NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua. Wanita berjilbab itu menumpahkan rasa lelah, atas kejamnya dunia, disaat sang suami tercinta tidak ada lagi disisinya.

Karena kesalahan dimasa lalu, Hafsah terpaksa hidup menderita, dan berakhir diusir dari rumah orang tuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya, Bastian. Namun hampir 4 tahun mencari, Hafsah tak kunjung bertemu juga.

Waktu bergulir begitu cepat, hingga Hafsha berhasil mendapati kebenaran yang tersimpan rapat hampir 5 tahun lamanya. Rasa benci mulai menjalar menyatu dalam darahnya, kala tau siapa Ayah kandung dari putrinya.

"Yunna ingin sekali digendong Ayah, Bunda ...." ucap polos Ayunna.

Akankan Hafsah mampu mengendalikan kebencian itu demi sang putri. Ataukah dia larut, terbelunggu takdir ke 2nya.

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6

Begitu mendapat kabar jika Hafsah hamil, Raga berinisiatif memberi kabar Bastian juga. Karena biar bagaimanapun sahabatnya itu harus tahu. Dan rupanya, Bastian sudah mengganti nomor ponselnya, tanpa memberi tahu dua sahabatnya.

Raga benar-benar kecewa. Namun, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Apapun yang menimpa Hafsah, dialah yang akan bertanggung jawab. Dengan segala keberaniannya, Ragantara datang kerumah Hafsah untuk bertanggung jawab.

Dengan sekali tarikan nafas, Raga mengetuk pintu rumah itu, berharap dapat juga mengetuk pintu hati kedua orang tua Hafsah.

Hafsah yang sudah tahu akan kedatangan Raga, dia segera beranjak mengikuti langkah Ayahnya. Perasaan Hafsah sudah tidak enak, mengingat betapa bencinya sang Ayah kepada sahabatnya itu.

"Kebetulan kamu datang! Kamu kan yang sudah menghamili putri saya?" kali ini pak Mulyo masih bersikap tenang, walaupun wajahnya menggeram.

"Maaf sebelumnya, Pak! Apa saya boleh masuk? Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan!" ucap Raga sambil melirik Hafsah.

"Jadi benar, kamu yang sudah menghamili putriku?" sentak pak Mulyo menarik kerah kemerja Raga.

"Pak! Lepaskan, Pak!" teriak Hafsah menatap cemas Raga.

Raga menghela nafas dalam, mencoba menenangkan pikirannya sebelum dia melontarkan kalimatnya. "Pak, saya jelaskan dulu-"

"Halah ... Banyak alasan!"

Bugh! Bugh!

Pak Mulyo memukul wajah Raga, dan juga menendang perut pria itu dengan kakinya. Sementara Raga, dia tersungkur hingga terjatuh.

"Dasar pria bajingan, kamu Raga! Berani-beraninya kamu berbuat bejat pada Hafsah! SUDAH MISKIN, TAPI TIDAK TAHU DIRI!" bentak pak Mulyo, yang sudah siap akan mengayunkan kaki pada wajah Raga.

Melihat itu, Hafsah spontan langsung beranjak memeluk Raga dari depan. Wanita cantik itu terisak kencang, tidak tega melihat pria yang begitu dia cintai meringis kesakitan. Jika bukan orang tua Hafsah, niscaya Raga akan membunuh pak Mulyo saat itu juga. Tidak hanya terluka fisik, batin Raga sampai menganga mendapat hinaan begitu keji dari mulut parubaya didepannya.

"Sudah cukup, Pak! Jangan sakiti Raga lagi! Raga benar-benar tidak bersal-"

"SAYA AKAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEHAMILAN HAFSAH, PAK!" sahut Raga meninggikan suaranya. Kali ini dia benar-benar sudah habis kesabaran menghadapi calon mertuanya itu.

