ENIGMA

Di sisi lain saat ini Alexa, Samuel dan Daniel sedang berkumpul untuk membicarakan hal penting. Hal ini bisa dilihat dari ekspresi fokus mereka saat melihat layar komputer Samuel yang menampilkan data diri lengkap dengan foto profil dari beberapa orang. Mereka bukan orang sembarang, mereka adalah para komisaris atau petinggi dari pabrik yang memproduksi merchandise Maverick. Kenapa Alexa tiba-tiba mencari data mereka? Apakah ada rahasia yang tersembunyi dibalik ini semua?

“Jadi yang memproduksi parfume dan aromatic candle itu bukan Cobra sendiri tapi orang-orang biasa?” Alexa memastikan informasi yang ia dapat.

Awalnya ia menduga semua itu dilakukan oleh Cobra dan MS Entertainment hanya dipaksa untuk memasarkannya, makanya ia meminta Samuel untuk menyelidikinya, tapi ternyata pabrik itu dimiliki oleh orang biasa.

“Benar mereka adalah para pecandu judi di Le Chamber Club. Aku mendapatkan gambar mereka saat beberapa kali bermain di sana,” balas Daniel.

“Jadi bisa disimpulkan bahwa Le Chamber Club digunakan untuk menjerat kaki tangan mereka,” komentar Samuel kemudian.

Akan tetapi,  meski sudah mendapatkan informasi cukup penting seperti itu Alexa tak terlihat senang, ia malah menghela napas kasar. “Tapi kita masih belum tau kenapa Cobra menjejaki dunia entertainment yang sama sekali tak ada hubungannya dengan mereka dan apa yang sebenarnya rencana mereka.”

“Mungkin saja dia melakukan itu karena Liu Huaen? Walau dia bukan pemimpin utama, tapi mereka dikenal sebagai duo yang baik, bukan?” Daniel memberikan pendapat. Memang yang Daniel katakan adalah fakta, Liu bersaudara yang juga merupakan pemimpin dari Cobra adalah duo yang hebat, mereka terkenal dengan julukan ‘taring kembar sang cobra’ karena kerja sama mereka.

Meski pun pendapat Daniel sangat masuk akal, tapi Alexa tetap tidak setuju. “Tidak, aku melihat Liu Minghao datang langsung ke MS Entertainment saat aku bertemu dengan Huaen di agensi, itu artinya lelaki itu peduli dengan hal ini bukan melakukannya untuk Huaen saja,” sekali lagi Alexa menghela napas, “sebenarnya ada banyak hal yang tak ku mengerti, seperti kenapa baru sekarang Cobra mengambil cetak biru persenjantaan itu padahal Kang Im Soo sudah hampir dua tahun di Korea?”

“Mungkin saja mereka baru bisa mengambilnya sekarang atau … mereka sudah menemukan bahan untuk membuat senjata itu?” Daniel menampilkan ekspresi takut pada kalimat terakhir. Ia teringat pada penjelasan Kang Im Soo kemarin tentang efek yang akan senjata itu timbulkan.

“Itu adalah kemungkinan buruk yang sekarang kita waspadai, maka dari itu Alexa mencoba mencari tau apa rencana mereka yang sebenarnya.” Samuel mengalihkan pandangan ke arah Alexa yang ada di sebelah kanannya, “apa Zhang tak memberikanmu informasi lain?”

Hanya gelengan ringan dari kepala Alexa yang menjawab pertanyaan Samuel. Memang tak bisa disalahkan, mencari informasi dengan masuk ke kandang musuh adalah hal yang berbahaya, sudah bagus Zhang bisa memberikan mereka informasi penting tentang penjualan obat terlarang itu sesaat setelah lelaki itu masuk ke dalam kandang lawan.

“Simpan dulu informasi ini, Sam!”

