Aku Pun Ingin Bahagia

Sudah dua Minggu berlalu sejak kejadian malam itu,Al selalu saja kepikiran tentang Maisya.entah kenapa wanita itu tidak juga mencari diri nya padahal dalam hal ini Maisya sebagai wanita lah yang paling di rugikan dan seharusnya dia mendatangi Al untuk meminta pertanggung jawaban , apalagi status Maisya sekarang janda,kalau benar dia hamil anak Al bagaimana?

Kalau perempuan lain mungkin akan menangis memohon minta di nikahi atau bahkan mengumbar di media sosial jika mereka sudah berhasil tidur dengan pria spek sempurna seperti Al.

" Apa karena gue udah nggak tampan lagi ya?"gumam Al emosional.setiap hari dia harus pusing memikirkan Maisya.

" Maisya Fahira,ada apa dengan mu sampai secuek ini pada ku?"Al kembali membatin sambil menerawang jauh.

Sedang kan orang yang di pikirkan oleh Al saat ini tengah sibuk membantu karyawan nya menyusun barang-barang pesanan baik secara online ataupun offline.meskipun sudah memiliki banyak karyawan nyata nya mereka masih keteteran juga.

" Luar biasa ya penjualan kita setiap hari nya,ada saja tambahan nya dan barang yang kita sediakan selalu habis lebih cepat dari perkiraan kita." ucap Maisya merasa senang.

" Semua ini karena mereka sudah begitu percaya kepada kita, produk yang kita tawarkan memang tidak pernah kaleng-kaleng Mbak." balas Sari yang duduk di samping Maisya.

Tiba-tiba saja tamu tidak diundang menyelonong masuk membuyar kan semua konsentrasi karyawan yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

" Sorry ya,tadi gue udah panggil - panggil nama bos kalian dari luar tapi tidak kedengaran sama dia."ucap Bima sambil mengangkat dua jari nya.

Semua karyawan Maisya tersenyum tipis mendengar ucapan Bima,kalau pria ini sudah berada di tengah-tengah mereka, pasti ada saja kelakuan nya yang berhasil mengaduk-aduk perut pendengar nya.

" Ngapain sih Lo? Udah jadi bos masih saja sibuk packing barang." ucap Bima melirik Maisya dari jarak jauh.

Yang di lirik justru tidak sadar dan tetap fokus dengan apa yang ada di tangan nya.

" Syirik,kalau tujuan Lo kesini cuman mau berkomentar julit,lebih baik Lo pulang aja karena kita tidak terima tamu di jam segini." sahut Maiysa tanpa menatap wajah Bima.

Bima terkekeh kecil mendengar ucapan dari Maisya,tanpa aba-aba pria gemulai ini langsung mendekati Maisya lalu memeluk nya dengan erat.

" Aaaa...Bima...Lo udah gila ya?" teriak Maisya berontak.

" Iya...Semua gara-gara Lo." balas Bima tetap menahan tubuh Maisya meskipun tubuh nya sendiri sudah sakit di terjang buas oleh wanita bar-bar ini.

Semua karyawan Maisya kembali tertawa melihat kelakuan bos bersama sahabat bos nya itu.

" Lepas bangsat!" seru Maisya yang merasa geli bercampur takut dengan tingkah Bima ini.

" Nggak bakalan, sebelum Lo janji mau nemenin gue ke mall,ada sesuatu yang ingin gue cari."ucap Bima tersenyum penuh kemenangan.

" Ngapain minta tolong sama gue terus sih Bambang ! Gue lagi sibuk cari cuan,Lo pergi sendiri saja sana." gerutu Maisya menyikut kuat-kuat perut Bima sehingga dia bisa melarikan diri dari pria gemulai ini.

" Gue pengen nya di temani sama Lo,Sya! Gue yakin Lo pasti bisa milih kado untuk seseorang." mohon Bima dengan wajah memelas nya.

Membuat Maisya tidak tega untuk menolak permintaan dari sahabat nya itu, walaupun dia sangat bar-bar dan judes tapi tentang persahabatan dia sangat royal dan pintar dalam menempatkan diri.

Singkat cerita Maisya akhirnya pergi bersama Bima menuju ke sebuah mall,namun belum sempat mobil mereka memasuki parkiran mall.

Bruk..

Dari arah belakang ada sebuah benda keras yang menghantam ekor mobil Bima sebanyak tiga kali .

Bima yang tidak terima dengan kerusakan ini ,lalu bergegas keluar ingin menemui pelaku nya.

" Lo bisa nyetir nggak sih?" tanya Bima dengan nada suara tinggi.

Ini merupakan mobil kesayangan Bima dan baru dua Minggu yang lalu mobil ini lunas di bayar habis oleh seorang pria yang kata nya teman dekat dari Bima.

" Maaf Om! Tadi Aku nggak sengaja injak koplingnya." akui anak itu jujur.

" Berapa umur Kamu?" tanya Maisya lembut penuh keibuan.

" Masih 16 tahun Tante." jawab anak itu dan Maisya sangat kaget mendengar nya.

Kedua kaki Bima lemas melihat keadaan mobil nya yang sudah rusak parah. mau di apakan juga mobil nya tetap tergores lebar dan dia sakit hati melihat nya.

