NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Datang Lagi

"Kek, Den Wira hebat loh," cerita sang nenek begitu antusias, beberapa saat setelah kejadian tadi di halaman rumah.

Wira dan ketujuh bidadari hanya saling tersenyum sembari menyaksikan sang Nenek yang sedang bercerita dengan penuh semangat.

Dari kejadian itu, kedua orang tua pemilik rumah tersebut berharap, hidup mereka akan lebih tenang. Tidak ada orang yang mengusik sepasang manusia renta itu hanya untuk meminta upeti.

"Nenek dan Kakek tenang saja. Sepertinya kita akan tinggal di sini lebih lama kok," ucap Wira tiba-tiba, menyela obrolan Nenek dan Kakek tersebut. Tentu saja semua mata yang ada di sana langsung menatap ke arah Wira yang sedang menikmati teh hangat serta singkong rebus yang disiapkan oleh para bidadari.

"Yang benar, Kang? Kita akan menginap di sini lebih lama lagi?" tanya Dewi Nila memastikan ucapan Wira, mewakili semua yang ada di sana, karena mereka juga ingin tahu alasan Wira memutuskan seperti itu.

Wira dengan sangat yakin menganggukan kepalanya. "Iya, kita akan menginap di sini beberapa hari lagi," jawab Wira, "bukankah tadi aku sudah cerita kalau kemungkinan bulu angsa lainnya ada pada Raja dan ketua dari tengkorak iblis. Aku ingin kita menyelidikinya."

Kening para bidadari sontak berkerut dan mereka juga saling pandang satu sama lain. "Tapi, Kang, apa itu tidak bahaya? Nanti kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bagaimana?" tanya Dewi Nila dengan wajah yang sedikit merasa khawatir.

"Kalau bahaya ya, harus kita hadapi," jawab Wira dengan santai.

"Bukankah yang penting kita mengetahui dan memastikan terlebih dahalu, kalau bulu yang kita cari ada pada mereka? Tapi itu semua terserah kalian juga sih. Bukankah yang sangat membutuhkan bulu angsa emas itu kalian sendiri. Mau cepat atau lambat ditemukannya, tergantung usaha kalian juga, kan?"

Para bidadari dengan seksama menyimak ucapan Wira. Apa yang dikatakan anak muda itu memang benar, jika mereka ingin secepatnya kembali ke langit, mereka harus memanfaatkan segala kemungkinan yang ada.

Apa lagi terlintas dalam pikiiran mereka, dari mana Raja dan ketua tengkorak iblis tahu adanya bulu angsa emas. Setelah mempertimbangkan, akhirnya, para bidadari setuju, menginap di rumah itu lebih lama.

Nenek dan Kakek pun tampak bahagia. Untuk merayakannya, mereka lantas bekerja sama memasak hidangan yang cukup lezat.

Hingga tanpa terasa kini malam kembali hadir. Karena tidak banyak aktifitas yang dilakukan, semua penghuni rumah itu memilih beristirahat lebih awal setelah makan malam. Di salah satu kamar yang ada di rumah tersebut, Wira sedang terbaring sambil menatap langit-langit kamarnya

Di saat Wira sedang asyik melamun, dia dikejutkan dengan masuknya salah satu bidadari di kamar yang Wira tempati.

Wira semakin heran dan tertegun saat bidadari itu duduk di tepi ranjang dan melepas satu kain warna yang menutupi dadanya dan dia bersiap untuk berbaring.

"Loh, kamu tidur di sini?" tanya Wira dengan wajah yang nampak heran, "Dewi Kuning mana?"

Bidadari yang dipanggil Dewi Merah lantas tersenyum dan memiringkan tubuhnya menghadap Wira. "Mulai malam ini, kita akan tidur bergiliran untuk menemani Kang wira. Sekarang jatahnya aku yang tidur di sini," jawabnya.

Wira jelas semakin tercengang. Meski begitu dalam hatinya, pemuda itu bersorak. Kapan lagi dia memiliki kesempatan untuk tidur dengan wanita cantik yang berbeda beda.

Wira pun akhirnya tidak melayangkan pertanyaan lagi. Menurut Wira, mungkin hal itu dikarenakan mereka sudah terlanjur mengakui kalau ketujuh bidadari itu adalah istrinya.

"Kang Wira tidak tidur?" tanya Dewi merah dengan mata menatap pemuda yang saat ini sedang menghadap langit langit kamar.

"Belum ngantuk, Dek," jawab Wira sembari menoleh sejenak ke arah Dewi Merah lalu dia kembali menatap langit langit, "Oh iya, sekarang kan dua diantara kalian, sudah mendapatkan bulu Angsa kembali, kenapa kalian tidak langsung pulang ke langit?"

Dewi merah yang sedang memperhatikan Wira dengan lekat, tertegun mendengar pertanyaan tersebut. Dia lantas tersenyum dengan mata terus menatap pemuda yang sedang memamerkan bulu ketiaknya karena tangan Wira sedang dijadikan bantal oleh Wira sendiri.

"Kita kan dihukumnnya sama sama. Masa aku dan Jingga pulang duluan? Itu namanya tidak setia kawan. Kita itu pergi ke dunia ini sama sama, jadi pulangnya harus sama sama juga."

