NovelToon NovelToon
Sistem Uang Tidak Terbatas

Sistem Uang Tidak Terbatas

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Sistem / Ahli Bela Diri Kuno / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: MZI

*Khusus Bacaan Dewasa*

Sinopsis: Make, pemuda tampan dan kaya, mengalami kebangkrutan keluarga. Dia menjadi "anak orang kaya gagal dan terpuruk" dan dibuang pacarnya yang berpikiran materialistis adalah segalanya. Namun, nasib baik datang ketika dia mendapatkan "Sistem Uang Tidak Terbatas".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Sebuah Perasaan

Bab 30: Sebuah Perasaan

Make menghela napas panjang, menatap Asya yang terbaring lemah dengan ekspresi penuh harap dan cinta di matanya. Meskipun ia merasa jijik dengan cara mereka berinteraksi, ia tidak bisa mengabaikan perubahan drastis pada wanita ini. Ada sesuatu yang membuatnya enggan untuk memperlakukannya lebih buruk lagi, setidaknya untuk saat ini.

Dengan enggan, Make mendekat dan melepaskan sabuknya dari pergelangan tangan Asya. Kulit wanita itu sedikit memerah bekas ikatan. Asya segera bangkit dan meraih tangan Make, menciumnya lagi dengan penuh pemujaan.

"Terima kasih, cintaku," bisiknya dengan suara serak. "Aku akan melakukan apapun untukmu."

Make menarik tangannya dengan sedikit kasar.

"Dengarkan aku, Asya," katanya dengan nada dingin dan tegas. "Apa pun yang terjadi di sini, di kamar ini, jangan pernah tunjukkan sikap seperti ini di depan umum. Jangan pernah memanggilku 'cintaku' atau bersikap seperti... budak."

Asya menatap Make dengan mata berkaca-kaca, tampak bingung dan sedikit terluka. "Tapi... tapi bukankah aku milikmu sekarang?"

"Ya, kamu 'milikku' dalam artian kamu akan melakukan apa yang aku perintahkan," jawab Make dengan menekankan kata 'milikku'.

"Tapi di luar kamar ini, kamu adalah wanita 'biasa'. Bersikaplah seperti itu. Jika kamu berani menunjukkan sikap gila ini di depan umum, atau jika kamu mencoba mengendalikan hidupku dengan cara yang tidak masuk akal lagi seperti sebelumnya, aku tidak akan ragu untuk membunuhmu. Mengerti?"

Nada suara Make yang dingin dan mengancam membuat Asya sedikit gemetar. Ekspresi cinta di matanya bercampur dengan rasa takut.

"Saya... saya mengerti, Make," jawabnya pelan, menundukkan kepalanya. "Di luar... saya akan bersikap seperti biasa."

"Bagus," kata Make singkat.

Make mengangguk singkat, merasa urusannya dengan Asya untuk saat ini selesai. Ia berbalik dan berjalan menuju pintu room bar itu tanpa menoleh lagi. Dibukanya pintu itu, dan ia melangkah keluar, meninggalkan Asya yang masih berada di ranjang dengan tatapan sedikit sedih karena di tinggalkan, namun ia penuh kepatuhan tidak ingin membuat Make marah.

Langkah Make tergesa-gesa menyusuri lorong sempit bar. Pikirannya dipenuhi oleh keinginan untuk segera sampai ke rumah dan beristirahat. Malam yang penuh gejolak emosi dan kejadian aneh membuatnya merasa lelah dan butuh ketenangan. Ia tidak ingin memikirkan lebih lanjut tentang Asya atau masa lalunya untuk saat ini. Yang ia butuhkan hanyalah tidur dan memulihkan diri.

Sesampainya di parkiran bar, Make segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi menuju rumah.

Jalanan malam tampak sepi, seolah memberinya ruang untuk sendiri dengan pikirannya yang kacau. Ia berharap ketika bangun nanti, ia akan merasa lebih siap untuk menghadapi kenyataan dan mengambil langkah selanjutnya. Untuk saat ini, istirahat adalah yang utama.

---

Sesampainya di villa mewahnya, suasana sunyi menyambut Make. Rumah itu tampak megah dan mewah, namun terasa kosong tanpa kehadiran keluarga. Ia menghela napas panjang, rasa lelah fisik dan emosional membuatnya ingin segera membersihkan diri dan beristirahat.

Make langsung menuju kamar mandi. Air hangat yang mengguyur tubuhnya terasa menenangkan otot-otot yang tegang. Ia membiarkan air membasuh semua kekacauan yang terjadi malam ini, berharap bisa ikut membersihkan pikirannya yang kalut.

Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian santai, perut Make terasa lapar. Ia menuju dapur modern yang lengkap dengan berbagai peralatan canggih.

Meskipun tinggal di villa mewah, Make terbiasa melakukan banyak hal sendiri. Ia belum memiliki rencana untuk mempekerjakan pembantu atau pelayan tetap. Ia berpikir untuk mencari bantuan nanti, ketika kesibukannya semakin bertambah.

