>Alea, adalah wanita kuat yang beruntung mendapatkan sistem.Sifatnya yang dingin selalu membuat lawan bicara ketar-ketir,meskipun begitu Alea tetap memiliki hati nurani.<
Di sebuah mansion yang megah,terlihat seorang gadis yang menangis menjerit melihat semua anggota keluarganya bersimbah darah.
"Daddy,mommy...,abanggg..,kakek... Bangun...hiks..hikss...bangunn..,siapa yang bikin kaliann begini!!.."marah gadis itu sambil memangku kepala ibunya yang bersimbah darah.
"HAHAHAHAHA...HAHAHA..."seseorang tertawa jahat dari arah belakang."Hmm..sayangku alea..apakah kau tau..aku yang telah membunuh mereka semua HAHHAAHAH..."dia adalah tunangan dari Alea yang bernama Riko.
Alea yang mendengar itu dari mulut sang tunangan langsung dibuat tambah frustasi.
"Aaaaaaakkkkkhhhh...Riko apa yang sudah kau lakukan dengan keluargaku!!..aku tak akan memaafkan mu Aaaaaakkhhhhh...kenapa semua ini bisa terjadi..hiks..hiks Daddy..mommy.. Maafin Alea,ini semua salah Alea..Alea minta maaf bangun lah dad..mom
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flora#elyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Liam kejam ·
Happy reading. .
"mah-mah lihat ini, Alea baru saja memposting foto di Instagram" Lili menunjukkan hpnya ke depan Adeline.
"sepertinya dilihat dari ruangannya seperti di perusahaan" Adeline yakin jika di depan layar itu adalah ruangan CEO dengan Alea yang bergaya bad.
"mungkin benar, bagaimanapun juga Alea memang pernah memberi tahu jika dia punya perusahaan, lihatlah postingan ini baru saja di posting, bukan postingan lama." tunjuk Lili dibagian tanggal posting.
Mereka saling memandang menyadari sesuatu.
"jangan-jangan kita ketipu lagi!" khawatir mulai memenuhi pikiran mereka. "kita telpon papah saja, dia juga punya mata-mata mengikuti Alea," Suara Lili bagai penyelamat baginya, dengan cepat menghubungi suaminya.
halo pah
. . . .
Pah mamah pokoknya nggak mau tahu, papah sekarang juga hubungi mata-mata itu mamah merasa ada yang aneh
. . . .
Apa benar begitu pah? Tapi meskipun mata-mata papah itu bilang Alea ada di kota ini, tapi mamah merasa perasaan tidak enak
. . . . .
Baiklah, siap
Tutt
"gimana mah?" Lili
"kata papah kita tidak usah khawatir, orang suruhan papah mengatakan Alea ada di kota ini" tanpa melihat sang putri Adeline berbicara.
"tapi dimana mah!" tanya Lili frustasi.
"sudahlah, mamah capek ladenin kamu! Mending mamah cari makan, byee" Adeline meninggalkan putrinya di hotel kamar sendirian.
|•|•|•|•|•|
Di Zurich matahari sudah berada di atas kepala, walau begitu hawa panas tidak di hiraukan oleh kumpulan keluarga yang masih asik mengobrol sambil menunggu Alea pulang mereka memakan cemilan yang ada.
"opa apa mamah masih lama?" ya, Dexter sudah mengganti panggilannya kepada kakek indra dengan sebutan opa.
"sebentar lagi cucu. ."
"Dexter cari mommy" Belum lama dari itu Alea tiba dengan menenteng paperbag berisi bermacam makanan.
"mommy, mommy bawa apa?" wajah antusias Dexter menyambut Alea.
"sini dong, ini mommy tadi beliin makanan kesukaan anak mommy,"
"mau-mau" Dexter mengambil paperbag yang bernama dirinya.
Setelah Dexter mengambilnya satu, Alea membagikan sisanya kepada yang lainnya. "ayo, ini ada brownies kesukaan mommy" Alea menyerahkan paperbag itu kepada Risa.
