NovelToon NovelToon
Kisah Putra Iblis : Pelukan Kegelapan

Kisah Putra Iblis : Pelukan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Raja Tentara/Dewa Perang / Roh Supernatural / Kultivasi Modern
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Author GG

Singgasanaku dibuat dari indung mutiara yang dibentuk menyerupai jalinan akar pohon.

Aku menyebutnya rumah, yang lain mengatakan ini penjara. Walau demikian penjaraku dibuat seindah tempat tinggal para dewa, mungkin karena ibu berharap putranya adalah dewa dan bukannya iblis.

Tidak ada pilar atau ruangan-ruangan lain. Hanya ada pohon tunggal yang tumbuh kokoh di halaman singgasanaku. Pohon yang menjadi sumber kehidupanku, kini semakin kehilangan kecemerlangannya. Saat pohon itu meredup lalu padam, aku juga akan sirna.

Sebelum aku menghilang dan dilupakan, akan kuceritakan masa singkat petualanganku sebagai iblis yang menyamar jadi manusia atau barangkali iblis yang berusaha menjadi dewa hingga aku berakhir didalam penjara ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author GG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga Yang Telah Dibayarkan

Wen Yi menatapku dengan ekspresi rumit. Hal ini pasti menimbulkan rasa penasaran di benak setiap orang apa yang akan Wen Yi lakukan terhadapku selanjutnya. Sekilas dia tampak ingin langsung menghabisiku, sekejap berikutnya dia dalam pertimbangan dengan dirinya sendiri.

Aku melihat sosok pria baik hati dalam diri Wen Yi, setidaknya dia pernah menjadi baik bertahun-tahun yang lalu. Jika dia berniat menghabisiku, dia sudah memerintahkan orang bayarannya melakukannya saat di pasar. Namun dia menginginkanku hidup-hidup. Jika dia ingin melakukannya sendiri, dia tidak akan menjatuhiku hanya seratus cambukan saja.

Dengan mudah Wen Yi melakukan sumpah agar aku mempercayainya. Wen Yi pasti seumur hidupnya berada di lingkungan yang menerapkan peraturan tata tertib dan hukum ketat. Ada sesuatu yang sudah terjadi padanya hingga dia menjadi seperti sekarang ini.

"Kenapa," gumamku. "Kenapa kau berhenti?"

Selain senjata fisik, aku mempercayai bahwa kata-kata juga memiliki kekuatan yang bisa kugunakan sebagai senjata terakhirku. Aku melihat ada kesempatan dalam moment ini dan aku tidak boleh menyia-nyiakannya, namun aku harus tetap berhati-hati, tembok antara rasa ingin membunuh dan belas kasih begitu tipis dan rapuh.

"Lalu, siapa sekarang yang kau lihat?"

Tangan Wen Yi mengepal di sisi tubuhnya. Bibirnya menipis ketika ekspresinya berubah suram. Hingga dia memutuskan untuk menghukumku. Wen Yi menjatuhkan lecutan ke empat puluh delapan...

Bagi yang lain pertanyaan itu tidaklah penting tapi bagi Wen Yi ternyata sangat mengena, seperti yang kuharapkan. Aku telah mengulitinya, mengungkap tentang dirinya.

Aku sudah menunjukkan apa yang ingin Wen Yi lihat tapi selain Wen Yi dan aku tentu hal ini sangat sulit dimengerti bagi yang lainnya. Ketika Wen Yi memberi perintah pada orang-orangnya untuk meninggalkan kedai, mereka semua terlihat bingung karena begitu tiba-tiba dan tidak terduga. Tetapi mereka tetap mengikuti langkah pria itu.

Kebingungan juga melanda orang-orangku tapi mereka lebih kepada lega dan bersyukur karena akhirnya ketegangan ini usai. Ada yang menyampirkan pakaian ke pundakku. Qiu Yue menatapku dengan sendu.

"Mari kita pulang," ucapku.

"Tidak apa, aku sanggup berjalan dengan kedua kakiku, tolong arahkan anak-anak." Aku berkata pada Erlang yang mencoba untuk membantuku.

"Tadinya aku ingin mengumpatmu karena bertindak nekat."

"Aku bukan orang yang bertindak tanpa mempertimbangkan segalanya. Aku tidak akan membuat diriku rugi."

"Tapi apa yang terjadi padanya?" Erlang menatapku, lalu memalingkan wajah. "Aku curiga kau telah melakukan sihir pikiran padanya."

"Kira-kira begitu," jawabku asal-asalan.

Aku melirik dua belas kantong uang di atas meja, dan isinya ternyata memang koin emas dan perak sungguhan. Aku menyerahkannya pada Phoenix.

"Simpanlah."

Phoenix ragu-ragu, "Tidak, itu milikmu."

Aku meraih tangannya.

