Aku Bukan Dora (Membuatmu Menyesal)

Lelah batin dan jiwa membuat Cristal tak mampu lagi bertahan. Saat dirinya berada dititik di mana kata rindu melanda dan tak mampu untuk menahan beban seorang diri, di situ menyerah adalah pilihan terakhir, agar semua orang tahu jika dirinya butuh dukungan yang lebih dari sekedar kata-kata.

Setelah cukup lama pingsan dan membuat semua orang kuatir, berlahan Cristal pun tersadar dan mendapati dirinya sudah berada di kamar dan sudah mengenakan pakaian ganti. Bahkan Cristal tak mengetahui jika semuanya sudah pulang dan tersisa kedua mertuanya saja yang belum pulang dari Villa milik keluarga Casandro.

Terlihat dengan jelas kecemasan di wajah Klara saat mendapati menantunya tak sadarkan diri, tak merasakan lelah Klara pun menemani Cristal sampai sadar kembali.

"Mommy tahu, apa yang sedang kamu rasakan, Mommy juga pernah berada di posisi kamu, merasakan kesedihan ketika kedua orang tua tak bisa menyaksikan putrinya di persunting." sela Klara saat melihat Cristal ingin membuka suara dan bicara. Hanya buliran air mata yang memberi Jawaban.

"Mommy, maukah Mommy menganggapku sebagai putri, tidak sekedar sebagai menantu dalam keluarga? Menjadi Mommy yang mau menegur dan menasehati, kalau aku ada salah saat menjadi seorang istri. Mommy aku belum pernah merasakan kehangatan memilliki seorang Ibu yang tulus menyayangi aku." Cristal memaksakan diri untuk bangun dan memeluk Klara yang kini menjadi ibu mertuanya.

Zack pun muncul di sela perbincangan antara mertua dan menantu. Kemunculan Zack, seketika menghentikan obrolan keduanya.

"Mom, di bawah Daddy sudah nungguin Mommy untuk pulang." Ucap Zack memberitahu sang Mommy.

Klara pun menepuk jidat, obrolannya dengan sang menantu membuatnya lupa pada suami sendiri. "Astaga Mommy hampir lupa, kalau harus menemani mas Kelvin." Klara pun segera pamit dengan Cristal.

"Segera beri Mommy cucu, ya sayang." bisik Klara sebelum meninggalkannya. Mata Cristal terbelalak mendengar permintaan Mommy mertuanya itu.

Tak lupa klara pun berpesan pada Zack sebelum pergi. "Zack jangan lupa pesan Mommy, jaga baik-baik menantu Mommy, jika sampai Mommy dengar sesuatu, Mommy akan marah besar dan satu hal lagi, secepatnya beri Mommy cucu." Klara pun meninggal Zack dan Cristal di Villa.

Zack menghampiri istrinya untuk memeriksa kondisinya setelah pingsan tadi dan belum sempat bertanya setelah sadar, gara-gara Mommynya marah dengan dirinya dan melarang menemuinya dulu.

"Bagaimana keadaanmu, apa sudah membaik?" tanya Zack dan duduk di samping Cristal. Cristal pun mengangguk, karena merasa sudah membaik.

"Di hari pernikahan kita, kau sudah membuatku kuatir dua kali, dan hampir saja pernikahan kita ini gagal jika kamu tidak datang juga tadi." ucap Zack sambil menangkup wajah wanita yang kini telah sah menjadi istrinya itu dengan gemas.

"Tapi aku tetap datang kan, Inilah kalau jadinya kalau semuanya serba dadakan, bahkan gaun yang aku kenakan tadi pun dadakan dan kau harus bertanggung jawab atas ini semua." selanya tak terima jika dirinya di salahkan.

"Tanpa kamu suruh pun, aku akan tanggung jawab padamu, memberi nafkah lahir dan batin. Malam itu mungkin kamu bisa lolos dariku tapi tidak lagi. Kamu masih ingat kan waktu itu." senyum nakal pun terukir di wajah Zack. Seketika Cristal langsung mendorong tubuhnya menjauhi dirinya.

Cristal melempar Zack dengan bantal yang ada didekatnya, "Ternyata kamu juga punya pikiran kotor juga." celetuk Cristal saat melempari Zack dengan bantal.

"Aku pria normal sayang, dan aku juga punya rasa ingin. Kemarin aku masih bisa menahan walaupun harus berperang dulu dengan rasa cemburu, dan kali ini aku tak perlu melakukan itu, hanya perlu menunggu wanitaku menyerahkan diri di hadapanku." Ucap Zack yang membuat Cristal benar-benar malu, bahkan wajahnya sampai memerah karena menahan malu.

Zack pun memunguti bantal yang sudah di lempar Cristal dan meletakkannya kembali di atas ranjang.

Zack mengangkat tubuh Cristal dan membawanya keluar dari kamar itu.

"Zack mau dibawa kemana aku?" tanya Cristal

"Kita akan bermain sebentar sebelum memulai pemanasan, siapa yang kalah dia yang harus mulai duluan."

"Maksudmu?" Zack pun membawa Cristal ke kamar utama, kamar yang sudah disiapkan untuk pengantin baru. Zack menurunkan Cristal di depan sebuah meja dan di atasnya sudah ada sebuah papan permainan.

"Apa ini Zack? jangan bilang kalau kita akan bermain ular tangga!" Tebak Cristal dan Zack mengangguk.

"Aku dengar, waktu kamu masih kecil sangat suka melakukan permainan ini, jadi aku ingin kamu bernostalgia tapi bersamaku, dan kita buktikan siapa yang bakalan kalah malam ini, yang akan memulai duluan ritual pengantin baru." Ucap Zack seraya menggoda Cristal yang masih saja malu-malu.

"Zack..."

_TBC....

jangan lupa tinggalkan jejak ☺️☺️☺️