Jian Lushi menjadi salah satu korban tewas, dalam kecelakaan tabrakan mobil beruntun.
Akibatnya, jiwanya mengalami perjalanan melintas waktu ke dimensi lain.
Kemudian jiwanya masuk kedalam raga seorang gadis petani malang, yang tanpa sengaja mati akibat ulah saudaranya sendiri.
Yuk ikuti perjalanan Jian Lushi, dalam menjalani kehidupan barunya di dunia asing.
Mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Pikiran Kotor
...----------------...
"Akhhh..."
"Berhenti.. Apa yang kau lakukan, lepassshh ahh... Junhan...uugghhh.." Lushi langsung melenguh, saat Junhan memasukan salah satu jarinya ke dalam sana.
"Ya begitu, gadis baik, panggil namaku... Junhan.. Aku tidak setua yang kau bayangkan..." ucap Junhan tanpa menghentikan gerakan jarinya.
Melihat Lushi menggigit bibir bawahnya, dengan wajah merah dan mata sayu, membuat Junhan semakin bertekad.
Pria itu semakin mempercepat gerakan jarinya, hingga tubuh Lushi menggelinjang hebat.
Melihat Lushi yang tergeletak lemas karena pelepasan pertamanya.
Junhan segera membuka resleting celananya, hingga terpampang lah sesuatu yang besar, panjang, dan berurat.
Mata Lushi membelalakkan tak percaya, di sertai kengerian yang tak dapat di lukiskan.
Dia mencoba bangun dan merangkak menjauh dari Junhan. Tapi pria itu langsung menarik kaki Lushi, dan mengembalikan posisi Lushi menjadi setengah terbaring di atas meja.
"Junhan, jangan!!! Aku bilang berhenti..!!!
Tapi saat ini telinga dan akal sehat Junhan sudah tidak berfungsi. Pria itu menjadi tuli, tidak mendengar teriakan dan peringatan Lushi.
Karena yang ada di pikirannya saat ini hanya, keinginannya harus segera tersalurkan.
Jadi, tanpa bisa di cegah, Junhan langsung mengarahkan tongkat saktinya, ke arah lorong ajaib milik Lushi.
Dengan sekali hentakan, milik Junhan berhasil menerobos kedalam inti milik Lushi.
"AAARRGHH... SA..KITT..." Lushi mengerang kesakitan, dengan air mata membasahi wajahnya.
"Arghhh..." sedangkan Junhan mengerang penuh kenikmatan.
Junhan mulai bergerak maju mundur, dengan irama yang teratur, mantap dan kuat.
Rintihan dan isak tangis Lushi, tak di hiraukan Junhan.
Ketika akan mencapai puncak, Junhan semakin mempercepat gerakannya.
"Ah ah ah..."
"Aarrgghhh...." erang Junhan dengan kepala mendongak keatas, ketika mendapat pelepasan.
Ketika ingin mengulangi aktifitasnya, tiba-tiba terdengar ketukan pintu.
Tok tok tok
"Ayah... Ayah... Ayah..." Junhan mendengar suara Zhuzhu, terus memanggil-manggil dirinya.
Ketika sadar, Junhan langsung tersentak dan membuka matanya.
Ternyata suara Zhuzhu itu, benar-benar nyata.
Saat ini Zhuzhu masih berdiri di depan pintu kamar ayahnya.
"Ayah... Apa ayah belum bangun? ini sudah waktunya sarapan... Ayah... Sudahlah." teriakan Zhuzhu lagi. Kemudian berbalik, dan berniat kembali ke meja makan.
"Zhuzhu, nanti ayah menyusul. Kalian sarapan duluan saja." terdengar teriakan Junhan dari dalam kamar.
"Baiklah kalau begitu." Zhuzhu kemudian meninggalkan pintu kamar ayahnya.
"Zhuzhu sayang, di mana ayahmu?" tanya nyonya Wu, ketika melihat Zhuzhu kembali tanpa Junhan.
