NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Ke Tahun 1980

Reinkarnasi Ke Tahun 1980

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik / Anak Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jin kazama

Bayu. Seorang mahasiswa berusia 23 tahun yang berkuliah di Universitas ternama yang ada di Indonesia meninggal setelah kejatuhan pohon besar yang tersambar petir saat dia pulang dari kerja paruh waktunya.



Dia kira dirinya sudah benar-benar mati. namun alangkah terkejutnya dirinya saat menyadari jika dia belum mati dan kembali terlahir di tubuh seorang bocah berusia 10 tahun yang namanya sama dengan dirinya yaitu Bayu. parahnya lagi dia terlempar sangat jauh di tahun 1980. Anehnya Dia memiliki ingatannya di kehidupan sebelumnya di tahun 2025. berdasarkan ingatan Itu Bayu mulai menjalani kehidupan barunya dengan penuh semangat. jika di kehidupan sebelumnya dirinya sangat kesulitan mencari uang di kehidupan ini dia bersumpah akan berusaha menjadi orang kaya dan berdiri di puncak.

Hanya dengan menjadi kaya baru bisa berkecukupan!

Hanya dengan menjadi kaya batu bisa membeli apapun yang diinginkan!

Hanya dengan menjadi kaya aku bisa membahagiakan orang-orang yang aku sayangi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil.

Bab 26. Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil.

Tujuh hari berlalu semenjak kejadian di mana adiknya Malik dirawat. Singkatnya, dia dirawat di puskesmas sekitar satu hari, dan keesokan harinya sudah boleh dibawa pulang.

Terlihat wajah cerah penuh syukur dari Malik. Matanya berkaca-kaca dan penuh kelegaan yang luar biasa. Melihat ekspresi Malik yang seperti itu, Bayu hanya tersenyum tipis.

Ya, dia sangat menyadari bahwa bagaimanapun, Sindy adalah saudarinya satu-satunya. Juga merupakan satu-satunya alasan bagi Malik untuk bertahan hidup di dunia yang keras ini.

Jika bicara soal kehidupan yang keras, maka Bayu juga harus mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan. Jika dulu dia berusaha berjualan telur gulung, sepertinya saat ini tidak memungkinkan baginya untuk melakukannya.

Itu adalah pemikiran spontan yang muncul karena dia sudah tidak bersekolah lagi.

"Kira-kira usaha apa ya yang bisa aku lakukan?" gumamnya sambil merenung di suatu pagi, menyeruput teh hangat di sebuah warung pecel yang ada di sekitar Stasiun Pasar Turi. Suara radio tua di pojok warung memutar lagu pop Indonesia yang sedang populer, menambah suasana pagi yang sederhana.

Tiba-tiba, ada seorang ibu-ibu yang sedang membeli nasi pecel untuk dibungkus dan dibawa pulang, mengeluh kepada pemilik warung.

"Aduh, Bu… rumahku itu agak jauh dari keramaian. Sungguh merepotkan kalau mau belanja sembako. Tukang sayur jarang muncul. Walaupun ada warung, jaraknya juga agak jauh," ucapnya dengan suara lelah.

Bayu yang mendengar percakapan keduanya sedikit tertegun. Detik berikutnya, matanya berbinar.

"Benar juga, kenapa tidak terpikirkan dari tadi," ucapnya sambil mengulum senyum sambil mengayun-ayun sepeda onthelnya yang terparkir di luar warung.

Ya, yang Bayu pikirkan adalah usaha jasa berupa jasa pengiriman barang.

Pada tahun 1980-an, usaha ini masih sangat jarang. Lalu, demi menjaga kepercayaan pelanggan, ia bisa mencatat kebutuhan mereka, membelinya dengan uangnya sendiri, kemudian menjualnya kembali dengan harga yang sedikit lebih tinggi kepada calon pembeli.