"Saya tidak sudi memiliki mantu miskin sepertimu! Dan kamu Hafsah ... Bapak tidak habis pikir! Kalian berdua sama-sama kotor dan murahan! Sekarang, angkat kakimu dari rumah Bapak! Kamu tidak hanya membuat malu ... Tapi kamu sudah mencoreng nama baik keluarga Bapak! Sekarang kalian berdua pergi dari hadapan saya!" bentak Pak Mulyo menggretakan rahangnya.

Mendengar keributan diluar, bu Mirna segera keluar. Meski dia kurang suka dengan Raga, namun Hafsah tetap putri kandungnya. Apalagi Hafsah dalam keadaan mengandung. Tidak mungkin dia akan tega melihat putrinya hidup terlunta-lunta diluaran sana.

"Pak, Hafsah sedang mengandung! Tidak seharusnya Bapak mengusir dia!" ucap bu Mirna menatap putri serta suaminya secara bergantian.

"Keputusan Bapak sudah bulat!"

Raga membantu Hafsah untuk bangkit. Dia agak meringis sambil memegang perutnya, yang kini terasa nyeri.

"Baik! Hafsah akan keluar dari rumah. Hafsah akan menikah dengan Raga! Ibu tidak perlu menghawatirkan hidup Hafsah! Setidaknya, ada pria baik-baik seperti Raga, yang mau bertanggung jawab kepada putrimu ini!"

Dada Hafsah bergemuruh, bersamaan nafasnya yang ikut naik turun. Setelah itu dia masuk sebentar. Selang 5 menit, Hafsah sudah keluar sambil membawa tas tenteng, dan juga ranselnya. Dia menarik lengan Raga, agar segera meninggalkan rumahnya saat ini.

Bu Mirna terisak, pikiranya bungkal melihat keluarganya menjadi berantakan.

"Seharusnya Bapak merestui saja mereka! Setidaknya, jika cucu kita lahir, masih ada sosok Ayah untuknya nanti," cerca bu Mirna yang tidak habis pikir dengan sikap sang suami.

Hah!!! desahnya kasar.

Setelah itu Pak Mulyo langsung masuk kembali, membiarkan sang istri diluar.

"Ga ... Apa kamu benar, mau bertanggung jawab sama anak ini," gumam Hafsah yang kini berada dalam boncengan motor Raga.

Raga menaikan kaca helmnya. Ditengah rasa sakit tubuhnya akibat pukulan pak Mulyo, Raga masih bisa tersenyum hangat. Dia menarik tangan Hafsah, agar melingkar dalam perutnya. Rasa sakit itu berganti dengan rasa damai, sehingga membuat Raga menjadi lebih sehat.

"Secepatnya, aku akan segera menikahimu, Hafsah! Kamu jangan terlalu berpikir keras, ya! Kasian janin didalam perutmu, jika ibunya terlalu stres," jawab Raga menatap Hafsah dari kaca spion.

"Bagaimana jika Bapak tidak mau mewalikan pernikahan kita, Ga? Aku bingung."

"Masih ada wali hakim, Sah! Nanti kita kerumahmu sekali lagi untuk menanyakan perihal wali nikah. Jika memang Bapakmu tidak berkenan, maka dengan terpaksa kita memakai wali hakim! Nggak papa, kan?"

Hafsah sedikit bernafas lega. Dia tidak menyangka, dibalik susahnya saat ini ... Raga benar-benar tidak meninggalkannya walau sesaat. Dia tidak hanya sahabat baik, melainkan sosok suami yang pantang menyerah terhadap keadaan.

*

*

*

Setelah kejadian itu, Hafsah diajak Raga untuk tinggal dirumah dinasnya, di Kota Malang.

Mbok Nah sang nenek, dia begitu menyayangi Hafsah sama halnya seperti dia menyayangi Raga.

Sebelum akan bertanggung jawab kepada Hafsah, Raga sebelumnya sudah menceritakan semuanya pada sang Nenek. Semula, mbok Nah agak keberatan dengan tindakan sang cucu. Namun setelah Raga meyakinkan, jika dia mencintai Hafsah, sebagai orang tua, mbok Nah hanya dapat merela, demi melihat cucu satu-satunya bahagia.