****

Pagi ini Maverick kembali sibuk untuk melatih koreo untuk lagu baru mereka, sebelum dua minggu lagi album ini secara official akan dipasarkan. Seperti biasa musik akan menggema di ruangan berdinding kaca dan sinkronisasi dari gerakan dance para member segera tercipta. Sembilan lelaki itu dengan kompak menari mengikuti irama terutama Taewon, walau kemarin tubuhnya serasa remuk setelah  dihajar Uta, tapi ia tetap menampilkan usaha terbaiknya.

“Baik, kita istirahat sebentar,” ucap pelatih Kang, orang yang kali ini membuat koreografi untuk dance grup Maverick. Mendengar jika mereka diizinkan untuk beristirahat, raut wajah senang tak bisa disembunyikan dari wajah para member dan saat ini bisa dilihat sembilan orang beda usia itu sedang asik duduk bersama dan saling berbagi minuman, percakapan dan gurauan ringan pun tak pernah absen ada di antara kebersamaan mereka

Pertemanan yang indah bukan? Setelah kemarin Uta menghajar habis-habisan wajah Taewon, saat ini lelaki itu yang tampak paling mengkhawatirkan sang leader, bahkan lelaki berdarah jepang itu tak henti memaksa untuk memijat bahu Taewon yang malah dibalas dengan ejekan Jun-myeong karena Taewon terus menolak.

“Maaf mengganggu waktu istirahat kalian, tapi aku ingin bicara dengan Taewon ini tentang jadwal mu nanti malam.”

“Alexa-ssi, apa ini tentang jadwal ‘itu’?” Jones tiba-tiba saja menyahut. Alexa yang mendengar pertanyaan seperti itu mengangkat sebelah alisnya heran, lalu ia melirik ke arah Uta seakan sedang bertanya, ‘apa kau memberi tahu mereka?’ dan Uta membalasnya dengan anggukan mantap.

“Kenapa?” Alexa bertanya pelan. Ia memasang wajah bersalah pada Taewon, mungkin lelaki itu sekarang malu atau semacamnya karena rahasia sekelam itu harus terbongkar.

“Karena kita keluarga dan memang seharusnya tak ada rahasia.” Dohyun kali ini yang menjawab.

Alexa kemudian menghela napas, lalu menarik kedua ujung bibirnya. “Baiklah karena kalian sudah tau, jadi tak  ada yang harus kututupi lagi dan ya dia memintamu untuk bertemu di tempat biasa Taewon-ssi setelah jadwalmu selesai, jadi kurasa‒”

“Tunggu, Noona! Apa bisa … apa bisa kau memintanya untuk tak mengganggu Taewon Hyung sampai album kami rilis? Dua minggu lagi album kami rilis dan jika Taewon Hyung terus bermain bisa-bisa ia sakit saat promosi album nanti.” Hyejoon menjelaskan panjang lebar.

Mendengar itu Alexa terlihat berpikir sebentar, sebelum akhirnya mengangguk, tapi Taewon dengan cepat menolak saran bagus itu. “Tidak, jangan lakukan itu manajer-nim! Aku tidak mau kau terluka lagi, kemarin saja lukamu sudah parah. Aku tidak ingin ada hal buruk yang terjadi.”

Bukannya gentar, Alexa malah menunjukkan senyuman manisnya. “Jangan khawatir Taewon-ssi, aku bisa mengurusnya. Walau begini aku cukup ahli untuk bernegosiasi.”

Begitulah, sesuai saran Hyejoon sampai promosi album sticker ini berakhir Alexa akan menolak pertemuan Huaen dan Taewon karena memang ini yang ia inginkan jadi dengan senang hati Alexa mengabulkannya. Ada banyak alasan yang sudah ia jual, mulai dari padatnya jadwal sampai kondisi Taewon yang tak baik. Tentu saja, Huaen bisa dengan jelas mencium kejanggalan dalam hal ini.

“Sialan! Berani sekali wanita itu main-main denganku?!” teriak Huaen marah sambil melempar gelas wine di tangannya ke arah salah satu anggota Cobra yang kebetulan berada di ruangannya.