"Anggap saja itu kompensasiku karena melibatkan kalian semua. Kau bisa gunakan untuk renovasi Gilda."

Qiu Yue datang ke kediamanku dengan semacam racikan dalam mangkuk porselen putih ketika Phoenix merawat lukaku.

"Jangan salah sangka Tuan Administrator, aku tidak membawakanmu bumbu dapur. Aku memang belum memiliki lisensi ahli obat tapi aku tahu banyak racikan obat dari orang tuaku, ini akan membuat lukanya cepat kering."

"Aku pasti percaya sekalipun kak Yue hendak menaburi tepung ke punggungku dengan alasan untuk pengobatan."

"Lihat dia masih bisa bercanda, aku yakin dia akan segera pulih dalam beberapa hari."

Racikan Qiu Yue meresap ke dalam lukaku ketika Phoenix mengoleskannya dengan hati-hati, menimbulkan sensasi dingin dan pedih.

"Aaa aduuh duh."

"Maap, pasti sakit ya," tanya Phoenix.

"Luka luar akan cepat kering, tapi luka di dalam hati akan sulit sembuh. Itulah yang telah terjadi padanya."

"Siapa, Wen Yi?" Phoenix bertanya.

"Sebenarnya siapa yang ingin dihajar Wen Yi?" tanya Qiu Yue.

"Dia beralasan ingin menghajarmu karena kau mirip seseorang, kenapa dia tidak membalasnya langsung pada orang yang bersangkutan, dia malah menyulitkan orang lain."

Phoenix berjalan ke arah meja kecil dan meletakkan mangkuk di sana. "Sudah kuduga dia memang sinting."

"Dia ingin menghajar dirinya sendiri." kataku.

"Yang benar saja, bahkan aku tidak melihat kemiripanmu dengannya, Daru."

"Kedengarannya... itu tidak masuk akal," kata Qiu Yue.

Aku mengangguk. "Itu bentuk ketidak mampuan nya untuk melakukan apa yang dia pikir seharusnya dia lakukan."

Aku menyadarinya di detik terakhir tatapan Wen Yi yang bimbang kala itu. Dia melihatku sebagai cerminan dirinya yang bertubi-tubi dihantam kesakitan, dia mewujudkannya berupa cambukan padaku. Maka aku berusaha menunjukan apa yang ingin kusampaikan padanya tanpa mengungkapkannya langsung dihadapan banyak orang.

Aku tidak ingin Wen Yi menyerah. Meski dia tidak melawan, dia harus berdiri tegak. Aku ingin menunjukan bahwa dia tidak lemah seperti yang dia pikirkan. Namun begitu aku ingin dia berhenti dan kembali ke jalan yang benar tanpa menyimpan dendam dan menjalani hidup dalam kebaikan.

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu persis persoalannya. Tapi kita bisa menyusun cerita seperti ini, Wen Yi ingin memberontak terhadap seseorang, namun orang itu adalah orang yang punya kuasa penuh atas hidupnya sehingga dia tidak bisa mengambil langkah sembarangan, misal kepada ayahnya? Atau dia telah dibanding-bandingkan dengan saudaranya yang jenius dan menjadi kebanggaan keluarga sedangkan dirinya sebaliknya?

Ketika dia bicara aku mirip seseorang mungkin aku memang mirip dengan orang itu dari sisi manapun yang Wen Yi lihat. Kita bisa mengambil kesimpulan yang mana saja tidak ada bedanya karena pada akhirnya Wen Yi tetap ingin menghajar orang."

"Jadi itu semacam pemberontakan anak baik-baik lalu berubah menjadi berandalan, begitu?"

"Ya, dan dia bisa melampiaskannya pada siapapun, namun akulah orang yang beruntung."

"Itu sama sekali bukan keberuntungan, Daru."

"Setiap pertemuan seseorang dengan orang lainnya pasti membawa misi dan maksud tertentu. Misi Wen Yi pasti untuk menyerahkan kantong-kantong uang itu padaku."

"Lain kali aku tidak ingin ada hal seperti itu lagi." ucap Phoenix.

"Kenapa?"

"Menurutmu kenapa?"

"Nanti aku bisa cepat kaya?"

Phoenix menatapku datar, jawabanku tidak membuatnya puas. Ketika aku melirik Qiu Yue untuk meminta penjelasan dia juga hanya angkat bahu.

"Apa kau sedang mengkhawatirkanku?"

Phoenix membuang muka, namun Qiu Yue memasang wajah yang bisa kuartikan seperti ini; itu urusan kalian aku tidak mau ikut campur.

"Memangnya kenapa kalau aku khawatir padamu?"

"Tidak apa-apa, hanya saja aku akan memikirkan seribu cara agar bisa melihatmu terus mengkhawatirkanku."

