Fairi terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa adanya cinta didalamnya dengan Kenan karena sebuah perjodohan. Dan dihari perayaan ke 3 tahun pernikahannya suaminya memperkenalkan seorang wanita sebagai istrinya.
Semua itu tak berarti bagi Fairi, namun hati Fairi hancur saat suaminya memohon padanya untuk membujuk ibu mertuanya agar mau menerima istri kedua suaminya.
Mampukah Fairi bertahan dari ketidak adilan dari orang - orang yang selama ini dia percayai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katrina jaeyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Katakan padaku apakah masih ada yang sakit?" Kenan bertanya dan menatap penuh rasa khawatir pada Melinda.
Dengan senyum tipis dan tubuh yang masih lemas Melinda menatap Kenan "Sudah sedikit baikan hanya merasa lemas dan tak bertenaga, juga sedikit nyeri di perut."
"Maafkan aku, aku tak tau kalau orang yang aku tempatkan disisi mu malah justru orang yang tak memiliki rasa tanggung jawab dan sembrono. Syukurlah kamu tak apa." Kenan menggenggam tangan Melinda yang bebas dan mengusap perutnya dengan ringan.
"Tidak apa mas, mas Kenan gak perlu meminta maaf padaku karena semuanya bukanlah salah mas Kenan, aku saja yang ceroboh dan kurang teliti." Melinda menjawab dengan senyum bahagianya.
Melinda menatap Kenan dengan sangat dalam dan dia bersyukur karena dia memiliki orang seperti Kenan serta berhasil mendapatkannya, dan Melinda tak ingin melepaskan Kenan karena dia telah sangat mencintai Kenan dengan sangat dalam. Bagi Melinda Kenan adalah segalanya dan penyelamat dalam hidupnya juga putrinya.
"Kenapa menatapku sepeti itu? Jangan menggodaku karena kamu masih sakit." Kenan mendekat dan mencium kening Melinda.
"Aku sangat mencintai mas Kenan, dan aku gak ingin kehilangan mas Kenan. Bagiku mas Kenan adalah segalanya, terima kasih mas atas segala yang mas Kenan berikan untuk ku." Melinda berkata dengan sungguh - sungguh.
"Memangnya aku mau kemana, jangan bicara sembarangan." Kenan tersenyum dan mengusap wajah Melinda yang terlihat masih pucat.
"Maaf keluarga Bu Melinda tolong ikut dengan saya untuk menyelesaikan administrasinya karena hari ini Bu Melinda sudah bisa pulang." seorang perawat memanggil Kenan untuk menyelesaikan urusan Melinda.
...💔💔💔...
Di tempat lain Farid sedang fokus pada pekerjaan restorannya karena dia telah keluar dari tempat Kenan. Dan Farid yang sejak awal memang sudah memiliki bisnis restoran ini jadi lebih mencurahkan tenaganya untuk restorannya.
"Farid." Dafid datang menemui tuannya itu.
"Hm, kau datang bagaimana kabar mu?" Farid tersenyum dan menyambut hangat kedatangan sahabatnya itu
"Aku dengar kamu keluar dari kantor Kenan, ada apa sebenarnya hah? Kalian bertengkar lagi?" Dafid duduk di kursi dalam kantor Farid
Farid terlihat sedang bernafas dalam menatap Dafid lalu dia tersenyum. "Kau ingin tau apa karena Kenan menyuruhmu atau karena kau memang tak tau."
"Apa maksudmu? Aku batu tau dari Ambar saat aku ke kantor Kenan dan kalian tak ada." Dafid berkata sambil menatap bingung pada sahabatnya itu.
"Aku hanya kesal pada Kenan yang tak mau dibilangin dan aku menemukan fakta mengenai Melinda yang sedang memiliki hubungan lebih dengan saudara tirinya. Aku menyelidiki wanita itu karena tak ingin melihat Kenan terjebak terlalu..."
