Notes : Bukan untuk bocil.
"Panggil aku Daddy, Gadis Manis."
Abercio Sanchez. Andai Lucy tak menikah kontrak dengan pria itu, mungkin ... putrinya Ciara tak akan terjebak dalam kegilaan Abercio yang berstatus ayah sambung dari anak tersebut.
Ciara A. Garnacho. Seorang gadis polos yang kekurangan kasih sayang dari sosok ayah kandungnya. Kelemahan tersebut malah dimanfaatkan oleh Abercio yang menjadi ayah sambung dari gadis tersebut.
Hal apakah yang Abercio lakukan sehingga Ciara menuruti semua kegilaan Abercio saat menjadi ayah sambungnya?
Yuk, subscribe novel ini dan baca kelanjutan kisah Abercio dan Ciara!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak Pergaulan Bebas
...“Ciara!!! Kamu itu mau belajar atau pacaran?! Ngapain nonton video-video kayak gitu? Kamu pikir itu baik? Gimana kalau nanti kamu terjebak dipergaulan bebas?!” – Abercio Sanchez...
“Daddy, Ciara udah di bawah.”
Ciara mengirimkan pesan tersebut sambil berdiri di pintu lobby gedung megah yang terkenal tersebut. Kurang lebih lima menit kemudian, Abercio datang menghampirinya.
“Ayo, ke atas,” ucap Abercio membuyarkan lamunan Ciara.
Ciara hanya menuruti Abercio menuju ke arah pintu lift. Namun, fokusnya tiba-tiba tertuju pada sebuah lift yang berada tak jauh dengan lift di mana ia dan Abercio berdiri.
“Daddy … kok, lift yang itu rame banget? Kenapa mereka nggak ke sini? Lift ini ‘kan sepi?” tanya Ciara dengan sorot mata yang menatap fokus ke gerombolan orang yang sedang menunggu lift.
“Itu lift umum, Sayang.” Jawab Abercio tenang tanpa menoleh sedikit pun ke arah lift yang dimaksud oleh Ciara.
Ting!
Pintu lift terbuka. Abercio memegang tangan Ciara dan menuntun gadis itu masuk ke dalam lift.
“Sedangkan ini, lift pribadi,” jelas Abercio lagi. Ia menempelkan sebuah kartu akses ke sensor yang ada di dalam lift tersebut, kemudian ia menekan tombol 59.
Ciara hanya diam dan menunggu lift tersebut terbuka. Tak lama kemudian, pintu lift terbuka. Abercio memegang tangan Ciara dan membawa gadis itu melewati beberapa staf untuk menuju ke ruangannya.
Di saat yang sama, saat di mana Abercio dan Ciara telah masuk ke dalam ruangan CEO, sorot mata Elina terlihat cemburu dan kesal. Pasalnya, ia khawatir jika gadis yang tak lama digandeng oleh Abercio tadi akan menggantikan posisinya.
“Eh. Elina,” panggil salah satu staf yang ada di sana. Elina menatap ke arah suara yang memanggilnya.
“Tuh cewe siapa? Tumben banget Pak CEO jemput langsung tamunya ke bawah? Biasanya ‘kan nyuruh Pak Axel atau elu?” tanya wanita tersebut penasaran.
“Nggak tau deh. Soalnya gue baru sekali ini juga liatin Pak Aber kayak gini,” sahut Elina dingin.
“Yah … paling juga ntar jadi pemuas nafsu Pak—”
Wanita tersebut menutup mulutnya. Ia sadar bahwa apa yang baru saja ia ucapkan tadi membuat Elina tersinggung.
...❣️❣️❣️...
“Daddy … katanya Mommy ngabarin Daddy? Kok Mommy nggak ngabarin Ciara?” tanya Ciara dengan raut wajah yang sedih.
Abercio memegang kedua bahu Ciara yang saat itu sedang berdiri di samping sofa yang ada di tengah ruangan milik Abercio. Ia menatap lekat ke arah wajah Ciara yang sedang cemberut itu. Tangannya tak tahan untuk tak membelai rambut hitam legam Ciara yang lurus itu.
“Duduklah. Kamu pasti cape ‘kan dari kampus ke sini,” ucap Abercio sambil membawa geraian rambut Ciara yang menutupi pipinya ke belakang daun telinga gadis itu.
