Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 - Mulai Bekerja
Ervan sangat syok setelah mengetahui makna tanda garis dua di alat tes kehamilan. Tangannya sampai dibuat gemetar saat mengetahui fakta bahwa Erika sedang hamil anaknya.
"Jadi karena itu dia pergi meninggalkanku?" gumam Ervan. Hatinya merasa tersentil. Seketika Ervan teringat dengan apa yang telah dia lakukan pada Erika. Bagaimana tidak? Dialah orang yang selalu menyuruh Erika untuk melakukan aborsi.
Memang Erika diketahui pernah hamil sebelumnya. Namun dia tak pernah melahirkan karena Ervan yang tidak mau mempunyai anak. Parahnya Erika tidak hanya melakukan aborsi satu kali, tapi lebih dari itu.
Dari sana Ervan tahu bahwa Erika sudah lelah akan sikapnya. Kini Ervan sadar kalau Erika bersungguh-sungguh dengan keinginannya untuk hidup normal.
Ervan duduk termenung di sofa. Dia tiba-tiba merasa hampa dan bersalah.
"Ini sudah hampir sepuluh bulan dia pergi. Apa itu berarti anak kita sudah lahir?" gumam Ervan. Entah kenapa tekadnya semakin kuat untuk mencari Erika.
Di sisi lain, Erika sudah selesai dengan masa pemulihannya. Dia diperbolehkan pulang oleh dokter.
Untuk sementara, Erika akan mengurus bayinya di kota Cape Town selama beberapa bulan. Dengan bantuan Cynthia, dia bisa mengurus bayinya.
Hari berganti hari. Bayi Erika yang diberi nama Leroy telah berusia 4 bulan. Saat itu Erika merasa sudah waktunya dia pergi meninggalkan Afrika.
Erika bersama Leroy dan Cynthia, terbang ke Paris. Di sana mereka mencoba meneruskan hidup.
Kini Erika sedang berada di kamar. Ia membiarkan Cynthia menjaga baby Leroy. Sementara dirinya sibuk memeriksa uang persediaan.
"Sudah hampir habis. Saatnya aku harus bekerja," ucap Erika sambil mendengus kasar. Ia tahu, cepat atau lambat hari seperti ini akan datang. Erika tahu kalau persediaan uangnya akan menipis. Jadi dirinya memutuskan untuk mencari pekerjaan.
...***...
Erika dan Cynthia saling bergantian untuk bekerja. Mereka juga bergantian menjaga baby Leroy. Kebetulan keduanya bekerja di tempat yang berbeda.
Erika bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran. Kini dia sedang sibuk mengantar makanan untuk pelanggan.
Sungguh, Erika beberapa kali harus menahan kesal karena menemui ada pelanggan yang menyebalkan. Namun untungnya sampai sekarang, dia masih bisa bersabar.
"Apa ini? Aku tak memesan ayam panggang. Kenapa makanan ini ada di mejaku?!" protes seorang pelanggan wanita paruh baya. Dia merupakan pelanggan tetap. Meskipun begitu, Eleanor terkenal menyebalkan.
"Saya hanya membawakan hidangan yang telah disiapkan untuk meja ini," tutur Erika. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Erika dibuat sebal oleh Eleanor. Sebelumnya dia pernah disuruh bolak-balik hanya karena rasa hidangan penutup tidak sesuai selera Eleanor. Dan sekarang? Sepertinya Eleanor ingin membuat Erika repot lagi.
"Aku tidak mau! Lagi pula ayam ini terlihat sangat menjijikan. Nafsu makanku jadi hilang saat melihat ini!" ujar Eleanor seraya memandang jijik ke arah seekor ayam panggang yang ada di meja.
Erika kesal sekali. Tetapi dia mencoba bersabar sebisa mungkin. Karena penasaran, Erika lantas memeriksa catatan pesanan dari Eleanor. Di catatan itu, Erika bisa melihat kalau Eleanor memesan satu ekor utuh ayam panggang.
"Bukankah anda tadi memesan ayam panggang sebelumnya? Ini lihatlah! Aku mencatatnya," kata Erika sembari memperlihatkan catatan pesanannya pada Eleanor.
"Itu hanya catatan. Yang jelas aku tidak menginginkan ayam ini. Bawa kembali ayam ini atau aku buang ke bak sampah!" tanggap Eleanor. Kedua tangannya terlipat di dada. Dia selalu bersikap arogan dan meremehkan.
Erika mengepalkan kedua tangannya. Amarahnya telah mengepul di dada. Sehingga dirinya yang tak tahan lagi, melakukan tindakan nekat.
feeling aku sih masih hidup dan entah sekarang ada di suatu tempat mungkin... kalau enggak lagi dalam masa penyembuhan...
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