"Sepertinya ayah baru bangun, nenek. Katanya kami sarapan duluan saja." jawab Zhuzhu apa adanya.
"Baiklah ayo sarapan dulu. Kasihan cicit-cicitku sudah kelaparan." ucap tuan tua Wu. Kemudian meminta semua orang mulai makan.
"Tidak biasanya Junhan bangun telat. Apa mungkin dia sakit?" ucap nyonya Wu sedikit khawatir.
Sedangkan di dalam kamar. Junhan langsung membuka selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.
"Argh.. Sialll" Junhan langsung merutuki dirinya sendiri. Ketika melihat celananya basah.
Dia tidak pernah berharap, akan mengalami kejadian memalukan seperti ini lagi.
Apalagi wanita yang ada dalam mimpinya, adalah gadis yang baru beberapa kali di temuinya. Dan dia bahkan sempat memarahi gadis itu.
Junhan buru-buru turun dari ranjang, untuk membersihkan diri. Terutama untuk mengganti celananya yang basah, akibat mimpi basah.
Ketika acara sarapan hampir selesai, Junhan baru keluar dari kamarnya.
"Han'er, cepat duduk dan sarapan." ucap nyonya tua Wu, saat pertama melihat Junhan.
Junhan, pria itu menanggapi dengan menganggukan kepalanya dan tersenyum tipis.
"Apakah kau merasa tidak enak badan?" tanya nyonya Wu, setelah Junhan duduk. Dia bersiap mengambilkan makanan untuk Junhan. Tapi pria itu menolak, dan mengambil makanannya sendiri.
"Aku baik-baik saja, Bu." jawab Junhan yang memang baik-baik saja. Hanya saja pikirannya yang sedikit kotor dan kurang sehat.
Kerena sekarang sudah pertengahan November, dan musim gugur akan segera usai, di gantikan dengan musim dingin.
Maka Lushi harus ekstra bekerja keras untuk menghasilkan pundi-pundi kekayaan. Di karenakan musim dingin nanti Lushi akan fokus mengikuti dua ujian berturut turut. Yang pertama adalah ujian untuk mendapatkan ijazah sekolah menengah atas. Dan yang kedua, ujian masuk perguruan tinggi.
Pagi ini setelah menjual buah-buahan, Lushi langsung menemui manager Kong, di kantor agen properti. Siapa tau ada rumah atau lahan yang di jual, dan cocok dengan keinginannya.
Karena Lushi merupakan pelanggan besar di sini. Maka ketika dia datang, para pegawai saling berebut menyapanya. Mereka berharap bisa mendapat sedikit keberuntungan, dengan mendekati Lushi.
"Selamat datang, nona Lushi. Apakah nona ingin menemui manager Kong?" tanya salah satu pegawai.
"Benar. Apakah tuan Kong sedang sibuk?"
"Sepertinya tidak, nona. Tamu tuan Kong sebelumnya sudah pulang, sekitar sepuluh menit yang lalu."
"Apakah ada barang bagus yang di jual akhir-akhir ini?" tanya Lushi. Dia ingin sedikit mengorek informasi dari pegawai tersebut.
"Anda datang tepat waktu, nona. Pelanggan yang baru saja pergi ingin menjual villanya, tapi tidak mau di bayar dengan uang." ucap pelayan itu dengan sedikit kebingungan.
Bukankah orang menjual barang, karena ingin mendapatkan uang? Tapi kenapa pelanggan itu rela kehilangan sesuatu, tapi tidak menginginkan uang.
"Lalu apa yang di inginkan pemilik villa itu?" tanya Lushi yang juga sedikit penasaran dan juga tertarik.
"Saya juga kurang tau, nona. Kalau soal itu, silakan tanyakan langsung pada manager Kong." jawab pelayan itu yang memang tidak tau apa yang di inginkan pemilik villa. Dia hanya sebatas mengetahui, pemilik villa itu tidak menginginkan uang.
Hmmb, kira-kira apa yang di inginkan pemilik villa itu?
...----------------...
bunga mendarat/Rose//Heart/