"anak mommy paling ngerti yang mommy suka," setelah semua menerima mereka langsung memakan hidangan mommy Risa terlebih dahulu, lalu memakan buah tangan dari Alea.
Hari ini mereka lalui dengan perasaan bahagia hingga waktu menjelang sore.
|•|•|•|•|•|
Berbeda di kantor PT. Pindad atau yang akan menjadi Queen Defense yang terjadi ketegangan. Ada beberapa penghianat yang sudah di kumpulkan di ruangan CEO, pelakunya yaitu Liam. Semua karyawan mengira Liam adalah sosok pengganti yang tidak berbahaya.
Tapi apa? Mereka sekarang malah tertangkap basah sedang memata-matai perusahaan senjata itu. Liam, dia memiliki otak yang sangat cerdas, jadi jangan berencana bermain-main padanya.
"kalian semua tahu konsekuensinya!" suara datar Liam menyapa indra pendengaran penghianat yang berkisar 6 orang.
"ka_kami tidak ada ma—maksud apa-apa" jangan sampai mereka di hukum mati, itulah yang bersarang di otak mereka.
"aku tidak perduli, sekarang!!" perintah Liam.
Dorr
Dorr,, Dorr
Dorr,, Dorr,, Dorr
Bruukkj
Tiba-tiba saja ada yang menembak kepala mereka dengan cepat.
"bereskan!" Setelah mengatakan itu semua bawahannya membereskan mayat penghianat itu.
"Dasar mata-mata, aku sudah yakin jika mereka tidak akan selamat di tangan wakil bos itu" gumam lirih bawahan yang membereskan mayat.
"cepat!"
"baik bos"
|•|•|•|•|•|
Di jakarta
"heh ambilkan aku obat! Ambilkan aku obat!" Riko mengamuk seperti kesetanan menyuruh Dr. Akbar secara brutal.
"tuan sebaiknya anda ikuti perintah saya untuk melakukan pengobatan di luar negri, lihatlah kondisimu semakin memburuk" usul dr. Akbar
"tidak!! sebelum aku membalasnya. . Aku tidak akan kemana-mana, tidak akan!!" jerit Riko.
"hah. . Sudahlah, aku sudah lama disini. Jangan salahkan aku jika aku akan balik sekarang. Aku merindukan keluargaku" tanpa pamit dr. Akbar pulang dengan wajah kusut.
"brengsek!! Kau harus temani aku disini"
Jeritan Riko tidak dihiraukan oleh dr.akbar, langkahnya tetap maju tanpa menoleh ke belakang.
* * *
Dilain tempat lainnya, Sino musuh bebuyutan Daddy Alea mengawasi semua yang dilakukan sekumpulan keluarga Alea dari jauh. Semua itu tidak luput dari penglihatannya yang melihat keberadaan keluarga besar lainnya yaitu keluarga Xavier.
"untuk apa mereka diasana—"
Duarr
belum selesai berbicara, layar yang menunjukkan gambar tadi meledak tiba-tiba.
"heh. . Dia sangat licik, dia tahu aku mengawasinya,ck. sepertinya akan sedikit sulit menyingkirkannya" Sino yakin ada sesuatu yang tidak dia ketahui tentang putri semata wayang keluarga rafassya.
"ck. Kacau,kacau,kacau. Heh lihat saja gadis kecil. . kau akan merasakan akibatnya" senyum miring tercetak di wajah bulat Sino.
|•|•|•|•|•|
"heh tua bangka bisa apa? Tua bangka bisa jatuh ahahahahha" rasanya puas Alea melihat aksi Sino yang kacau.
"yang lagi apa" Xavier bertanya dengan duduk di sebelah Alea di depan laptopnya.
"lagi usilin orang reyot" jawab asal Alea.
"re—reyot?" Xavier menahan tawanya ketika melihat layar laptop kekasihnya, memang usil tingkat dewa gadisnya ini.
Bersambung. .