Setelah Qiu Yue pergi dengan alasan tidak tahan mendengar rayuanku, Phoenix juga menyusul. Kini aku sendirian. Aku mengangkat kedua lengan, membiarkan eliksir kehidupan mengalir ke seluruh tubuh untuk menyembuhkan luka ragawi, membingkai sosokku dengan cahaya emas.

1
F.T Zira
masih pov 1👏👏
F.T Zira
salam perkenalan..
masih nyimak
💫0m@~ga0eL🔱
hadir, slm perkenalan 🌹
Author GG: terimakasih, kak ❤️
total 1 replies
miilieaa
cambuk ke 48 , nggak bisa dibayangkan /Sob/
miilieaa: sudah nato semua pastiii
Author GG: pedih kk Milea /Silent/
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
kak aku mampir nih
Author GG: makasih, kak Wid ... 🫡
total 1 replies
Houtaru_kun
cerita kayak wuxia2 gini emang identik sama kantong uang, macem to liong to atau pendekar rajawali 😄 gege kuat juga ya bahkan senjata aja gak bisa membunuhnya, dan pistol di jaman ini pun palingan panah, soalnya senjata paling kuat yg aku tau itu pistol, apa pistol juga gak berarti ya buat gege kalo seandainya ada pistol hehehe.. apakah gege akan mendapat uang itu?? lanjuttkan!!! 😊👍
Houtaru_kun: iya kak soalnya kan bukan novel tema game online atau system juga hehehe 🤭 wah bagus kak kalo dapet ide 👍

mungkin. dan mungkin aja yg nerjemahinnya pake google translet 😄
Author GG: tapi bisa kyknya pakai e wallet cuman nanti certanya kyk sistem game online 😆 serius dari komenan ini malah dapat ide weh, .. 👌

kalau dapat dari googl biasanya berantakan gak enak bacanya, mklum gratisan kali yak.
total 4 replies
Houtaru_kun
kata2nya gak monoton, kursus nulis dimana kak? hehe 🤭 mantap!!! 👍 aku aja nulis cerita masih kurang kosakata hehehe 😄 erlang itu jadi ngingetin aku sama dewa erlang, dan ya erlang disini sama gagahnya dgn dewa erlang 😉 ehh malah lebih peduli sama ayam, maen sama ayam hehehehe 🤭 lanjuttt kak!!!! 😊👍
Author GG: siapp 🤗
Houtaru_kun: ok sip kak 😊👍 menunggu adegan seriusnya hehe 😉
total 3 replies
miilieaa
ayam jengger merah itu jago kah thor?
Author GG: sebenernya yg betina juga ada jengger merahnya 😂 itu cuma ngikutin karakter MC yg memang rada begitulah ...
total 1 replies
Houtaru_kun
kakak mendeskripsikan cerita ini dengan sangat baik 😊👍 piti kalo di padang itu artinya duit 🤭 mantap kak!!! suasana timurnya berasa, keren!!! 😉
Houtaru_kun: oohh hehehe, kebetulan tak terduga kak 🤭
Author GG: weh kebetulan yang pas, piti padahal singkatan dari point dari sana inspirasinya /Facepalm/ tapi maksudnya memang alat pembayaran 😄
total 2 replies
Houtaru_kun
wah keren juga ini, serasa baca novel2 silat kayak novelnya khoo ping ho.. 🤩 kukasih hadiah kak 😊👍
Houtaru_kun: iya kak. semangat nulisnya 😉
Author GG: Wah hehe makasih sudah intip-intip ... /Hey/
total 2 replies
AnakBalita
Niken 14 tahun masih sangat polos saat itu, sekarang ia sudah berumur 18 tahun hahaha
Author GG: iyakk...
total 1 replies
AnakBalita
Elis, Zahwa, Niken... nama-nama pengguna nt tahun 2020-an ya? Kau masih mengingatnya dengan baik
Author GG: Tata juga pasti salah satu orang dari masa lalu, hayo siapa ini eh ...
AnakBalita: Hanya seorang anak Balita hehe
total 3 replies
Aulia Nur
makasih kak ♥️
Author GG: Terimakasih kembali kak Aulia /Hey/
total 1 replies
Author GG
Kira-kira gambarnya mirip buatan aa drawing /Shame/
Ahmad Rezky
siapa penguntit nya
miilieaa
banyak penguntit nya yaa thor
Author GG: iya, betul kak Milea ...
total 1 replies
Wida_Ast Jcy
mampir dikarya ku jg yah thor. tinggalkan jejek dicoment yah. tq
Author GG: Siap kak Wida, terimakasih sudah mampir ...
total 1 replies
Hani
Semangat berkarya Thor
Hani
semangat author
Hani: sama sama
Author GG: Makasih kak Hani /Rose/
total 2 replies
anggita
👍👍👌👌🔥.,
Author GG: Makasih jempolnya, kakak Anggit ...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!