Dengan cara seperti itu, barulah ia bisa mendapatkan uang. Mungkin penghasilannya memang akan jauh lebih sedikit dibandingkan jualan telur gulung, tapi jika jumlahnya banyak dan pelanggannya juga semakin banyak, maka ia yakin cepat atau lambat uang yang terkumpul juga akan semakin banyak.

Dan lagi, ini adalah usaha yang bisa dikembangkan menjadi semakin besar.

"Oh iya… soal usaha telur gulung, bukankah aku bisa menitipkannya di kantin sekolah?"

Bayu pun menepuk jidatnya. Walaupun aku tidak sekolah, lalu apa masalahnya?

Bukan hanya SD, tapi dia juga bisa menitipkannya di SMP dan SMA.

"Jika aku bisa masuk ke tiga kantin sekolah ini, bisa dipastikan pemasukanku juga akan lebih besar," ujarnya mulai terus berpikir.

Pada pagi hari, ia menitipkan telur gulung. Setelah selesai, ia bisa memanfaatkan waktu untuk melakukan jasa pengiriman barang. Lalu, pada jam sekolah akan usai, dia akan mendatangi sekolah-sekolah tersebut untuk mengambil hasil penjualan telur gulungnya.

"Baiklah, untuk saat ini begitu saja."

Lalu, untuk saingan, dia sama sekali tidak khawatir sedikit pun. Di tahun ini, sangat jarang usaha telur gulung, apalagi bahannya terbuat dari telur. Dan seperti yang Bayu pikirkan di awal, tidak semua orang bisa membuat telur gulung.

Kalau tinggal makannya, semua orang juga bisa. Hehe.

Pertanyaannya adalah,

"Kenapa Bayu terpikir untuk membuat telur gulung lagi?"

Menghasilkan uangnya jauh lebih cepat, cara pembuatannya mudah, modalnya tidak terlalu besar.

Dan juga, faktor lainnya adalah, sarana untuk mendukungnya sudah ada. Di rumah Malik, kemarin ia melihat masih ada kompor, wajan, dan segala macam alat dapur yang bisa mendukung usahanya.

Bayu terus berpikir, terutama mengenai rencananya untuk menjalankan usaha pengiriman barang. Yang ia butuhkan adalah kendaraan, dan jika mengingat uangnya saat ini, yang bisa ia beli adalah sepeda onthel.

Dalam hati dia berkata,

"Untuk jasa pengiriman, aku butuh kendaraan. minimal sepeda sepeda onthel. kalau yang bagus, perkiraan harganya 100.000 ke atas."

"Yah, sudahlah. Tidak masalah keluar modal Rp100.000 untuk modal awal. Lagi pula, untuk awal usaha, semuanya memang dibutuhkan modal yang cukup besar."

Dia bermaksud untuk mengambil sedikit simpanan uangnya di bank. Tapi, tiba-tiba ia mulai berpikir ulang.

"Sebentar-sebentar. Daripada aku mengambil uang di bank, lebih baik aku membuat usaha telur gulung yang bakal aku titipkan di kantin-kantin sekolah saja terlebih dahulu. Nanti kalau uangnya sudah terkumpul, baru aku belikan sepeda."

Setelah berpikir seperti itu, Bayu pun tersenyum puas.

Nanti, jika usahanya sudah berjalan, hasilnya bisa digunakan untuk menabung sambil menyiapkan rencana ke depan untuk menghasilkan uang yang lebih banyak.

Sebagai orang yang terlahir kembali dari masa depan, Bayu berpikir banyak sekali peluang yang bisa ia manfaatkan di tahun 1980-an ini.

Bahkan, jika usahanya sudah berjalan, Bayu berencana untuk membeli rumah yang lebih nyaman untuk ditinggali mereka bertiga.

"Yah, mari lakukan semuanya pelan-pelan dan selangkah demi selangkah," ucapnya sambil kembali menyeruput teh hangatnya yang tinggal seperempat gelas.

