Nirmala Pemuja Setan

Nirmala merapatkan tubuhnya ke samping suaminya, matanya berkaca-kaca ketakutan. Setiap kali suaranya mencoba lolos dari bibir yang gemetar, ia menoleh sejenak ke arah Erika, seolah mencari pengertian. 

Genggaman tangannya di lengan Leo semakin kuat, seolah berharap mendapat perlindungan. Leo, yang melihat kekhawatiran yang mencetak wajah istrinya itu, mulai menyimpulkan bahwa Erika pasti punya andil dalam kejadian yang membuat Nirmala begitu terpukul.

"Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, Erika? Apa kamu yang membuat Nirmala jatuh? Mengapa kau berdiam diri, Erika? Sampaikan kebenarannya! Apakah tanganmu yang mendorong Nirmala hingga terjatuh?" 

Erika terpaku, matanya memandang kosong, seakan mencari kata-kata yang tepat untuk membela diri. Dia tidak melakukan itu, dia tidak berbuat kasar terhadap Nirmala. 

Walaupun dia membenci wanita itu, tetapi tak ada niat untuk berlaku kasar terhadapnya. Satu hal yang membuat Erika heran, kenapa Leo ini begitu berpihak kepada Nirmala?

Kenapa Leo yang dulu terlihat begitu mencintainya, kini terlihat begitu membencinya? Kenapa Leo yang dulu bucin kepada dirinya, kini justru terlihat begitu bucin kepada Nirmala?

Kepalanya terasa berat, terhimpit oleh rasa bingung yang mendera. Di tengah heningnya ruangan, suara Erika bergetar, dia tak menyangka kalau Leo akan bersikap dingin kepada dirinya.

"Tidak... Sayang.  itu bukan aku. Aku tidak mungkin melakukan itu." 

Napasnya tercekat, setiap kata keluar begitu berat seolah membawa beban dunia ini. Melihat wajah Leo yang begitu marah terhadap dirinya, semua rasa berkecamuk dalam dadanya, hal itu memaksanya untuk menahan tangis yang ingin pecah.

"Lalu, kenapa Nirmala bisa jatuh?"

"Mungkin dia lemas, lagian yang seharusnya kamu perhatikan itu adalah aku. Aku sedang hamil anak kamu, apa kamu tidak khawatir dengan keadaanku dan juga anak kita?"

Leo menghela napas panjang, rasa cinta yang seolah tak terbatas untuk Erika dan bayi yang sedang mereka nantikan terasa memudar begitu saja. 

Pertemuannya dengan Nirmala kembali mengguncang fondasi hatinya. Leo bimbang, cintanya kepada Erika yang semula terasa abadi kini layu karena kehadiran Nirmala yang semakin menguasai hati dan juga pikirannya. 

Dia juga sempat berpikir, mengapa perasaan itu tiba-tiba memudar, terkikis oleh hal yang tiba-tiba mengemuka? 

Leo terperangkap dalam dilema cinta yang tak terduga, tetapi tetap saja di dalam hati dan juga perasaannya hanya Nirmala yang ingin dia pilih. Rasanya sudah tidak ada lagi nama Erika di dalam hatinya. 

Kalau saja tidak ingat Erika sedang mengandung benihnya, rasanya dia ingin meninggalkan wanita itu begitu saja. Dia ingin menceraikan wanita itu, tetapi tadi izinkan oleh ayahnya. 

"Ada apa ini? Kenapa terdengar begitu riuh?"

Juragan Bagus datang, dia menatap ke arah anaknya dan juga kedua menantunya. Dia merasa kalau rumah tangga putranya itu begitu penuh dengan drama.

Padahal, Leo baru memulai rumah tangganya. Namun, rumah tangga dengan 2 istri itu terlihat begitu banyak konflik.

"Nirmala jatuh, Yah. Aku curiga kalau Erika yang mendorongnya," jawab Leo.