Dengan cekatan, Make menyiapkan makanan sederhana untuk dirinya sendiri. Sambil makan dalam kesunyian ruang makan yang luas, pikirannya kembali berkecamuk.

Pertemuan dengan keluarga kandungnya, kebohongan orang tua angkatnya, dan kejadian aneh dengan Asya di bar... semuanya terasa seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan.

Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, namun ia merasa hidupnya telah berubah secara drastis dalam waktu yang sangat singkat. Setelah selesai makan, Make memutuskan untuk segera tidur. Ia berharap tidur bisa memberikan kedamaian dan kejernihan pikiran untuk menghadapi hari esok.

Make terbangun keesokan paginya dengan perasaan sedikit lebih segar, meskipun sisa-sisa kelelahan emosional masih terasa. Cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela besar kamarnya menerangi ruangan dengan lembut. Ia meregangkan tubuhnya di atas ranjang king size yang nyaman, mencoba mengumpulkan sisa-sisa energinya.

Setelah beberapa saat berbaring, Make memutuskan untuk bangkit. Rutinitas adalah salah satu cara terbaik untuk mengembalikan sedikit kendali dalam hidupnya yang terasa kacau. Ia mengenakan pakaian olahraga dan turun ke lantai bawah.

Villa mewahnya dilengkapi dengan fasilitas gym pribadi yang lengkap. Make menghabiskan sekitar satu jam berolahraga, memfokuskan diri pada gerakan-gerakan fisik untuk mengalihkan pikirannya. Angkat beban, lari di treadmill, dan beberapa gerakan peregangan membantu melepaskan ketegangan yang terpendam dalam tubuhnya. Keringat yang membasahi tubuhnya memberikan sedikit rasa lega.

Setelah selesai berolahraga, Make merasa sedikit lebih bersemangat.

Ia kembali ke dapur dan menyiapkan sarapan sehat untuk dirinya sendiri. Sambil menikmati sarapannya di meja makan yang menghadap ke taman belakang villanya yang hijau, ia mulai merenungkan kejadian beberapa hal. Pertemuan dengan Lia dan Ratna, pengakuan orang tua angkatnya, dan malam yang panas dengan Asya... semuanya terasa seperti potongan-potongan puzzle yang belum tersusun.

Ia tahu ia tidak bisa terus menghindar. Ia harus menghadapi keluarganya dan melupakan masa lalunya. Dan ia juga harus memutuskan menjalani masa sekarang menikmati hidupnya yang bebas. Pagi ini, di tengah kesunyian villanya, Make merasa sedikit lebih siap untuk menghadapi hari yang penuh tantangan di depannya.

---

Setelah sarapan, Make merasa sedikit lebih tenang. Ia memutuskan untuk menghubungi kedua adik kembarnya, Mia dan Mua. Sudah cukup lama ia tidak berkomunikasi dengan mereka, dan ia merasa bersalah karena membiarkan kebingungan dan masalah pribadinya menjauhkannya dari mereka.

Nada dering ponselnya berbunyi beberapa kali sebelum Mia mengangkat. "Halo, Kak Make! Akhirnya Kakak telepon! Kami kangen banget!" suara riang Mia terdengar di seberang sana.

"Hai, Mia. Kakak juga kangen kalian," jawab Make, berusaha menyembunyikan kesedihan dalam suaranya.

"Kakak kapan pulang lagi? Ayah sama Ibu juga kelihatan sedih akhir-akhir ini," timpal Mua, nada suaranya sedikit khawatir.

Make terdiam sejenak. Ia belum siap untuk menceritakan kebenaran yang sebenarnya kepada kedua adiknya. "Kakak... Kakak masih ada sedikit urusan. Tapi Kakak janji akan segera pulang. Kalian baik-baik saja?"

"Kami baik-baik saja, Kak. Tapi kami khawatir sama Kakak dan Ayah Ibu," kata Mia. "Ada sesuatu yang terjadi ya?"

Make menghela napas. "Nanti Kakak ceritakan semuanya kalau Kakak sudah pulang. Kalian jaga diri baik-baik ya."

Setelah menutup telepon, Make merasa semakin bersalah. Ia mencintai kedua adiknya dan tidak ingin menyakiti mereka. Namun, kebenaran tentang masa lalunya pasti akan mengguncang kehidupan mereka juga. Ia harus mencari waktu yang tepat dan cara yang baik untuk mengungkapkan semuanya.

Bersambung...

1
Ahmad Sarman
oke lanjut thor
Ahmad Sarman
terim kasih thor
MZI: Sama-sama semoga suka dengan ceritanya😁
total 1 replies
Hiu Kali
99 milyar thor.. mana 100 trilyun...ngantuk pasti ini
MZI: Terima kasih atas masukannya, akan segera di perbaiki 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!