Beberapa hari kemudian, Bayu memutuskan untuk survei ke lapangan. Survei yang dimaksud adalah ia berjalan-jalan di sekitar Stasiun Pasar Turi untuk menemukan sekolah SD, SMP, dan SMA yang ada di sekitarnya.

Dan apa yang ia temukan membuat matanya berbinar-binar. Ternyata ada tiga sekolah SD, 3 SMP, dan 3 SMA. Ini merupakan pasar yang sangat luas. Dia bisa membayangkan berapa banyak keuntungan yang akan ia dapatkan jika ia bisa menitipkan di 9 sekolah tersebut.

Misalnya, untuk masing-masing SD ia akan menitipkan sekitar 200 tusuk. Jadi totalnya ada 600. Dan untuk SMP dan SMA, dia akan menyediakan 400 tusuk untuk setiap sekolah, jadi totalnya 2.400 untuk 6 sekolah. Total semuanya adalah 3.000 tusuk.

Bayangkan keuntungan 3.000 tusuk per hari membuat Bayu menelan ludah.

"3.000 tusuk per hari memang sangat besar. Dan jika aku membuatnya sendiri, membutuhkan waktu berapa ya?" gumamnya dengan dahi berkerut sambil berpikir. Ia pun mulai menghitung dan menganalisanya.

Setelah menghitung totalnya, dia bergumam sambil sedikit tersenyum kecut.

"Huh, ternyata 5 jam ya."

Ternyata membutuhkan waktu 5 jam dan itu pun dia harus bangun sekitar jam 02.00 pagi.

"Baiklah, tidak masalah. Semuanya memang butuh perjuangan. Mencari uang bukanlah hal yang mudah. Lagipula ini adalah pekerjaan tercepat dengan modal kecil tapi hasilnya besar jika dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya."

Rencananya, besok pagi ia akan mendatangi sekolah-sekolah tersebut dan langsung menemui ibu kantin untuk menanyakan apakah dia bisa menitipkan telur gulungnya di sana.

Dengan pemikiran itu, ia mulai belanja kebutuhan untuk membuat 3.000 tusuk telur gulung. Segera melangkah pergi menuju pasar. Pasar terdekat yang ada di sekitar Stasiun Pasar Turi adalah Pasar Tembok.

Tapi sebelum pergi ke Pasar Tembok, demi berjaga-jaga agar uangnya tidak kurang, ia pun pergi ke bank untuk menarik sejumlah uang sekitar Rp100.000. Demi mempermudah kegiatan belanjanya, Bayu meminta lembaran uang pecahan Rp5.000-an.

Bayu harus pergi ke bank, karena pada tahun 1984-1985 belum ada mesin yang digunakan untuk menarik uang tunai.

Berdasarkan ingatan dari beberapa buku yang ia baca di kehidupan sebelumnya, pengenalan Mesin ATM baru diperkenalkan pada tahun 1986, jadi itu masih beberapa tahun ke depan.

Di sana Bayu disambut dengan ramah, ia berbasa-basi sebentar dengan petugas bank, tidak lupa ia juga mengutarakan keinginannya.

Singkat cerita, akhirnya proses penarikan uang pun selesai dilakukan dengan lancar.

Setelah berhasil menarik uang, Bayu lanjut ke Pasar Tembok.

Jaraknya mungkin sekitar 2,3 kilometer.

Sekitar 30 menit kemudian, akhirnya ia tiba.

Tanpa menunda waktu, Bayu langsung mendatangi sebuah toko sembako yang lumayan besar.

"Assalamualaikum, Bu. Permisi, saya mau beli telur. Per butirnya harganya berapa ya?" tanya Bayu dengan sopan.

Mendengar betapa sopannya Bayu, penjual itu tersenyum cerah.

"Waalaikumsalam, Nak. Harga telur per butirnya Rp18. Kamu butuh berapa banyak?"

"18 rupiah, kah?" gumamnya lirih.

