Siapa yang ingin hidup dalam kekurangan semuanya pasti mau hidup serba berkecukupan. Tapi itu takdir tak seorang pun tau hidup mereka akan seperti apa.
Ira seorang ibu rumah yang dulu berada diatas di hantam badai hingga terjatuh kebawah.
Mana dulu yang mengaku sebagai saudara? Tak satu pun ada yang peduli. Suaminya terpaksa jadi ojol untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akankah hidup Ira berubah?Lantas bagaimana dengan keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Ira dan Haris sampai di rumah pas waktu magrib. Dari luar mereka mendengar suara ribut - ribut yang berasal dari dalam rumah. Bergegas Ira turun dan dengan setenagh berlari meninggalkan suaminya masuk kedalam rumah. Nampak kakak perempuanya tengah adu mulut dengan putra keduanya, Dhani.
"Ini ada apa?" lerai Ira yang baru saja tiba.
"Akhirnya kamu pulang juga, ajarin anakmu sopan santun sama yang lebih tua." cibir makanya Ira.
"Mulut tante tuh yang ķotor." ledek Dhani.
"Dhani ga sopan. Ini sebenarnya ada apa sih?" tanya Ira entah ke siapa.
"Itu, bu. Tante datang - datang langsung marah - marah."
"Marah - marah kenapa?"
"Tante nyariin ibu, aku udah bilang kalau ibu pergi tapi tante ga percaya malah aku dikata - katain tukang bohong."
"Ya Allah, kak Mia. Kok gitu ngomongnya sama ponakan sendiri. Ada perlu apa kakak cari aku?" tanya Ira berusaha bersikap sabar.
"Kamu ngadu apa lagi sama abang?"
"Ngadu apa lagi, kak. Aku aja ga ada hubungi abang sama sekali kok. Ini sebenarnya ada apa sih, langsung aja kalau kakak mau ngomong biar jelas." ujar Ira mulai jengah dengan kakak perempuanya it.
"Sekarang kamu bisa tenang tinggal di sini, tapi liat aja nanti aku akan usir kamu dan keluargamu dari sini." tanpa menjelaskan apa - apa Mia langsung berbalik arah pulang dari rumah adiknya.
Saat keluar dari rumah ia sempat berpapasan dengan Haris. Sesaat ia tertegun memandang lelaki yang sampai saat ini masih bertahta di hatinya.
"Mia." sapa Haris, tadi ketika hendak ikut masuk tadi ada tetangga yang mengajaknya ngobrol dan baru saja hendak masuk kedalam pas saat Mia hendak pulang.
Mia tidak menjawab berlalu begitu saja dengan motornya meninggalkan rumah adiknya. Haris tidak ambil pusing sikap iparnya itu ia lantas masuk kedalam menemani anak dan istrinya.
"Ngapain kakak kamu kesini?" tanya Haris pada istrinya.
"Ga tau mau mas, kak Mia tidak mengatakan apa - apa, langsung pulang aja." Ira tidak menceritakan apa yang tadi kakaknya katakan. Ia takut suaminya akan marah dan menimbulkan masalah yang baru.
"Ibu bawa apa?" tanya Dhani saat melihat paper bag yang ibunya bawa.
"Ooh ini, ibu juga ga tau isinya apa dek, buka aja?" Ira menyerahkan paper bag yang ia bawa dari rumah bu hj ketangan putranya.
Dhani tersenyum bahagia saat melihat kue yang sudah lama tidak bisa mereka nikmati.
"Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga aku makan kue ini lagi." Dhani mengambil sepotong kue dan memakanya dengan penuh penghayatan.
"Gimana, enak ga?" tanya Ira.
"Enak banget, bu. Ibu dan ayah ga mau makan?" tanya Dhani dengan mulut yang penuh berisi kue.
"Ibu dan ayah tadi sudah memakanya di rumah bu hj tadi, nanti kamu susuan buat Dafa ya." ujar Ira teringat putra sulungnya.
"Siap, bu."
"Jangan lupa sholat magrib." Ira mengingatkan putranya untuk melaksanakan kewajibannya.
Ira meninggalkan putranya menuju kamar untuk melaksanakan sholat magrib bersama suaminya. Kali ini suaminya tidak shalat berjamaah di masjid karna baru sampai rumah.
Babak baru kehidupan Ira baru saja di mulai. Bagaimana perjalanan selanjutnya?
...****************...
Assalamualaikum kk, terimaksih atas semua supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😘😘🙏🙏🙏
nauzubillah mindalik