Ketika membuka matanya, Jian Lushi mendapati dirinya berada di hutan belantara, seorang diri.
Ternyata jiwanya bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis petani malang, yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan dirinya.
Setelah berhasil memutuskan hubungan dengan keluarga pemilik asli, Lushi bepergian jauh untuk memulai hidup baru.
Hingga akhirnya Lushi bertemu dengan seorang duda, yang terus memaksa ingin menikahinya.
"Jadilah ibu dari anak-anakku."
"Ayo menikah."
"Mulai sekarang, aku kekasihmu."
Mohon dukungannya... (dalam proses revisi)
Terimakasih...🫶🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Belum ada Hasil
...----------------...
Tuan Kong langsung tersenyum, saat melihat kedatangan Lushi. Meskipun mereka baru saling mengenal beberapa bulan lalu, tapi kerja sama keduanya jauh lebih baik dari pada kenalan lama.
Itu semua karena Lushi selalu meminta bantuan tuan Kong, jika ingin mencari rumah, tanah, atau apapun yang berkaitan dengan properti. Begitu juga tuan Kong, yang selalu jujur dan tidak pernah curang jika berbisnis dengan Lushi.
Dalam waktu kurang dari tiga bulan, Lushi sudah bisa membeli dua rumah, tanah kosong, dan yang terakhir adalah perkebunan yang luasnya lebih dari lima hektar. Yang tentu saja harganya mencapai tiga juta Yuan.
Mungkin lima atau sepuluh tahun lagi, harga rumah dan tanah ini sudah naik menjadi berkali-kali lipat. Dan jika di dunia Lushi sebelumnya, mungkin harganya sudah mencapai triliunan, atau bahkan ratusan triliunan.
Setelah Lushi duduk, tuan Kong langsung menceritakan tentang villa dengan pemandian air panas, kepada Lushi.
"Akhirnya kau datang juga. Jika tidak, paman akan meminta seseorang untuk memanggilmu." ucap tuan Kong.
"Apakah ada sesuatu yang menarik, paman?" tanya Lushi dengan tersenyum.
"Tentu saja. Ini adalah villa dengan sumber air panas. Luas seluruh tanahnya hampir mencapai dua hektar lebih sedikit." tuan Kong menunjukan foto villa, kepada Lushi.
Lushi mengambil foto-foto itu dan melihatnya.
Tuan Kong sudah menebak, kalau Lushi akan tertarik dengan villa tersebut. Karena selain ukuran villanya yang besar, masih ada rumah kaca, dan lahan luas di sekitar villa. Yang bisa di gunakan untuk berkebun.
Tuan Kong juga heran. Kenapa gadis muda ini memiliki hobi bertani, dan terobsesi dengan banyak rumah, dan lahan-lahan yang luas.
Padahal gadis seumuran Lushi pada umumnya, lebih senang bermain, bersenang-senang, dan bersolek. Tapi gadis Lushi ini cara bersenang-senangnya agak lain dari pada yang lain. Dia tidak malu berjualan buah dan sayuran di pasar. Pakaian yang di kenakan juga sederhana dan selalu tertutup.
Sebenarnya tuan Kong juga tau, kalau buah-buahan dan sayuran yang di jual Lushi, semuanya berkualitas premium dan harganya lumayan mahal. Dia juga tahu kalau Lushi ingin membuka toko buah-buahan, tapi sampai sekarang belum ada ruko yang cocok.
"Tapi yang masih menjadi masalahnya adalah, pemilik villa ini ingin menjual villanya, tapi tidak menginginkan uang sebagai pembayarannya." ucap tuan Kong, kemudian menghela nafas.
"Lalu, apa yang orang itu inginkan?" tanya Lushi yang memang sudah penasaran sejak tadi.
Siapa tau, dia mungkin memiliki sesuatu atau barang yang di inginkan orang itu.
"Hahhh, itu lah masalahnya. Orang itu bahkan tidak mengatakan, apa yang dia inginkan." ucap tuan Kong sambil menggelengkan kepalanya, frustasi.
