Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Negosiasi
Eighar kebingungan saat melihat Brian masuk ke dalam, setelah pintu terbuka, Brian langsung melongos melewatinya begitu saja, sementara Eighar masih mematung di tempat karena kebingungan.
Japi berdering, memerintahkan Eighar untuk masuk sebelum pintu tertutup kembali. Eighar berjalan masuk sambil menoleh ke belakang, melihat Brian yang ikut melakukan hal yang sama sepertinya.
Mereka saling berpandangan, hingga akhirnya pintu tertutup rapat, menyisakan Eighar seorang di dalam ruangan kepala sekolah.
Eighar kebingungan dan bertanya-tanya, kenapa Brian bisa ada di dalam sana?? Apa yang ia lakukan? Apakah kepentingannya sama seperti dirinya??
"Selamat datang, Eighar Riantama." suara menggema di seluruh ruangan tertutup yang bernuansa putih tanpa ada satu benda dan jendela pun disana. Berada di dalam membuat Eighar merasa tenang sekaligus ketakutan. Ruangannya begitu luas, tapi tidak ada apa-apa disana. Tempat ini seperti dimensi lain, asing dan juga hampa.
"Jangan kebingungan begitu, sahutlah salamku. Kita bisa bicara dua arah dan aku bisa mendengarkanmu." suara itu terdengar kembali.
"Si.. Siapa itu?" tanya Eighar gelisah.
"Aku adalah kepala sekolah A.K School. Aku di perintahkan oleh pemilik sekolah ini untuk menyampaikan pesan padamu."
"Apa anda ini, juga Japi?" tanya Eighar memastikan.
"Japi adalah sistem canggih, aku adalah seorang manusia."
"Berarti dua orang yang berbeda?"
"Tentu! Kamu pasti penasaran, apa yang membuatmu di panggil ke tempat ini?"
Eighar menganggukkan kepala, sambil menoleh ke segala arah, berusaha mencari dimana speaker dan juga kamera CCTV yang mungkin saja merekam gerak gerik dirinya.
"Pasti kamu sudah berpapasan dengan Leader A.K School di depan gerbang?" Eighar kembali mengangguk. "Di panggilnya kamu disini, adalah untuk membicarakan posisi yang terkuat di sekolah ini di antara seluruh murid."
Mendengar hal itu, Eighar langsung paham arah tujuan pembicaraan dan apa yang akan mereka katakan dan inginkan.
"Brian Alvaro adalah siswa terkuat dari seluruh yang terkuat. Ia diangkat menjadi Leader lima tahun yang lalu, dan ia di beri kewenangan untuk memiliki satu hari spesial di jam pelajaran sekolah, yaitu hari games. Ia juga di berikan kursi singgasananya, dan di bebaskan dari segala hukuman atas apa yang ia lakukan pada hari itu."
"Namun untuk pertama kalinya, Brian melanggar peraturan dengan sengaja menjadikan non player yang tidak layak bermain sebagai target utama dan tentu itu membahayakan nyawa orang lain."
"Untuk itu, Brian di berikan hukuman di hari evaluasi, dimana ia diminta untuk bertarung dengan korban, yang tidak lain adalah dirimu."
Eighar mendengarkan dengan seksama dan serius.
"Tak di sangka, seorang Leader yang harusnya menjadi paling kuat, kalah di pertandingan dan di saksikan oleh seluruh murid. Kekuatannya sekarang di pertanyakan. Dan pemilik A.K School meminta pemilihan Leader di lakukan ulang."
"Sebagai pemenang, apakah kamu bersedia untuk menggantikan posisi Brian sebagai Leader A.K?? Keputusan ini murni tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Kami tak membutuhkan vote dari seluruh murid dan juga tak meminta pendapat dari Leader sebelumnya. Untuk itu, apakah Eighar Riantama, bersedia menjadi Leader yang baru di sekolah ini?"
Eighar masih menengadah ke atas sambil berputar, berusaha mencari sumber suara. "Apa jadinya kalau saya menolak?" tanya Eighar, membuat suara hening sejenak.
"Kalau kamu menolak, maka Leader yang lama tidak akan turun tahta dan terus menjabat menjadi Leader seterusnya."
.......
