NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:685
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 21

Setelah bertegur sapa dengan Bara dan Clara, Papa Mars pergi menyingkir dengan kembali merangkul pinggang seorang gadis yang ia bawa.

"Aku rasa kamu kalah satu langkah dari Papamu Mars. Lihat saja ia bisa membawa gadis smp ke Bar." ucap Clara memperhatikan Papa Mars yang sudah pergi dan membelakangi mereka.

"Kira kira berapa umur gadis itu." ucap Bara mengamati gadis gandengan Papa Mars.

"Aku rasa baru lima belas tahun." jawab Clara asal sambil tertawa

"Tidak aku rasa baru sembilan tahun, dan belum mengalami mensturasi." jawab Bara kemudian sambil tertawa diikuti Clara yang juga ikut tertawa, kemudian semua kembali duduk. Karena setelah acara tiup lilin dan potong kue, Mars mengajak Amara di ikuti Bara dan Clara menuju kursi sudut berbentuk segi empat.

Amara sendiri hanya bisa ikut memperhatikan gadis yang di bawa Papa Mars, masih sangat muda menurutnya. Mars sendiri memilih diam, tanpa ada ekspresi marah di wajahnya seolah sudah biasa dengan candaan dari Clara dan Bara.

"Chersss......" kata Bara sambil memajukan tangan dengan membawa gelas berisi minuman alkohol di ikuti Clara dan Mars Namun Amara diam saja tidak mengambil gelas yang sudah tersedia di meja. Semua pada akhirnya menatap pada Amara karena tidak ikut bersulang.

"Amara..." panggil Bara mengajak.

"Aku tidak minum." ucap Amara dengan kaku.

Sebenarnya Amara merasa tidak nyaman sejak ia memasuki Bar, ia melihat sekeliling tempat ketika menuruni tangga, sungguh ia merasa ini bukan dunianya. Walau dalam benaknya hanya terlintas, ternyata seperti ini dunia malam para anak muda, namun ia juga tidak merasa nyaman.

Alkohol, asap rokok, lampu yang bersilau, musik keras, sangat tidak membuat Amara nyaman. Sampai detik ini Amara masih juga bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana bisa ia berada di tempat ini, dan untuk apa sebenarnya ia berada di sana.

"Aku akan memesankan jus untukmu." kata Mars, ia bahkan sampai lupa tidak memesan untuk Amara, sedangkan Clara yang sudah bersiap bersulang menarik kembali tangannya dan meminum sendiri sambil melihat Amara dengan pandangan tidak sukanya.

Setelah mendapat jus Mars pun kembali mengajak bersulang, di ikuti Bara, Clara dan Amara yang ikut bergabung bersulang.

"Kita akan bahagia semuaa...!!" kata Mars dengan tersenyum, dan di sambut temannya.

"Chersss......."

Mareka akhirnya kompak bersulang, diikuti dengan bercanda bersama. Mars yang duduk berdekatan dengan Amara, mulai mendekatkan wajahnya di telinga Amara dan membisikan sesuatu.

"Ini adalah ulang tahun pertamaku yang membuatku bahagia, setelah umurku sembilan tahun" bisik Mars. Sedangkan Amara hanya menatap Mars, kemudian menunduk karena ia sangat malu bersitatap dengan wajah Mars, terlebih jarak mereka sangat dekat.

Clara terus saja memperhatikan keduanya, dan hal itu tentu membuat Clara semakin muak.

"Mari kita berjoget." ajak Clara dan di ikuti Bara yang ikut berdiri setelah Clara, namun tidak dengan Amara, dan karena Amara tidak berdiri Mars pun kembali duduk.

"Aku tidak bisa berjoget. Kalian saja, dan aku menunggu disini." jawab Amara seperti tertekan dan kaku. Terlihat sekali jika Amara merasa tidak nyaman dengan lingkungan di sekitarnya.

"Aku akan menemani Amara, kalian bersenang senanglah." kata Mars membuat Clara semakin jengkel.

Bagi Clara, ini adalah acara yang membuatnya benar benar merasakan sakit di dada. Hatinya sangat sakit melihat Mars, berbincang bincang dengan Amara dengan tatapan penuh cinta. Mars seakan tidak perlu lagi orang di sekitarnya, ia hanya menatap Amara saja.