Baru kali ini dia bertemu dengan klien yang unik sejenis ini. Walaupun tidak menginginkan uang, tapi kalau orang itu memberitahu apa yang dia inginkan. Atau setidaknya meninggalkan satu kata kunci, pasti akan sedikit memudahkan Tuan Kong.
Tapi orang itu hanya memberikan foto-foto villanya. Kemudian melimpahkan semua urusan dan proses jual beli kepada tuan Kong. Kemudian orang itu pergi, setelah mengatakan dia tidak menginginkan uang.
"Hmm, sedikit rumit." ucap Lushi. Tangannya mendorong tumpukan foto yang sudah di susun rapi, ke depan tuan Kong.
"Sebenarnya saya tertarik, dan hampir menginginkan villa ini, paman. Tapi, karena belum di ketahui apa yang di inginkan pemiliknya. Saya lebih baik mundur dulu." kata Lushi sambil tersenyum main-main.
Lushi memang bukan orang yang suka bergulat dengan masalah. Dia akan memilih tidak mendekati masalah yang terlalu rumit.
Dia sudah sangat sibuk dengan urusan perkebunan, buah-buahan dan sayuran yang harus di bawa ke pasar. Di tambah sibuk mempersiapkan dua ujian sekaligus.
Jadi sebisa mungkin menjauh-jauhlah dari masalah.
"Kalau paman sudah mendapatkan informasi tentang orang itu. Dan jika belum ada yang bisa memenuhi permintaan orang itu. Tolong kabari saya, paman. hehe." ucap Lushi. Yang membuat tuan Kong mendengus. Dia sudah tau, kalau gadis di depannya ini memiliki sifat yang sedikit tidak sabaran. Dan tidak suka urusan yang berbelit-belit.
"Tsk. Aku berharap villa ini jatuh ke tangan orang lain. Agar kau tau apa itu penyesalan." ucap tuan Kong pura-pura marah.
Lushi hanya menanggapi ucapan tuan Kong dengan tersenyum.
Setelah beberapa saat, Lushi segera bertanya tentang tujuan kedatangannya kali ini.
"Paman, bagaimana dengan sebidang tanah kosong yang aku minta sebelumnya? Apakah paman sudah mendapatkannya?" tanya Lushi.
"Kali ini permintaanmu sedikit sulit." jawab tuan Kong, sedikit tak berdaya.
"Karena tanah itu juga menjadi incaran beberapa agen properti lain. Jadi kita harus bersaing memperebutkannya." lanjutnya lagi.
"Asalkan ada. Berapapun harganya tidak masalah, aku akan membayarnya." ucap Lushi penuh tekad.
"Asalkan masih masuk akal." tambahnya kemudian.
Tuan Kong memutar kedua bola matanya, ketika mendengar kata-kata bualan yang keluar dari mulut Lushi. Kemudian dia segera berkata, "Karena kau sudah mengatakan begitu. Maka paman akan mengusahakan, sebaik mungkin."
"Terimakasih atas kerja kerasnya, paman. Aku akan menunggu kabar baiknya."
Tuan Kong juga tau kalau dalam waktu dekat Lushi akan mengikuti dua ujian berturut-turut.
Karena atas campur tangan tuan Kong lah, Lushi bisa bertemu dengan orang-orang hebat. Yang membantu memudahkan urusannya mendapatkan ijazah sekolah menengah atas. Dan mendaftar ujian masuk perguruan tinggi dengan lancar.
Setelah berpamitan pada tuan Kong, Lushi keluar dari kantor agen properti.
Ketika hampir sampai di rumah, Lushi melihat ada seseorang yang berdiri, menunggu di luar gerbang rumahnya.
Lushi mengernyitkan dahinya, saat melihat orang itu tersenyum ramah ke arahnya.
"Oh, akhirnya kau pulang juga..."
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya kak. Terimakasih.😊
...----------------...
perasaan baru baca bentar tau2 dah selesai aj nih chapter /Sob/
nak mau lagi /Whimper/