Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 13
"Non, diminum tehnya,"ujar putri bik nah.
"Ayo, non, mumpung masih hangat,"sahut bik nah. Di luar sedang gerimis yang membuat udara di kota saat itu menjadi dingin.
Ara menatap sekilas ke arah lelaki yang kemarin di temuinya itu. Melihat pakaian yang dikenakan nya rupanya dia bukan orang sembarangan.
Orang kaya juga ternyata dia. Datang bersama asistennya segala.
"Oya, bik nah, kedatanganku kemari mengantarkan ini,"Ara menyerahkan amplop coklat kepada bik nah.
"Dari kak Angga dan bunda. Sementara bibik istirahat saja sampai sembuh baru kembali bekerja. Bunda titip pesan jangan terlalu khawatir,"ujar Ara menyampaikan apa yang dikatakan bundanya.
"Nyonya terlalu baik, bik nah sangat berterima kasih, non,"ujar bik nah terharu.
"Sama-sama, bik,"sahut Ara dengan senyum manisnya.
"Non Ara sekarang bekerja?"ujar bik nah sambil melihat pakaian yang dikenakan Ara.
"Oh, hanya bantu kak Angga saja, pegawai nya sedang cuti mau melahirkan jadi aku sementara menggantikan nya,"terang Ara.
"Pasti pak Angga dan nyonya besar senang melihat non Ara bisa menetap lama di sini,"ujar bik nah jujur.
"Tidak bik, aku juga ada pekerjaan di Paris,"sahut Ara spontan.
Tampak wajah bik nah sedih mendengar Ara akan kembali ke Paris,"kasian nyonya besar non, kalau nona kembali lagi ke luar negeri."
Ara hanya terdiam tidak tahu harus bicara apa lagi.
Kedua tamu bik nah yang ada di ruangan itu ikut mendengarkan apa yang dibahas bik nah dan juga anak majikannya.
"Sepertinya aku harus segera pulang bik,"pamit Ara.
"Non, buru-buru,"ujar bik nah.
"Kami juga akan pamit,"ujar Kendra kepada bik nah.
"Ouh, tuan muda, terimakasih atas kunjungan nya,"ujar bik nah.
"Kalau ada apa-apa, bik nah bisa hubungi saya,"ujar Alvin sambil memberikan kartu namanya kepada bik nah.
"Terimakasih tuan-tuan,"ujar bik nah.
"Baiklah bik, aku pamit dulu ya,"ujar Ara karena tidak ingin berlama-lama dengan kedua lelaki itu.
"Non Ara tidak diantar pak Fajar?"tanya bik nah karena tidak melihat ada mobil lain di halaman rumahnya.
"Aku naik taksi saja bik,"ujar Ara sambil mencari HP di tas nya.
"Non, barengan dengan tuan muda Kendra saja,"ucap bik nah.
"Hah? Siapa?"Ara tidak mengerti siapa yang di maksud oleh bik nah.
"Aku bisa memberimu tumpangan kalau..."
"Tidak perlu,"tukas Ara memotong perkataan Kendra.
"Aku tidak mau berurusan dengan kekasih orang lain,"ujar Ara cepat dan berlalu sambil memesan taksi online. Kendra hendak menyangkal pernyataan Ara itu namun wanita itu telah buru-buru pergi dari hadapannya.
"Kami permisi bik nah,"pamit Kendra.
"Terimakasih tuan muda,"ujar bik nah dengan nada yang sopan. Bik nah tahu lawan bicaranya ini bukan orang sembarangan.
Kendra melihat Ara berdiri di depan rumah bik nah menunggu taksi online nya.
"Tawaranku masih berlaku kalau kamu mau,"ujar Kendra dan hanya ditanggapi penolakan oleh Ara.
"Terimakasih banyak, tuan muda Kendra. Tapi saya naik taksi saja,"ujar ara.
"Jalan Vin,"ujar Kendra kepada Alvin.
Ara melihat kepergian Kendra dengan tatapan sebal.
"Mau nawarin tumpangan, kekasihnya saja segalak itu sampai melukai orang lain. Ih, siapa juga yang mau dekat-dekat denganmu."