Cerita seorang laki-laki yang terpikat karena aroma yang mirip dengan seseorang di masa lalunya.
Kisah seorang laki-laki yang jatuh cinta pada pandangan pertama setelah bertemu dengannya. Aroma yang menenangkan, aroma yang mengingatkannya bahwa bahagia itu sederhana tapi terasa mewah.
Lalu bagaimana kisah laki-laki itu? apakah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Saat ini Luna mendapatkan tugas untuk mengecek bahan di gudang. Saat sibuk mencatat jumlah bahan, Luna samapi tak menyadari keanehan yang ada.
Seseorang yang melihat Luna sedang sendirian di dalam gudang menyeringai senang. Kemudian, menutup pintu dan menguncinya dari luar.
Luna yang baru saja selesai mencatat jumlah bahan ingin segera keluar. Namun, melihat pintu tertutup merasa aneh, karena seingatnya pintu itu terbuka sebelumnya.
Menarik handel pintu, namun pintu tidak mau terbuka. Luna terus saja menarik handel pintu dengan sangat kencang. Merasa pintu tak kunjung terbuka, Luna mulai merasa takut. Mulai frustasi, Luna menggedor-gedor pintu dengan sangat kencang.
Dilain sisi, Putri mencari-cari keberadaan Luna yang tak kunjung ketemu. Putri menanyakan keberadaan Luna pada yang lain. Namun jawaban mereka sama, mereka tidak melihat Luna sama sekali. Putri menelepon nomer ponsel Luna dan itu tersambung. Namun sayang, ponsel Luna tergeletak di meja kerja Luna.
Luna yang mulai lelah menggedor pintu duduk diam di belakang pintu. Memikirkan ponsel, Luna meraba sakunya. Namun, dirinya tidak menemukan keberadaan ponselnya. Lampu remang-remang gudang tiba-tiba mati.
Blap
Suasana gudang menjadi sangat gelap. Luna yang takut akan kegelapan mulai merasakan sesak nafas. Dengan berusaha, Luna mencoba menggedor pintu, namun sayang dirinya sudah merasa lelah.
BRUK!
Terdengar suara benda jatuh dengan cukup keras, membuat Luna semakin ketakutan. Menggenggam file yang dibawanya dengan erat.
Putri yang sedang mencari-cari keberadaan Luna yang tak kunjung ketemu mulai merasa khawatir. Melihat sekeliling, kemudian Putri mengingat sesuatu.
Putri segera berlari ke lift dan menuju lantai yang diinginkannya. Gustav yang melihat Putri yang sedang terburu-buru dan gelisah menjadi penasaran. Diam-diam Gustav mengikuti Putri.
Melihat Putri berlari ke arah ruang monitor, di mana para pengawas harus mengawasi keadaan kantor melalui CCTV..
Pak, ayolah bantu saya. Teman saya ini hilang loh entah kemana. Saya cuma mau cek sebentar aja!
Tidak bisa nona, ini sudah peraturannya
Gustav yang mendengar perdebatan antara Putri dengan petugas keamanan sedikit terkejut dengan tujuan Putri datang ke ruangan ini.
"Biarkan dia masuk!" ujar Gustav memberikan izin untuk Putri.
Putri terkejut dengan kedatangan Gustav yang tiba-tiba. Begitu juga petugas pengawas yang menghalangi Putri, dirinya terkejut dengan kehadiran Gustav yang berkunjung tanpa pemberitahuan.
"Tapi pak, dia-"
"Saya atau kamu yang punya wewenang di sini?" suara Gustav terlihat berbeda dengan sebelumnya membuat petugas keamanan itu menjadi takut.
"Maafkan saya, pak!"
Kemudian petugas keamanan itu memberikan izin untuk Putri masuk. Gustav pun ikut masuk, karena dia ingin tau aoa yang sebenarnya terjadi di dalam kantornya sendiri.
Putri pun mulai mencari rekaman CCTV di mana terkahir kali Luna berada. Gustav yang melihat Putri begitu serius melihat rekaman CCTV, memberanikan diri untuk bertanya karena merasa tak tahan untuk bertanya.
"Sebenarnya apa yang kamu cari?"
"Luna, pak! Saya mencari Luna, sejak tadi saya tak bertemu dengannya hingga waktu sekarang pak. Padahal kan ini sudah mendekati jam pulang," jelas Putri.
Gustav terkejut, dirinya baru mengetahui bahwa Luna menghilang cukup lama. Kemudian dirinya membantu Putri untuk mencari keberadaan Luna.
Putri yang fokus mengamati, tak sengaja melihat waktu di mana keberadaan Luna. Saat mengetahui, Luna berjalan ke arah gudang. Namun, menunggu lama Putri tidak melihat Luna kembali dari arah gudang.
Melihat posisi terakhir Luna di mana, Putri dan Gustav segera berlari ke arah gudang. Melihat gudang terkunci, membuat Putri semakin khawatir. Dirinya tau bahwa Luna sangat takut dengan ruang gelap.
"Bagaimana ini, pak?" Putri sangat khawatir melihat gudang saat sedang terkunci. Memikirkan seberapa ketakutannya sahabatnya, membuat Putri ingin menangis.
"Kamu tenang, saya baru saja menghubungi seseorang yang memiliki kunci cadangan," Gustav mencoba menenangkan Putri yang sedang khawatir.