Seminggu itu Raga gunakan untuk mengurus surat-surat, yang nantinya akan dia daftarkan pada KUA Kota Malang. Mengingat Hafsah yang sedang mengandung, jadi Raga lah yang sibuk bolak balik antara desa Hafsah dan juga desanya, untuk meminta keterangan pindah nikah. Walaupun tidak mewah, setidaknya acara pernikahan Raga dengan Hafsah berjalan dengan lancar.

Hafsah sempat kecewa dan juga sedih, perihal sang Ayah tidak mau menjadi wali nikahnya. Pernikahan itu hanya dihadiri bu Mirna dengan adiknya.

"Saya terima, nikah dan kawinya Hafsah binti Bapak Mulyo Raharjo, dengan seperangkat alat sholat, dibayar tunai!"

"Saksi? Sah?" ucap Naib menoleh kesamping, kanan dan kiri.

Sah! Sah!

Alhamdulillah ... Akhirnya, Hafsah dan Raga resmi menjadi sepasang suami istri.

1 bulan berlalu,

Dan kini usia kandungan Hafsah sudah menginjak usia 4 bulan. Hafsah sangat bersyukur menjadikan Raga sebagai suaminya. Cinta mereka setara, tanpa ada pihak yang merasa kekurangan perhatian.

Cinta yang dulu hanya dapat bertahta dalam diam, kini takdir merestui mereka untuk hidup bersama. Tidak hanya disitu, setelah pernikahannya dengan Hafsah, pria tampan itu berhasil membeli rumah untuk keluarga kecilnya. Ya, walaupun rumah itu tidak mewah, namun setidaknya itu rumah hasil jerih payah Raga bekerja selama ini. Raga yang bekerja sejak dia sekolah SMA hingga kuliah, dia mengumpulkan uang itu, berharap dapat membeli rumah impiannya. Dan selama 3 bulan pekerja dikantor, Raga berhasil membuat kantor itu berkembang dengan pesat, hingga dia berhasil memenangkan proyek besar, dengan keuntungan fantastik. Dan semua uang itu dia gunakan untuk membeli rumah.

Panggilan mereka pun sekarang berubah.

"Mas, apa kamu tidak pernah menyesal menikahiku? Aku mengandung bayi yang aku sendiri tidak tahu siapa Ayah biologisnya," gumam Hafsah bersandar diranjang.

Raga hanya tersenyum, dan terus mengurut kaki istrinya. Dia tahu, mengandung sangat tidak mudah. Jadi setiap Raga selesai bekerja, dia cepat-cepat pulang, agar dapat membantu pekerjaan rumah Hafsah. Disana juga ada sang Nenek yang menemani. Namun Raga juga tahu, usia Neneknya sudah renta, kadang juga sering sakit-sakitan.

"Dek, jangan pernah lagi mengungkit masa lalu! Aku sekarang Ayah bayimu, dan akan selamanya menajadikan dia anakku! Tidak ada yang berbeda sampai kapanpun!" jawab Raga mengusap pipi Hafsah.

"Terimakasih ya, Mas! Aku selalu berdoa, semoga ALLAH selalu menjaga kamu. Kamu sehat, banyak rejeki, dan jangan lupa terus mendekatkan diri dengan ALLAH!" yang Hafsah maksud, agar sang suami tidak pernah meninggalkan ibadahnya.

Raga menghentikan tanganya, dia berpindah ke kaki Hafsah satunya. Kaki istrinya saat ini terlihat sangat bengkak, karena kehamilannya yang semakin membesar.

"Dek, dulu kita belum sempat memperbaiki diri ... Bagaimana kalau kita memperbaiki mulai dari hari ini! Sebentar, aku ambilkan sesuatu untukmu." Raga segera bangkit dari duduknya. Dia membuka lemari kayu yang cukup sederhana, untuk menyimpan pakaian mereka.