" Kenapa Kamu sudah boleh mengendarai mobil padahal umur mu belum cukup? Mama sama papa Kamu nggak marah ya sama Kamu." tanya Maisya ingin tahu.

" Aku nggak punya Mama lagi ." jawab Anak itu singkat.

" Sebutkan saja berapa total ganti rugi nya, nanti akan Aku transfer."lanjut anak itu yang ternyata bernama Davin putra kesayangan dari Alvarendra.

Cara bicaranya begitu sombong dan angkuh sangat mirip sekali dengan seseorang tetapi Maisya lupa di mana dia pernah bertemu dengan orang itu.

Bima yang tidak mau rugi langsung saja menyebut nominal yang dia inginkan,mobil nya harus mulus lagi tanpa kekurangan sedikit pun.

Sangking asyik nya mengintrogasi anak itu,dua orang polisi sudah datang menghampiri mereka bertiga dan tanpa di duga oleh mereka bertiga justru di bawa ke kantor polisi.

Al yang baru saja menyelesaikan meeting dengan client, langsung menghentikan langkah kaki nya ketika merasakan ada getaran dalam saku celana nya.

Wajah Al berubah menjadi panik bercampur dengan takut.

" Kenapa Al? Lo mau kemana?" tanya Bili yang mengikuti bos nya dari belakang.

" Davin." jawab Al mengambang.Bili yang sudah sering bersama dengan Al akhirnya paham dengan apa yang sudah terjadi.

Al dan Bili sudah sampai di kantor polisi ,saat tiba di dalam suatu ruangan,Al melihat putra nya yang sedang terduduk lesu di atas sebuah kursi.

Davin." panggil Al dengan wajah khawatir nya.

"Papa." lirih Davin.

" Kamu tenang saja, masalah ini akan segera selesai." ucap Al menenangkan putra nya.

Kantor polisi dan rumah sakit sudah menjadi langganan Al dan Davin.di sini banyak orang - orang berseragam yang mengenal siapa Al sehingga tidak sulit bagi Al untuk membebaskan putra nya.

Polisi lalu menjelaskan duduk permasalahannya kepada Al,di samping Al sudah ikut bergabung pengacara keluarga yang sengaja di hubungi oleh Bili saat mereka menuju ke tempat ini.

Maisya dan juga Bima yang baru saja keluar dari ruangan sebelah,dibuat syok dengan sosok yang mereka lihat.

" Al?" panggil Bima hanya ingin memastikan.

"Mereka berdua ini yang menjadi korban atas tabrakan yang di lakukan oleh Saudara Davin."ucap petugas itu sambil menunjuk Maisya.sontak saja membuat semua mata tertuju kepada mereka berdua.

" Bima." kata Bili lirih.

" Iya gue, memang nya itu anak siapa sih?" tanya Bima ketus.

" Anak gue, memang nya berapa sih kerugian yang Lo alami sampai membawa anak gue ke kantor polisi?" tanya Al dengan wajah angkuh nya sama persis seperti Davin.

Bima terperangah mendengar pengakuan Al,kalau bocah tengil ini anak Al,lalu untuk apa dia mendekati Maisya.

Bima menatap Al penuh selidik.kalau seperti ini cerita nya dia merasa sangat menyesal sudah mendekat kan Maisya kepada pria beristri itu.jangan sampai kejadian di masa lalu kembali terulang untuk yang kedua kali nya di dalam hidup Maisya.

" Nanti gue jelasin." Al membatin seolah-olah paham apa yang ada di dalam benak sahabat nya itu.

Karena mereka saling mengenal,Davin tidak jadi di tahan dan Al sebagai orang tua sudah berjanji untuk mengganti kerusakan pada mobil itu

" Lo mau mobil baru atau mau di perbaiki tuh mobil rusak lo?" tanya Al begitu enteng.

Begitu keluar dari kantor polisi,Al langsung mengajak Bima serta Maisya untuk duduk santai di sebuah cafe, sedang kan putra nya sudah di bawa pulang oleh sang sopir.

Begitu juga dengan mobil Davin yang rusak parah juga sudah di bawa ke bengkel paling bagus.

Sejak tadi Maiysa memilih diam tidak ingin ikut campur dalam urusan pelik ini.

" Ah iya! Ternyata wajah anak itu sangat mirip sekali dengan wajah bapak nya,tapi..."

" Apa dia orang yang bersama ku malam itu?" batin Maisya sangat mengenali bau parfum yang di kenakan oleh Al.

Meskipun sedang berbicara kepada Bima , tetapi tatapan mata Al selalu tertuju kepada Maisya.tanpa di sengaja mereka kembali bertemu dan Al sangat merasa senang.

" Gue mau mobil baru aja, mobil yang rusak itu ambil buat Lo aja." jawab Bima setelah sempat berpikir panjang.

Al mengangguk kan kepala nya lalu meminta Bili untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat.

" Bagaimana kabar mu sekarang?" tanya Al tepat di samping telinga Maisya.

Bersambung

Sebelum lanjut jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar dan bantu rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ nya guys.