"Tunggu, tunggu dulu. Siapa Melinda dan terjebak apa hah? Jelaskan dari awal." Dafid memotong kalimat Farid karena dia tak tau menahu soal apa yang sedang dibicarakan oleh sahabatnya.
Farid menghela nafas lalu berjalan mendekati dafid dan menjelaskan dari awal tentang masalah Kenan dengan dua wanita yang telah menjadi istrinya dan dinikahi secara diam - diam, bahkan tak ada satu pun dari teman - temannya yang diberitahu.
"Jadi maksudmu, sahabat kita yang tolol itu telah menikahi 2 orang wanita dan kita tak diberitahu, lalu sekarang salah satu dari istri pilihan orang tuanya memilih pergi dan menceraikan dia." Dafid tersenyum "Kenapa nasibnya begitu tragis sih, tapi siapa nama istri pertamanya yang dipilihkan oleh orang tuanya?"
"Aku tak tau nama lengkapnya, tapi nama panggilannya Fairi." Farid berkata dan juga ikut tersenyum.
"Fa-iri. Kenapa aku sepetinya pernah mendengar nama itu disebut ya, tapi dimana?" Dafid berfikir dalam untuk mengingat mama Fairi yang pernah dia dengarkan.
"Apa kau mengenalnya? Aku baru tau 2 kali dengan Fairi, dia dulu seorang reporter dan model." jelas Farid.
"Aku ingat. Adikmu yang memanggil nama itu dan dia menceritakan pada ku kau dia memiliki atasan yang juga dari indonesia dan orangnya sangat baik." Dafid berkata dengan semangat.
"Maksudmu, Beijing. Hotel Janshon." Farid terkejud dan dia tak menyangka orang yang dicari bersama dengan Kenan selama ini ternyata berada dekat dengan adiknya sendiri. "Tapi, tidak. Biarkan saja Kenan mendapatkan karmanya." Farid mengurungkan diri untuk menghubungi Kenan.
...💔💔💔...
Melinda sudah pulang dan ada di rumah sejak 1 minggu yang lalu, dan selama itu pula Kenan terlihat sangat sibuk, Kenan selalu bekerja baik di rumah mau pun di kantor. Bahkan semua pekerjaannya dibawah pulang oleh Kenan dan bekerja hingga larut malam.
Selama 1 minggu Kenan terus berfikir dan sedang menyelidiki sesuatu yang membuat dia bingung serta ragu. Kenan melakukan semuanya sendiri dan mengawasinya dengan tenang, sampai pada titik dia telah tak mampu untuk menghilangkan pikirannya dan kebingungannya sendiri.
"Oh sayang, putri papa yang cantik."
Di rumah Melinda Danang sedang bermain dengan Mayangsari dengan sangat seru setiap kali Kenan tak ada di rumah dan Danang tersenyum merasa sangat senang, tenang serta puas karena dia tak hanya memiliki banyak uang dari Melinda yang diberikan oleh Kenan, dia juga masih bisa menikmati tubuh sang adik yang sejak dulu telah dinikmatinya serta telah menjadi candunya sejak lama sekali.
"Hentikan, apa yang mau kakak lakukan hah?! Tak lihat ada pembantu di sini." Melinda berkata dengan kesal pada Danang yang jadi sering datang dengan bebas ke rumahnya karena Kenan mengijinkan dan meminta pada Danang untuk tinggal di rumahnya selama ada di kota ini.
"Kenapa? Bukankah suamimu yang gampang ditipu itu telah mengijinkan aku untuk tinggal di sini, dan lebih lagi dia adalah orang ku jadi dia berada di pihak ku. Ayo aku sudah tak tahan lagi." Danang mengangkat tubuh Melinda dan membawahnya kedalam kamar.
...💔💔💔...
"Maaf pak laporan yang biasanya dipegang oleh pak Farid sekarang jadi..." Ambar berhenti menjelaskan dan menatap Kenan.