Begitu kembali, Raga membawa satu kotak kado, yang sudah dia bungkus ala kadarnya.

"Ini buat kamu, Dek! Buka, ya!"

"Mas, tapi aku nggak lagi ulang tahun! Kok malah kamu kasih kado?"

"Sudah, dibuka saja!" Raga menyerahkan kado bersampul biru langit itu, agar segera dibuka oleh istrinya.

Hafsah berbinar, saat melihat ada beberapa jilbab didalam isi kado tadi. Jumlah keseluruhan ada 5 jilbab, dengan warna kalem kesukaan istrinya. 2 berbentuk instan, dan yang 3 berbentuk segi empat bermotif.

"Setelah menikah, akulah yang menanggung dosamu. Kamu akan lebih cantik, jika berhijab! Mas berjanji, setelah gajian, Mas akan belikan kamu abaya juga. Semoga istri Mas, dapat istiqomah!" ucap Raga menatap penuh cinta kearah Hafsah.

"Amiin! Terimakasih, Mas! Aku tidak tahu bagaimana nasib hidupku, jika kamu tidak ada disisiku," jawab Hafsah menghambur dalam peluk Raga.

"Aku yang seharusnya berterimakasih sama kamu, Dek! Kamu mau menerima keadaanku seperti ini. Kamu mau menemani masa-masa sulitku," gumam Ragantara mengusap sayang kepala istrinya.

Rumah tangga mereka selalu diberi kebahagiaan tersendiri, walaupun hidup dalam kesederhanaan.

Singkat cerita,

Waktu cepat bergulir, hingga kini kandungan Hafsah sudah berusia 4 bulan. Raga membuat acara kecil-kecilan dirumah, sebagai bentuk memperingati acara tersebut. Di jawa lebih sering di sebut dengan acara~TINGKEP.

1
Sunaryati
Semangat Hafsah, jadilah ibu yang tangguh
Septi.sari: 😊🙏🙏❤nantikan update selanjutnya ibu.
total 1 replies
Sunaryati
Itulah jika bertindak tanpa dipikir dulu akhirnya dihinggapi penyesalan. Tapi jika niatmu sungguh-sungguh, mudah- mudahan masih ada waktu memperbaiki kesalahan
Septi.sari: iya bu, semoga niat bastian sungguh2.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Wah ternyata banyak yang tertarik sama Hafisyah, sayang masa mudanya dihancurkan teman- temannya.
Septi.sari: hai ibu sunaryati selamat mebaca cerita sederhana ini❤🙏
total 1 replies
yumi chan
thor lps ini bt hafisah pergi jauh sm anknya thor..stlh bas tau kalau dia punyn ank stlh kjdian itu...bt bas mkn berslh dn gla di tgl pergi kauh sm hafisah....sbd kt maaf tdki ckp dgn apa yg di lkukn..
Septi.sari: kak, terimakasih sudah mampir dicerita sederhana ini. nantikan bab selanjutnya ya❤❤🤗
total 1 replies
Tunjiah
aq sika cerita nya. ngk ber tele2
Septi.sari: kak terimakasih banyak, 🙏🙏❤❤🤗
total 1 replies
yumi chan
good jod thor
Septi.sari: kak selamat membaca, dan nantikan updatan terbarunya🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
ceritanya bagus
Septi.sari: maa syaa allah kak, terimakasih bintangnya😊🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
lanjut thor
Septi.sari: baik kak❤🙏
total 1 replies
Elly Irawati
pengen tak cakar" tuh ya wajah si pus pus😡
Septi.sari: gas dek ell, 🤣🤣🤣
total 1 replies
Elly Irawati
lanjut gais, ditunggu up selanjutnya😍😍💪💪
Septi.sari: macih dekk ell😍🤗
total 1 replies
CF
wduh sya suka kota mlang
Septi.sari: Saya juga suka kak, walaupun saya asli jawa tengah😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!