ENIGMA

Dua jam telah berlalu, tapi perjalanan Alexa, timnya, dan juga Kang Im Soo belum berakhir. Mereka masih asik membelah jalanan, padahal seharusnya perjalanan mereka dari Jeonju ke Seoul sudah berakhir sejak tadi. Sebenarnya kemana tujuan mereka sekarang?

“Apakah kau sudah menghubungi Chriss, Al? Evelyn bertanya setelah cukup  lama keheningan mengisi perjalanan mereka.

Alexa berdehem untuk menjawab,  “ya dia sudah berada di bandara bersama dengan Agen Frauth.” Benar, mereka sekarang menuju ke bandara incheon. Di sana sudah ada tim khusus dari AISA untuk menjemput Kang Im Soo. Jika kalian bertanya bagaimana cara mereka bisa masuk ke bandara secara bebas? Jawabannya tentu saja karena jaringan luas yang dimiliki AISA. Organisasi ini memang bukan organisasi biasa. Association of International Secret Agent (AISA) adalah organisasi intelegen di tingkat internasional yang bahkan keberadaannya sudah diakui oleh PBB, jadi jangan  heran jika AISA memiliki banyak jaringan.

“Setelah ini Anda akan bertemu dengan pemimpin organisasi kami untuk membahas tentang kontrak Anda lebih lanjut sebelum akhirnya kembali ke Korea. Jangan khawatir, putri Anda aman bersama saya,” ujar Alexa dan hanya ditanggapi  dengan anggukan oleh Kang Im Soo. Ia tidak terlalu peduli, sejak tadi kepalanya ramai, khawatir akan keselamatan putrinya yang mereka sandera.

Tanpa terasa, mereka telah sampai di bandara incheon. Benar saja sudah ada pesawat jet pribadi yang menunggu kedatangan mereka, lengkap dengan seorang wanita yang sepertinya dia adalah agen Frauth.

“Kerja bagus agen Karl, kami menantikan progress Anda secepatnya,” ucap Agen Frauth sebagai bentuk perpisahan. Tak ada percakapan setelahnya karena pesawat jet dengan cepat lepas landas meninggalkan tanah Korea.

****

Matahari dengan cepat bergerak dan waktu sudah hampir menunjukkan tengah hari. Alexa baru sampai ke agensi, hari ini seharusnya dia menemani Maverick untuk melakukan rekaman, tapi karena kejadian semalam membuatnya lelah. Beruntung pagi itu Yun Yeong kosong dan mau menggantikan tugasnya.

Baru saja masuk ke area lobi, sudah banyak karyawan yang membicarakannya. Tidak heran memang, grup yang dia asuh akan melakukan comeback dalam waktu dekat dan seharusnya ia sibuk membantu manajer lain mengurus persiapan comeback, tapi hari ini ia malah datang terlambat, tapi Alexa tetap acuh, ia meneruskan langkah menuju ke ruang rekaman.

“Permisi,” sapaan Alexa mengalihkan atensi member yang sedang menunggu giliran mereka, “maaf harus merepotkanmu Yun Yeong-ssi.” Alexa berucap sambil  memberi Yun Yeong sebotol soda.

“Tidak perlu sungkan Alexa-ssi, kita di sini adalah tim jadi memang sudah seharusnya kita saling mem-back up. Apalagi kejadian mu kemarin cukup mendesak. Bagaimana keadaan Bibi sekarang?” balas Yun Yeong sebelum meneguk minumannya.

Alexa tersenyum, sejujurnya ada sedikit perasaan bersalah di hatinya. Bibinya tak pernah sakit, ia bahkan tidak punya saudara di Korea, tapi tak mungkin ia tiba-tiba menghilang begitu saja, Hwa Young bisa langsung mengeluarkannya dari tim dan rencananya bisa berantakan. “Bibiku sudah lebih baik, jika kondisinya membaik mungkin besok ia sudah boleh pulang. Oh ya, apakah masih banyak member yang belum rekaman hari ini Yun Yeong-ssi?”

“Sekarang Jun-myeon sedang rekaman, tapi Dohyun, Tae-cheol dan Hyejoon belum memulai bagian mereka.”