Mendengar jawaban dari Dewi Merah, Wira jadi tersenyum. "Kalian benar benar sangat kompak," pujinya, "selain bisa membuat kalian terbang, fungsi dari bulu angsa emas itu apa lagi? Apa hanya itu kegunaannya?" Wira bertanya sambil menoleh.

"Ya banyak," jawab Dewi Merah, "Nanti Kang Wira juga bakalan tahu sendiri," sambungnya dengan senyum penuh arti.

Kening Wira sontak berkerut. Tapi tak lama setelahnya dia juga ikut tersenyum. "Baiklah, aku tidak akan cari tahu lagi. Lebih baik sekarang kita tidur. Udah malam. Besok kita cari informasi lagi," ajaknya.

Dewi merah mengiyakan. Meski dia sebenarnya belum ingin tidur, Dewi merah terpaksa harus mengiyakan agar Wira juga cepat teridur.

Alasan lain yang membuat para bidadari tidur bergilir, tentu saja karena mereka penasaran dengan ketampanan Wira yang sedang terlelap serta isi celana Wira. Maka itu, Dewi merah langsung mengiyakan saja saat diajak tidur dan berharap Wira lebih dulu terlelap.

Sedangkan Wira sendiri juga sebenarnya punya misi khusus, dibalik ajakannya untuk tidur lebih awal. Pemuda itu ingin mengulang perbuatannya yang sama seperti semalam kepada Dewi kuning. Melihat dan mengusap benda kembar yang ada di dada Dewi Merah, membuat Wira tidak sabar untuk mengusap benda kenyal itu secara diam diam seperti semalam.

Wira terlebih dahulu, berpura pura memejamkan matanya sambil mengawasi gerak gerik Dewi merah. Wira harus bertahan dalam sandiwaranya agar bidadari di sebelahnya juga lekas tertidur.

Namun, tak lama setelah Wira memejamkan matanya, Wira dibuat tertegun dengan apa yang terjadi kepadanya saat ini.

"Ternyata benar, Kang Wira sangat tampan kalau sudah terlelap," gumam Dewi merah. Meski lirih, tapi Wira masih mampu mendengar gumaman bidadari itu karena wajah Dewi Merah tepat di hadapan wajah Wira. Ingin sekali Wira tersenyum mendengar pujian tersebut, tapi pemuda itu menahan senyumnya dengan sekuat tenaga.

Beberapq saat kemudian, Wira kembali dibuat kaget saat tangan Dewi merah dengan lembut membelai wajahnya. Wira tidak menyangka akan mendapat perlakuaan seperti ini. Wira pun terus berusaha terdiam agar peristiwa seperti ini tidak cepat menghllang.

Rasa takjub Wira semakin bertambah saat dengan lembut, Dewi merah juga mengusap dadanya dan memuji tato yang membuat Wira katanya semakin terlihat gagah dimata para bidadari.

Namun saat Wira sedang menikmati setiap sentuhan lembut tangan bidadari pada tubuhnya, pemuda itu dibuat terperangah saat mendengar ucapan Dewi merah selanjutnya.

"Loh, kok celana Kang Wira menonjol? Apa mungkin, di balik celana itu..."

1
Aqlul /aqlan
hhhh modus...
Yuliana Purnomo
menang banyak niihh Wira
Yuliana Purnomo
Hajar gerombolan tengkorak iblis,, Leo,,lumayan untuk santapan mu
®agiel
hmmmmm baru satu bidadari ya Thor...
berarti masih ada enam bidadari lagi yang mesti di cairkan...hahahhaa...

dengan keahlian jemarimu itu Thor, bisalah di selipkan nama nama pembaca cowok sebagai tokohnya, pastinya kan kami pasti mengagumi karyamu ini Thor..

Moso yoo cuma tokoh Wira saja toohh...hihihiiiiii ngarep banget sih saya yaaaa...🤭🤭🤭
Hendra Yana
rejeki nomplok kang wira
Aqlul /aqlan
jooosss lanjut...
Aqlul /aqlan
kok cuma stu bab
..hemmm
Aqlul /aqlan
hari ini kok nggak up thorrr...ditunggu
®agiel
waaadduuuhhhh...Thooorr...
wes, tambah lagi kopinya Thor, gulanya dikiiiiitt aja...
🤭
Okto Mulya D.
Wira bisa aja ngerayunya.. menang banyak dehhh kamu.
Okto Mulya D.
Dewi ungu bisa aja nih
Was pray
wira terasa seperti mendapat bintang jatuh saat dewi ungu bilang boleh senjata warisan leluhur masuk sarang.. 😆😆😆
Okto Mulya D.
waduh Wira.. lagi usaha .
Okto Mulya D.
Raja Wiwaha kelihatan nya baik..saingan donk sama Wira..dan ternyata Wira itu bukan anak kandung emak² itu yaa .koq beda sama saudara nya.
Okto Mulya D.
Wira mulai berani yaaa... terus terang...
Okto Mulya D.
tengkorak iblis, kelihatan nya menyeramkan...
Okto Mulya D.
wahhh diem aja Wira rezeki..
Okto Mulya D.
langsung dehh juragan dan kacungnya kabur terbirit-birit...
widy
😱😱😱😱😱
Aqlul /aqlan
lanjut...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!