Juragan Bagus merasa kalau putranya itu terlalu berlebihan, kini pria itu terlihat begitu berpihak kepada Nirmala. Wanita yang dulunya bahkan tidak pernah dia lirik sama sekali oleh Leo.

Dia sebenarnya merasa aneh sekali, kenapa Leo bisa tiba-tiba saja begitu bucin terhadap Nirmala? Kenapa pria itu ingin menikahinya dan ingin melepaskan Erika?

"Dengar, Nak. Kamu itu memiliki dua istri,berat loh yang namanya memiliki dua istri itu. Kamu harus bisa adil dan harus bisa jadi penengah antara istri-istri kamu," ujar Juragan Bagus.

"Denger tuh kata Ayah, Kamu itu jangan terlalu memanjakan Istri Kedua kamu. Aku dan juga calon anak kita butuh perhatian, bukan hanya Nirmala saja."

Erika mengeluarkan unek-uneknya di hadapan mertuanya, dia sudah tidak tahan melihat Leo yang hanya memandang Nirmala saja. Dari bangun tidur bahkan hanya Nirmala yang dipikirkan oleh Leo.

Nirmala yang tidak mau disalahkan tentunya dengan cepat mengusap tangan Leo, lalu wanita itu tersenyum dengan penuh kelembutan dan berkata.

"Apa yang dikatakan oleh Juragan dan juga Kak Erika benar, Kak. Kakak harus lebih adil, karena tadi malam Kakak sudah tidur sama aku, sekarang Kakak tidur sama Kak Erika."

Pandai sekali Nirmala dalam merangkai kata-kata, padahal kedua orang tuanya hanyalah pelayan yang bekerja di kediaman Raharjo.

Namun, tingkah Nirmala sudah seperti artis papan atas saja. Begitu pandai dalam berakting, sepertinya kalau ada sebuah penghargaan, Nirmala akan mendapatkan penghargaan yang paling banyak.

"Tapi aku---"

"Jangan tapi-tapian, udah sana temani Kak Erika. Aku tak mengapa kalau malam ini tidur sendiri," ujar Nirmala.

Nirmala mengatakan itu dengan lemah lembut, tetapi dia menatap Leo dengan kesedihan yang mendalam. Leo merasa berat sekali meninggalkan wanita itu sendirian, tetapi dia juga tidak ingin mengecewakan wanita itu.

Jika dia tidak menuruti apa yang dikatakan oleh Nirmala, itu artinya dia akan mengecewakan wanita itu. Leo tidak mau hal itu terjadi, apa kata yang keluar dari bibir Nirmala, tentunya harus langsung dia turuti.

"Iya," ujar Leo dengan berat hati.

Leo akhirnya pergi ke kamarnya bersama dengan Erika, sedangkan Nirmala membawa makanan yang sudah diambilkan oleh Leo ke dalam kamarnya.

Dia sangat lapar dan ingin makan, tentunya dia berpamitan dahulu kepada juragan Bagus Wanita itu juga berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam kamarnya.

Namun, sebelum dia masuk ke dalam kamar, doa bertanya kepada pelayan lain yang ada di sana. Siapa saja yang masuk ke dalam kamar yang kini dia huni.

Pelayan berkata kalau Leo mondar-mandir masuk ke dalam kamar itu, Erika juga beberapa kali terlihat masuk ke dalam kamar itu. Tentunya untuk menyusul Leo, karena wanita itu merasa marah melihat Leo yang terus mencari Nirmala.

"Erika itu memang sialan, lihat saja nanti. Aku akan melakukan hal yang membuat kamu menyesal," ujar Nirmala sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan.

Tak lama kemudian senyum licik langsung terbersit di bibirnya, dia sudah punya cara untuk membuat seisi rumah marah terhadap wanita itu.

"Besok pagi aku akan melakukannya, aku jamin Erika pasti akan dibenci oleh semua orang. Kasihannya Erika yang malang," ujar Nirmala sambil tertawa.