Alexa mengangguk mendengar penjelasan Yun Yeong, “sebaiknya kita istirahat setelah Jun-myeon selesai melakukan rekaman. Ini sudah hampir jam makan siang dan aku sudah memesankan makanan untuk member juga staf yang ada di sini.”

Melihat jam di pergelangan tangannya, Yun Yeong kemudian mengangguk setuju, ini memang sudah hampir masuk jam makan siang. Lima belas menit kemudian pesanan Alexa sampai dan tak sampai  lima menit Jun-myeon juga menyelesaikan sesi rekamannya. Setelah itu, mereka makan siang bersama, staf dan Kim Hyuck Jae‒produser musik kali ini‒pun ikut makan bersama. Seperti biasa suasana makan siang bersama member selalu riuh dengan candaan yang mereka lemparkan. Namun kali ini Alexa merasa sedikit berbeda, Uta yang biasanya ikut menganggu member dengan kalimat blak-blakannya sekarang lebih banyak diam dan melirik ke arah Taewon dengan tatapan tak biasa.

“Uta-ssi apa ada masalah? Apa kau kurang suka dengan menu yang kupesan?”

Uta yang mendengar pertanyaan Alexa langsung melihat ke arah makanannya yang memang belum ia sentuh, “bukan begitu Alexa-ssi, hanya saja‒”

“Uta Hyung cemburu soalnya Marvin dari tadi nempelin Hyejoon, makanya dari tadi dilihatin terus. ” Jun-myeon memotong perkataan Uta. Memang di sebelah Taewon ada Marvin dan Hyejoon tapi jelas Alexa bisa melihat arah pandang Uta pada gerak-gerik Taewon.

“Kau yang salah melihat, aku tadi hanya melamun.” Uta membalas perkataan Jun-myeon, tapi semua member tidak percaya dan malah ikut menyudutkannya.

“Sudah-sudah, cepat selesaikan makan siang kalian setelah ini kita lanjut rekaman.” Taewon yang saat itu sudah selesai makan mengingatkan membernya karena jam istirahat makan siang sudah hampir habis. Namun, saat ia hendak membuang bekas makanannya Marvin yang juga berniat membuang bekas makanannya tanpa sengaja menabrak bahunya dan membuat Taewon menumpahkan sampah bekas makannya ke lantai.

“Hyung, maaf aku tidak sengaja.” Marvin langsung meminta maaf dan membantu Taewon membereskan kekacauan. Sementara Jaehwa dan Uta secara bersamaan bertanya keadaan Taewon saat mereka melihatnya memegang bahu sambil mendesis menahan sakit.

“Aku baik-baik saja, hanya sedikit terkejut. Marvin terima kasih sudah membersihkan sampah yang Hyung jatuhkan,” jawab Taewon sambil sesekali mendesis.

“Tae, apa bahumu masih sakit?” Jones masuk dalam percakapan. Ia ingat kemarin bahu Taewon juga sakit.

Taewon menggeleng. “Ya, tapi sudah tidak terlalu parah. Tak perlu khawatir.”

“Hyung aku benar-benar minta maaf, aku tak tau kalau bahumu sedang terluka. Aku benar-benar minta maaf, sebaiknya Hyung pulang dan istirahat. Hyung juga sudah rekaman, kan?” Marvin jelas merasa bersalah. Apalagi saat ia melihat reaksi Taewon. Siapapun jelas tau jika pria itu sedang pura-pura kuat. Namun, Taewon tetap keras kepala ia tetap tak mau pulang dan istirahat padahal para member sendiri sudah memaksanya.

“Jangan berpura-pura kuat! Hidup hanya sekali, kau harus lebih menyayangi nyawamu, Tae.” Kali ini Uta yang angkat bicara. Tatapannya begitu serius, seakan kalimat itu diucapkan dari hatinya. Sebenarnya kenapa Uta berucap demikian?

Sedang Alexa yang mendengar perkataan Uta menaikkan sebelah alisnya, “apa dia tau sesuatu tentang Taewon? Jika iya kita bisa memanfaatkannya.”