“Nggak kok. Tadi Ciara di anterin Kak Leo. Naik motor. Seru!” girang Ciara dengan mata yang berbinar-binar.
Abercio langsung melepaskan tangannya dari bahu dan rambut Ciara. Kemudian ia berjalan menuju meja kerjanya membiarkan Ciara yang masih berdiri. Rasanya, hatinya mendadak panas saat mendengarkan gadis itu di antar oleh pria lain. Terlebih lagi menggunakan motor.
“Ck! Pasti dia meluk bocah brengsek itu ‘kan? Terus dadanya nempel ke punggung bocah tengik itu?!” geram Abercio dalam hati.
“Daddy? Mommy bilang apa?” tanya Ciara sambil duduk. Ia membuyarkan lamunan Abercio.
“Dia suruh mengatakan padamu untuk nggak usah khawatir. Di sana dia sedang banyak kerjaan dan terlalu sibuk. Dia bakalan ngehubungi kamu secepatnya,” jawab Abercio sambil duduk di atas kursi dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
“Cuma itu aja?” tanya Ciara sambil membuka ponselnya dengan perasaan kesal. “Tau gitu, mending kabarin lewat telfon aja, Daddy.”
“Kan Ciara lagi bareng Kak Leo,” sambungnya dengan wajah yang cemberut.
“Ciara. Daddy udah bilang ‘kan, jangan pacaran. Kamu itu masih kuliah,” tegas Abercio dengan suara yang sedikit tinggi.
Ciara hanya diam tak menggubris ucapan Abercio sembari menatap layar ponselnya sambil membalas pesan-pesan tak penting di grup chat antara dia, Brian dan Gea, sahabatnya.
“Dih! Emangnya aku anak kecil apa? Lagian apa salahnya sih aku pacaran? Kalo nggak buru-buru cari pacar, abis deh ntar ayah tiri sendiri yang aku embat,” gerutu Ciara dalam hati.
Abercio menatap Ciara yang saat itu sedang dongkol. Tapi ia tak peduli. Ia tetap fokus mengerjakan beberapa pekerjaannya yang sempat tertunda tadi karena bercinta dengan Elina dan menjemput gadis itu ke bawah.
Ting! Ting! Ting!
Lima menit, sepuluh menit dan lima belas menit telah berlalu. Bunyi notifikasi di ponsel Ciara tak kunjung berhenti. Saat itu Ciara sedang bersandar di sofa tersebut sambil cekikikan membalas pesan-pesan konyol dari dua orang sahabatnya itu.
Abercio merasa terganggu dengan bunyi notifikasi serta tingkah Ciara yang tertawa sendiri sambil membalas pesan yang entah dari siapa itu. Apa itu pesan dari Leo? Kenapa Ciara sebahagia itu? Pikir Abercio tak tenang.
“Ah… ahh… mhhh… oh yes! Fakkk! Ahh!”
Suasana yang semula tegang dan dingin di ruangan itu mendadak canggung saat suara desa.han dan leng.uhan wanita yang berasal dari ponsel milik Ciara. Ciara langsung menggigit bibir bawahnya dengan mata yang terbelalak sembari bergegas menjeda video yang dikirimkan oleh Brian di grup.
“Brian sialan!” umpat Ciara dalam grup obrolan antara ia dan dua sahabatnya.
“Gue lagi deket Daddy Cio! Mana suara tuh cewe gede banget! Ntar dikira gue nonton b0kep lagi sama Daddy gue!” gerutu Ciara di grup obrolan tersebut.
Di saat yang sama, Abercio langsung menatap ke arah Ciara dengan sorot mata yang sulit diartikan. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang menegang. Berani-beraninya bocah tengik itu mengirimkan video tak senonoh pada Ciara?!
“Ciara!” suara lantang Abercio membuat Ciara terkejut dan menatap ke arah Abercio.
“Kamu itu mau belajar atau pacaran?! Ngapain nonton video-video kayak gitu? Kamu pikir itu baik? Gimana kalau nanti kamu terjebak dipergaulan bebas?!” sambung Abercio tanpa memikirkan apa yang baru saja ia ucapkan.
Abercio adalah pelaku dari semua hal yang ia larang pada gadis itu. Nonton video p0rn0 dan pergaulan bebas. Hanya saja, ia tak pernah pacaran selama ini. Karena ia tak pernah percaya dengan sesuatu yang berkaitan dengan hubungan cinta antara pria dan wanita.
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG…...