Putri mencoba memanggil Luna, namun tak kunjung ada jawaban. Hal itu membuat Putri semakin khawatir. Mereka tak bisa melakukan apapun, karena pilihan terbaik saat ini adalah menunggu kunci cadangan datang. Mereka tidak berani untuk mendobrak pintu, karena kemungkinan besar Luna sedang pingsan dan posisinya ada di balik pintu.
Tak lama, seseorang datang membawa kunci cadangan gudang. Dengan cepat Gustav membuka kunci itu. Dan benar saja, terlihat Luna jatuh pingsan dengan posisi terduduk. Melihat keringat dingin Luna yang bercucuran, dapat dilihatnya seberapa ketakutannya Luna saat ini.
Gustav tak tanggung-tanggung langsung menggendong Luna dan membawa ke rumah sakit. Putri yang khawatir langsung mengikuti Gustav dibelakang.
Sesampainya di rumah sakit, Putri segera menghubungi orang tua Luna dan Gustav menghubungi Marcel.
Tak lama, datanglah orang tua Luna disusul Marcel yang berlarian di koridor.
"Bagaimana keadaan Luna?" tanya Marcel ke arah Gustav tanpa menyadari bahwa sikapnya sejak tadi dilihat oleh orang tua Luna dan Putri.
"Dia baik-baik saja, sekarang sedang tidur karena obat bius," jelas Gustav
"Wah, mama senang pa lihat putri kita dikhawatirin cowok tampan," gurau Jihan
Marcel yang mendengar suara yang dikenali segera melihat ke arah belakang. Betapa terkejutnya Marcel melihat orang tua Luna ada di belakangnya.
"Benar ma, putri kita cantik jadi harus dapat cowok tampan seperti pangeran. Itu kan impian putri kita," Theo ikut rencana istrinya untuk menggoda Theo.
Marcel memerah malu, wajahnya sudah sangat merah seperti tomat. Gustav yang melihat sahabatnya sedang malu, tertawa kecil. Ini adalah pertama kalinya dirinya melihat ekspresi itu di wajah Marcel.
Jihan yang melihat Marcel yang begitu mengkhawatirkan Luna seperti itu, membuatnya lega jika Luna memiliki hubungan dengan Marcel. Dirinya bisa melihat besarnya cinta Marcel terhadap Luna.
"Sudahlah, bukannya kamu harus melihat keadaan Luna," ujar Jihan
Marcel yang diberikan izin untuk melihat Luna segera mengucapkan terima kasih dan pergi masuk ke ruang rawat Luna.
Putri yang melihat mama Luna menangis, segera menghiburnya.
"Tante senang saat putri tante akhirnya mendapatkan orang-orang yang baik. Dan terima kasih ya sudah menjadi teman haik Luna," ujar Jihan
"Putri senang kok berteman dengan Luna. Luna anak yang menyenangkan, tante," ujar tulus Putri.
Selama ini banyak yang ia lalu bersama Luna, dan akhirnya mereka menjadi teman baik. Gustav yang melihat orang-orang di sekitar Luna adalah orang baik, terutama orang tua Luna membuat Gustav merasa lega. Apalagi Orang tua Luna sangat menerima kehadiran Marcel dengan baik.
"Nak, om belum mengucapkan terima kasih ke kamu. Terima kasih ya sudah membawa Luna ke rumah sakit," ujar tulus Theo selaku ayah dari Luna
"Sudah seharusnya saya lakukan. Saya adalah bos Luna, jadi saya ikut bertanggung jawab atas kejadian ini,"
'Lagi pula, saya harus menolong dia karena dia adalah cahaya bagi sahabatku,' lanjutnya dalam hati.
Tak lama, orang tua Luna pulang ke rumah untuk membawa perlengkapan milik Luna karena Luna harus menginap di rumah sakit. Putri juga ikut pulang, dirinya harus membawa perlengkapan milik Luna yang ada di kantor.
Marcel yang sejak tadi tak beranjak dari kursinya sejak Luna kembali tidur setelah sadar sebentar tadi.
"Gustav, bisa lo ceritakan bagaimana bisa Luna terkunci di dalam gudang," ujar Marcel yamg akal sehatnya sudah kembali
"Gue juga nggak tau gimana bisa lUna terkunci di sana, hanya saja-" Gustav pun menceritakan apa yamg dia ketahui. Bahkan Gustav memberikan rekaman CCTV yang dia dapatkan ke Marcel.
Marcel yang melihat rekaman CCTV dengan cermat, melihat seseorang yang berjalan ke arah gudang setelah Luna. Tak lama orang itu keluar, namun Luna tak kunjung keluar dari gudang.
Marcel segera memperbesar gambar dan terlihat sosok yang kemungkinan besar telah mengunci Luna di gudang.
"Lo kenal siapa dia?" tunjuk Marcel terhadap sosok yang diduga sebagai tersangka yang mengunci Luna di gudang.
"Kenal, dia karyawan gue dan sekaligus mentor Luna. Kalau tidak salah namanya Rina," jelas Gustav mengingat sosok yang ditunjukkan Marcel kepadanya.
"Cari tau tentang dia. Dia udah main-main dengan Luna, tidak bisa aku biarkan begitu saja," ujar Marcel
Gustav yang melihat wajah mengerikan Marcel kembali, membuatnya menghela nafas. Mau tidak mau dia harus melakukannya agar Marcel tenang.
'Malaikat pencabut nyawa telah beraksi,' batin Gustav saat mengerti apa yang akan dilakukan Marcel setelah ini
Jangan lupa follback dan saling dukung ya.
mmpir punyaku juga kakk😻😻