"Bagaimana jika begini... Saya akan membeli per butirnya Rp16, tapi jumlahnya 3.000 butir. Bagaimana, Bu? Apakah boleh?" tanya Bayu mulai menawar.

Pada tahun 1984–1985, bahkan sampai tahun 2025 pun, sistem tawar-menawar seperti ini sudah biasa dilakukan.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Bayu, wanita paruh baya itu sedikit tertegun. Dia sedikit terkejut saat anak muda yang ada di depannya ingin membeli telur dengan jumlah yang begitu besar.

3.000 butir bukanlah angka yang sedikit dan uangnya juga lumayan besar.

Setelah berpikir sejenak, dia pun tersenyum.

"Baiklah, Nak. Jika kamu mau membeli 3.000 butir, harga Rp16 tidak masalah. totalnya sekitar 48.000 ya."

"Oh, benarkah? Kalau begitu, terima kasih, Bu," jawab Bayu dengan senyum cerah yang menghiasi wajahnya.

Kemudian tanpa ragu, Bayu langsung mengambil dompetnya dan membayarnya secara kontan. Pemotongan harga Rp 2, sangat menguntungkannya juga. Bayu berhasil menghemat uang sekitar Rp 6.000 jika ditotal.

Dia pun mulai memberi kebutuhan lainnya. seperti minyak, plastik, saus, kecap dan juga tusuk sate.

Hari itu Bayu di sibukkan dengan kegiatannya untuk berbelanja. Bagaimanapun semuanya harus disiapkan secara lengkap dan terperinci, agar saat mengeksekusinya ia tidak mengalami kendala.

Karena barang belanjaannya lumayan banyak, ia pun menyewa jasa tukang becak untuk pulang.

Untuk saat ini, ia masih tinggal di rumah Malik. Setelah ini ia berencana untuk mencari rumah yang bisa dikontrak dan di bayar perbulan.

Yang jelas dia akan berjuang. Karena ia yakin, usaha tidak akan mengkhianati hasil.

1
pembaca gabut
hahaha bunuh hajar bayuuuu hahahaha
pembaca gabut
woi lah nangis nih gue 😭
pembaca gabut
woy lah 🗿 Bayu umur 15 Thun jadi bos telur gulung jir kwkww
Pakde
lanjut thor
Nur Janah
musuh Bayu makin banyak,hati" Bay
Johnson Jugard
lanjut thor
Lala Kusumah
😭😭😭😭😭
Nur Janah
aku pikir Bayu nggak akan bisa menang lawan Iwan kancil ini, gimana dg ketua gengnya Surabaya Utara??
Pakde
lanjut thor
ahox
ada typo dikit thor.
terus berkarya.
Nur Janah
udah aku kasih vote Thor biar makin semangat up
🟡@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ Gemoy DLUNA: terima kasih atas dukungannya 😊 semoga menikmati bacaan yang masih dengan segala kekurangan ini.
dukungan dari kalian semua akan membuat author semakin bersemangat untuk membuat karya ini menjadi lebih lagi.
total 1 replies
Nur Janah
kalo satu lawan satu aku yakin Bayu masih menang,tapi kalo di keroyok aku nggak yakin Bayu bisa menang.pake strategi yg bener" nggak bisa di tebak lawan Bay,
Nur Janah
jangan-jangan ini pengalaman pribadi ya Thor😁😁
🟡@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ Gemoy DLUNA: pengalaman pribadi gimana maksudnya 😂
total 1 replies
Leddy Sohar
Yes keren wawasan othor sungguh luar biasa, jadi sampai terbawa arus suasana tempo dulu.....
Bagaskara Manjer Kawuryan
mantabz neh
Pakde
lanjut thor
Nur Janah
makasih Thor udah up banyak hari ini 🥰
Nur Janah
emang sengaja Bayu memancing di air yg keruh😂😂
Nur Janah
nggak nyangka Bayu sampe nekat buat sarung tangan ky gitu
Pakde
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!