.......
.......
Eighar keluar dari dalam ruangan dan pintu tertutup kembali dengan rapat. Ia menilik, menyentuh dan mengusap pintu besar di hadapannya. Memastikan dari apa pintu itu terbuat, saking besar dan tebalnya. Tengah sibuk dengan pintu, tiba-tiba saja Eighar terkesiap saat orang lain memanggil.
"Oi!!"
Eighar pun berbalik dan menoleh, mendapati Brian yang ternyata masih berdiri di sana dan menunggu Eighar keluar.
"Elu?" singkat Eighar sambil bertatapan tajam dengan Brian.
"Elu juga di panggil ke dalam?" tanyanya.
"Kayaknya bukan urusan elu." sahut Eighar.
"Apa yang kalian bahas di dalam sana?? Apa kalian ngebahas sesuatu tentang Leader atau semacamnya?"
Eighar menyipitkan matanya. "Gue rasa elu gak punya hak untuk bertanya. Itu privasi."
Brian mengatur napasnya yang berderu, dengan wajah yang mulai memerah padam. "Gue punya hak untuk itu, karena ini menyangkut masa depan gue sebagai Leader di sekolah ini!" geramnya.
"Lu gak bosen apa, lima taun jadi Leader? Apa sekolah ini bikin siswanya gak naik dan gak lulus-lulus ya?" ujar Eighar.
"Leader itu di gaji! Gajinya besar, dan lagi gue bisa di segani oleh semua orang karena jabatan ini. Jadi gue merasa punya hak buat nanyain ini ke elu. Gue gak rela kalau gue gak jadi Leader lagi. Gue menggantungkan hidup dari sini setelah di buang oleh keluarga gue." ujar Brian, namun Eighar terlihat datar saja mendengarnya.
"Ya, gue di rekomendasikan menjadi Leader selanjutnya." tutur Eighar, membuat Brian menjadi patah semangat mendengarnya. "Tapi itu masih di tangguhkan."
Brian menatap Eighar dengan heran. "Ditangguhkan?? Maksudnya?"
Eighar menarik napas panjang, lalu menghelanya perlahan. "Gue belum ngasih jawaban ke kepala sekolah, apakah gue bakalan nerima atau enggak menjadi Leader. Jadi gue minta penangguhan waktu buat ngasih jawaban. Sejujurnya gue masih bingung karena ini begitu tiba-tiba." terang Eighar, membuat Brian menarik napas panjang meskipun tak lega sepenuhnya.
"Jadi apa yang bakalan lu tunggu? Apa yang pengen elu buktiin, yang bakalan bikin lu yakin buat menerima menjadi Leader, atau nolak jadi Leader?" tanya Brian lagi.
"Ya ada beberapa hal yang perlu gue pertimbangkan. Toh, gue gak terlalu tertarik jadi Leader karena gak biasa bikin game game aneh kayak elu." Brian mengerutkan dahi mendengarnya. Itu terdengar seperti hinaan baginya.
"Kalau elu gak tertarik, lu bisa langsung konfirmasi ke Japi dan minta supaya elu di cancel jadi Leader." Eighar menaikkan sebelah alis menatap Brian. "Kalau lu gak butuh jabatan ini, gue butuh dan ini penting banget buat hidup gue." perkataan Brian seolah ia benar-benar berharap pada Eighar.
"Lu.. pengen banget jabatan Leader?" tanya Eighar memastikan.
Brian terdiam, cukup lama lalu menganggukkan kepalanya. "Ya, ini beharga bagi gue." sahutnya.
Eighar tersenyum simpul, lalu seketika mengubah ekspresinya menjadi lebih serius. "Oke, gue bakalan minta konfirmasi ke Japi buat ngebatalin hal itu. Tapi, sebelum gue ngebatalin hal ini.. gue punya persyaratan kecil. Ya kali aja lu mau ngabulin permintaan gue ini."
Brian langsung menaikkan kedua alisnya dengan tinggi. "Oke, gue bisa. Persyaratan apa yang lu mau kasih ke gue?" tanya Brian bergairah.
Eighar tersenyum senang mendengarnya. "Persyaratan.... yang sangat mudah." lanjutnya.
Bersambung...
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...