"Aku masih seperti mimpi Amara." kata Mars menatap wajah Amara.

"Aku pun juga sepertimu. Aku masih tidak percaya sekarang ini aku berada di sini, di dekatmu." jawab Amara dengan menunduk, hanya sebentar saja melihat Mars, namun ketika pandangan mereka beradu Amara kembali menunduk.

"Mars... aku rasa aku harus pulang." kata Amara begitu melihat jam di pergelangan tangan.

"Aku akan mengantarmu." jawab Mars sambil bersiap.

"Tidak, tidak... Ini adalah acara ulang tahunmu. Kamu harus berada di sini, aku bisa pulang naik taxi." kata Amara

"Aku tidak akan melepasmu sendiri, bagaimana pun kamu di sini karena aku, jadi aku akan bertanggung jawab untuk itu." kata Mars akhirnya Amara tersenyum dan ikut berjalan di belakang Mars, dan Mars mengenggam tangannya. Sungguh Amara sangat bahagia dengan hal ini.

"Bro aku antar Amara pulang dulu." kata Mars di telinga Bara, karena alunan musik sangat keras, sehingga Mars berkata dengan suara agak keras, tentu saja di dengar Clara.

"Ini Acaramu Mars. Biarkan Bara yang mengantar sebentar bisa kan." ucap Clara dengan nada protes.

"Tidak Bro. Amara akan aman jika pulang diantar olehmu, untuk acara akan tetap berlangsung sampai kamu kembali." jawab Bara dengan mengangkat kedua tangan, karena Bara memang sengaja mendukung Mars memperjuangkan cintanya.

"Thanks Bro..." kata Mars dengan menepuk pundak sahabatnya, tanpa mendengarkan ucapan Clara, dan hal itu lagi lagi membuat Clara kecewa.

Mars melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, Mars mengemudi dengan di selingi memandangi wajah Amara yang berbeda malam ini.

"Terima kasih Amara."

"Untuk???" tanya Amara

"Untuk semuanya. Semuanya yang kamu lakukan untuk aku." jawab Mars, membuat Amara hanya diam tidak berkata kata, karena ia sendiri juag heran dengan kenekatan yang ia lakukan malam ini untuk Mars.

"Bagaimana bisa, Amar membiarkan kamu pergi malam ini?" tanya Mars penasaran. Karena menurutnya, Amara pergi di malam hari adalah suatu hal yang mustahil, terlebih setelah mendengar banyak cerita dari Rebbeca tentang Amara.

"Ibu ku sedang mengantar Ayah ke desa. Mungkin lusa akan kembali. Sedangkan Amar sedang ada lemburan sampingan yang membuatnya mungkin tidak pulang malam ini." jawab Amara jujur

"Ke desa??"

Amara pun menjelaskan kenapa Ayahnya memilih tinggal di desa untuk sementara waktu. Mars pun mengangguk angguk mendengar penjelasan dari Amara. Tanpa terasa mereka sudah sampai di dekat bangunan apartemen.

"Terima kasih." kata Amara sambil melepas sabuk pengaman.

"Amara tunggu." cegah Mars ketika Amara hendak membuka pintu mobil.

"Amara... Sebenarnya kamu tahu jika aku memiliki rasa terhadapmu, dan aku tahu kamu juga merasakan hal yang sama." kata Mars kemudian diam sejenak, namun tidak memutuskan pandangan

"Amara... Bisakah kita memulai hubungan baru?" lanjut Mars

Amara diam, kemudian menunduk. Ia masih tidak percaya jika Mars menyatakan cinta malam ini. Ia sebenarnya sangat bahagia, namun jika mengingat banyak sekali perbedaan, Amara kembali insecure.

"Amara??" panggil Mars karena Amara tidak menjawab juga menunduk, membuat Mars memegang dagu Amara agar menatap kearah wajahnya.

"Mars..."

"Maaf, aku tidak bisa." jawab Amara kemudian kembali menunduk, membuat wajah Mars memudarkan senyuman dengan perlahan karena kecewa.

Bersambung......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!