
"Duduk lagi Fira nanti kaki kamu sakit. "
pinta Al dan Safira langsung duduk kembali di samping Al.
pintu kamar di ketuk dan Al mempersilahkan untuk masuk, ternyata pelayan mengantarkan makanan untuk Safira dan Al atas titah Al.
"Simpan camilannya dan kita makan kembali, ini menu makanannya beda sama yang di meja makan jadi kamu bisa memakannya. "
ucap Al saat pelayan selesai menghidangkan makanan di atas meja.
"Orang kaya memang beda sekali. "
sindir Safira dan Al tergelak mendengarnya.
"Ayo makan jangan mengumpat terus. "
titah Al dan Safira memilih langsung memakan makanannya.
.
.
.
Selesai makan, Al memilih menuju ruang kerjanya, sedangkan Safira memilih tetap di kamar karena dia membutuhkan istirahat tubuhnya, bahkan Safira ingin kalau semua mimpi saat membuka mata tapi semua gak mungkin karena ini adalah kenyataan.
"Awas saja berani tidur satu ranjang denganku, aku usir kamu. "
gumam Safira setelah membersihkan tubuhnya lalu berganti pakaian.
Safira langsung merebahkan tubuhnya di ranjang dan tak lama langsung terlelap pulas, Safira di dalam kamar sangat damai dan berbeda dengan Al yang uring uringan karena dia tidak bisa masuk kedalam kamar.
"Panggil tukang kunci dan suruh dobrak pintunya. "
titah Al dengan nada kesalnya dan Sang asisten hanya menghela nafasnya.
Al begitu menyesal kenapa kunci duplikat kamarnya malah di simpan di dalam kamar dan untuk apa fungsinya kalau begitu, dia merutuki kebodohannya itu sekarang dan lamunannya buyar saat asistennya berbicara membawa nama Safira.
"Nona Safira pasti sudah tidur Tuan nanti malah terganggu kalau terjadi keributan. "
jawab Sang asisten sedikit mengelak titah Al yang begitu aneh.
Al langsung terdiam sebentar lalu berjalan menuju kamar sebelahnya tanpa menjawab ucapan asistennya, Asistennya bernafas lega lalu membubarkan pelayan yang tadi di amuk oleh Al.
"Tuan kenapa konyol sekali, padahal dia bisa menunggu besok dan gak usah mencari keributan malam malam lagi. "
gumam Sang Asisten sambil berjalan menuju dimana kamar tamu berada karena dia akan menginap malam ini.
Al langsung menuju kamar mandi dan berganti pakaian setelan pelayan mengantarkan pakaian ganti yang ada di ruang laundry karena semua pakaian Al ada di kamar utama sekarang.
"Besok aku bawa kunci cadangannya, seenaknya sekali dia malah tidur sendiri di kamar seluas itu dan aku disini sendiri. "
kesal Al yang langsung merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang kamar yang ada di sebelah kamarnya.
Pagi menjelang.....
Safira sudah rapih dengan pakaian nya dan dia merasa aneh karena semua pakaian yang ada di dalam lemari itu pas di tubuhnya bahkan pakaian dalam nya pun pas sekali.
"Perasaan dulu aku gak menyimpan pakaian di rumah ini, malah hanya singgah sebentar saja sebelum di pindahkan ke apartemen. "
gumam Safira yang kebingungan sendiri dan memilih segera keluar kamar untuk sarapan pagi.
Saat sampai di ruang makan ternyata ada Al yang sedang duduk menikmati sarapannya, Al terlihat cuek dengan kunyahan makannya, Safira pun langsung duduk dan memakan makanannya karena dia malas kalau harus menyapa duluan.
"Wanita ini benar benar gak peka sekali sekarang, kenapa dia begitu berubah sekali. "
gumam Al yang kesal sendiri dengan tingkah cuek Safira.
"Mau kemana kamu pagi pagi sudah rapih?? "
tanya Al dengan nada datar dan dingin nya yang membuat Safira menghentikan suapan makannya.
"Mau pulang ke rumah. "
jawab Safira yang begitu singkatnya.
"Ini rumah kamu Safira dan saya gak ijinkan kamu keluar dari rumah ini. "
ucap Al dengan nada tegasnya juga dingin sekali tatapannya.
"Kita gak ada ikatan apapun dan saya gak mau ambil resiko, saya mau tinggal di rumah saya sendiri dan akan tinggal di rumah ini saat kita sudah menikah, mau gak mau anda harus menurutinya. "
ucap Safira tak kalah tegasnya dan membuat Al semakin kesal.
"Saya tahu kamu menempatkan orang orang di sekitar saya sekarang untuk mengawasi, jadi anda jangan takut kalau saya kabur karena semua gak akan mungkin, saya gak akan ingkar janji untuk kedua kalinya karena itu akan sangat berdampak buruk untuk saya sendiri. "
jelas Safira dan Al hanya bisa menghela nafasnya mendengar penjelasan Safira itu.
"Baiklah akan saya ijinkan tapi jangan sampai kamu macam macam Safira, saya akan langsung menghukum kamu, saya akan sabar menunggu enam hari lagi. "
jawab Al yang setuju dengan permintaan Safira dan membuat Safira bernafas lega sekali.
Selesai dengan sarapannya terjadi kembali derama yang di buat Al, saat Safira menolak di antarkan oleh Al tapi Al tetap pemenangnya dia yang mengantarkan Safira pulang ke rumahnya.
"Saya gak mau pakai supir, saya bisa mengemudi sendiri dan saya gak mau pakai mobil yang lain, hanya mau mobil saya sendiri. "
tolak Safira untuk kesekian kalinya saat Al memintanya untuk memakai supir kemanapun Safira pergi.
"Ok fine saya ijinkan untuk sekarang dan jangan harap untuk nanti setelah kamu menjadi istri saya, semua gak boleh terbantahkan. "
putus Al yang sudah pusing dengan berbagai penolakan dari Safira.
Tidak ada obrolan kembali setelahnya hanya keheningan sepanjang menuju rumah Safira, tiba di rumahnya ternyata Doni dan Amel sudah tiba, keduanya masih menunggu di teras rumah karena rumah dalam keadaan terkunci.
Safira langsung turun dari mobil setelah mengucapkan terimakasih dan Al memilih melajukan kembali mobilnya menuju kampus karena pagi ini dia jadwal mengisi kelas.
.
.
.
Bersambung......
rp.perlu di pertanyaan nih