"Katakan kenapa tak perlu kau tutupi." Kenan berkata dengan menatap Ambar
"Maaf pak, semuanya jadi berada dibawah target dan kita hampir tak bisa mengolahnya, bahkan pengeluarannya juga melebihi batas awal pak." Ambar berkata dengan hati - hati.
"Bagaimana bisa, bagaimana bisa?!" Kenan berkata dengan sangat emosi.
"Pak, bapak mau kemana?" Ambar bertanya saat melihat Kenan buru - buru keluar kantor
"Pergi menemui para investor dan bertanya pada mereka." Kenan berjalan dengan cepat.
Di perjalanan Kenan merasa sangat lelah bahkan dia mulai tak fokus menyetir karena semua masalah datang padanya dengan begitu cepat, bahkan semua orang yang dia percaya mulai tak bisa dikenali lagi.
Tin tiiinnn (suara klakson mobil terdengar sangat nyaring saat di persimpangan)
"Ah tidak." Kenan menghindari truk yang datang dari arah berlawanan yang terlihat tak stabil, dan karena membanting setir mobil Kenan menabrak pembatas jalan dengan sangat keras.
...💔💔💔...
Pyaar (gelas yang dipegang oleh Fairi tiba - tiba saja jatuh)
"Ah."
"Nak Fairi ada apa?" Bi Mina yang mendengar teriakan Fairi dan suara gelas pecah langsung lari masuk kedalam rumah.
"Aduh sakit bi." Fairi memegangi perutnya.
"Ya Allah, masak mau lahir sekarang? Ini kan masih bulan ke tujuh." Bi Mina merasa sangat panik melihat Fairi yang kesakitan.
"Nak Melisa apa nak Melisa bisa kesini tolong bibi, ini nak Fairi perutnya sudah merasa sakit." Bi Mina menghubungi Melisa.
Dengan cepat Melisa langsung datang ke rumah Fairi karena rumah sewaannya tak terlalu jauh dari rumah dinas Fairi. Dengan cepat Melisa dan bi Mina membawah Fairi ke rumah sakit.
"Bagaimana dokter apakah sudah waktunya untuk lahiran?" Bi Mina bertanya dengan khawatir.
"Oh, masih belum Bu, mungkin karena bu Fairi terlalu capek dan kurang istirahat jadi ada reaksi kram perut yang berlebihan, semuanya masih dalam keadaan sehat dan tak ada bahaya." jelas dokter pada bi Mina dan Fairi.
"Apakah banyaknya pekerjaan bisa berpengaruh dengan begitu hebat dok? Sampai - sampai saya merasakan sakit yang luar biasa." Fairi bertanya dengan bingung karena ini adalah pengalaman pertamanya dalam kehamilan
"Iya Bu, jadi harus jaga kesehatan dan banyak istirahat jangan terlalu capek apa lagi sampai bekerja hingga lembur tanpa istirahat sama sekali. Nanti saya akan memberikan vitamin dan juga obat pereda sakit terus tolong ibu istirahat dulu kalau bisa." ucap dokter dan Fairi mengangguk.
"Nanti obatnya ditebus di apotik ya Bu dan kontrolnya sudah mulai 2 minggu sekali kalau tidak ada keluhan." jelas seorang perawat yang mengantarkan Fairi ke apotik rumah sakit.
"Baik terima kasih sus." Fairi berkata dengan tersenyum.
"Bagaimana? Apa tak ada masalah?" Melisa yang menunggu diluar bertanya dengan penasaran.
"Tak papa hanya kram karena kelelahan saja." Fairi menjawab dengan tersenyum, "Maaf ya jadi merepotkan mu" sambung Fairi
"Mbak Fairi bicara apa sih, aku Uda anggap mbak Fairi sebagai kakak dan juga keluargaku karena di sini aku tak punya siapa - siapa dan tak kenal dengan siapa pun." Melisa berkata dan menggandeng tangan Fairi
fairi-farid
Melinda - Melisa
sari -sri
tyas -tias