Benua Naga Hitam

Kediaman Keluarga Ran, Wilayah Barat Desa Naga Langit.

Di malam yang dingin terlihat seseorang pergi dari kediaman keluarga Ran dengan mengendap-endap ditemani rembulan yang bersinar terang, suasana yang sepi dan senyap tidak membuat orang itu takut ketika melewati jalan setapak menuju hutan tempah Bintang yang terlihat begitu sepi.

Orang itu adalah Augreen yang memutuskan kabur dari kediaman keluarga Ran.

"Kamu mau kemana, Augreen?" Tanya seseorang yang duduk di salah satu dahan pohon tepat di samping kanannya, Augreen yang hendak pergi dari kediaman klan Ran dengan mengendap-endap tersebut terdiam dan menoleh ke samping. 

"Kamu..," Augreen terkejut mendapati Kyle yang bersandar di salah satu dahan pohon.

"Kenapa kamu ada disini, bukankah kau ada di perpustakaan desa untuk belajar dari beberapa buku tua?" Tanya Augreen.

"Aku mengikutimu, memangnya apa lagi?" Balas Kyle santai, lalu melompat turun mendekati Augreen yang terlihat was-was tersebut dan menepuk pundaknya.

"Augreen kamu mau kemana sampai mengendap-endap di jam tiga pagi?" Tanya Kyle menatap lurus Augreen.

Sebenarnya Kyle juga berniat kabur dari desa, hanya saja tak sengaja melihat Augreen di tengah perjalanan dan mengendap-endap seperti maling, karena penasaran Kyle memutuskan untuk menyapa.

"Itu bukan urusanmu, pergilah kembali ke rumah atau ke perpustakaan untuk belajar beberapa hal tentang kehidupan." Balas Augreen ketus dan melanjutkan langkahnya, Kyle mengikuti dari belakang.

"Kebetulan aku sudah mempelajari semua hal yang ada di perpustakaan, bahkan mencuri seribu buku lebih yang belum aku baca. Aku akan membacanya sembari berkelana mengikutimu." Ucap Kyle tanpa malu.

"Apa?" Augreen terkejut.

"Kyle Suryado aku akan pergi ke akademi, jika kau ingin berkelana rasanya itu tidak mungkin kau dapat jika mengikutiku. Karena akademi tempat belajar yang menghabiskan beberapa tahun, bukan tempat belajar yang bisa pergi kapan saja." Ucap Augreen menolak dengan halus.

"Yaa, akademi akan menjadi tempat pertama dalam pengelanaanku. Lagipula aku yakin akademi akan memiliki beberapa buku atau catatan yang ingin aku ketahui. Memulai dari akademi rasanya tidak buruk." Balas Kyle apa adanya.

"Terserah saja, tapi jika kau menjadi beban maka aku akan meninggalkanmu tanpa ragu." Balas Augreen ketus.

"Yaa tidak masalah, lagipula yang beban disini bukan aku melainkan kamu, haha." Respons Kyle mengerti. Augreen mengerutkan kening kesal hingga urat-uratnya terlihat jelas.

Dua orang itu akhirnya keluar dari Hutan Tempah Bintang, mereka berada tepat di perbatasan antara hutan tempah bintang dengan sebuah sungai yang menjadi batas antara desa Naga Langit dengan desa Buso di wilayah barat desa.

"Kyle aku benar-benar akan pergi ke akademi aliansi yang berada di kerajaan Galing untuk menuntut ilmu, kamu pulanglah dan sampaikan permintaan maafku kepada kakek dan nenekku." Augreen berkata mencoba mengusir Kyle kembali yang dia anggap hanya mengikutinya karena penasaran, masalah Kyle yang ingin mengelana Augreen tidak percaya.

"Sudah aku katakan aku akan mengelana dan akademi menjadi tujuan pertamaku." Balas Kyle tersenyum lebar, Augreen malah terkejut dan agak skeptis. 

"Kau serius?" Tanya Augreen memastikan bahkan sedikit mendekat agar mendengar jawaban Kyle lebih jelas.

"Tentu saja. Sejak kapan aku bercanda?" Balas Kyle sedikit kesal.

"Ternyata kau benar-benar akan berkelana? Kukira kau hanya berujar omong kosong saja sebelumnya." Augreen tidak percaya.

"Iya, karena dengan berkelana ke berbagai tempat aku pasti akan menemukan jawaban yang aku cari dan akademi akan menjadi tujuan awalku." Balas Kyle yakin.

"Baiklah, aku mengerti." Augreen menghela nafas berat dan melanjutkan langkahnya diikuti Kyle yang sibuk membaca buku.

Setelah berjalan beberapa hari Augreen dan Kyle akhirnya sampai di kerajaan Galing dan tiba di sebuah desa yang berkabut dengan tugu selamat datang yang bertulis 'Selamat datang di desa Dara." pada malam hari.

Mereka berdua segera memasuki desa yang terlihat sepi dan berkabut tebal yang menghalangi pandangan tersebut, suasana terasa lebih mencekam karena hari sudah terlalu malam. Baru beberapa langkah saja mereka berdua merasa seperti ada yang lewat di belakang.

"Apa itu?" Tanya Augreen menoleh kebelakang untuk melihat apa yang lewat, namun Augreen hanya melihat jalan yang sepi.

Ketika berniat melanjutkan langkahnya Augreen menyadari bahwa Kyle tidak ada di sekitarnya. Kyle seakan menghilang ditelan bumi, tanpa jejak ataupun tanda-tanda diserang.

"Kyle kamu dimana?" Panggil Augreen melihat ke segala arah, namun tidak ada yang menyahut selain suara jangkrik dan kodok yang memekakkan telinga.

(Suara sesuatu bergerak).

"Kyle?" Panggil Augreen dengan spontan menoleh ke samping ketika mendengar ada pergerakan, lalu menoleh kearah sebaliknya ketika mendengar pergerakan di arah tersebut, namun lagi-lagi Augreen hanya menemukan kesunyian.

"Kyle jangan bercanda." Tegur Augreen mulai kesal dan meningkatkan kewaspadaannya, tubuh Augreen menegang ketika merasakan sesuatu berada tepat di belakangnya.

Grarh!!!

Augreen menoleh dan langsung melompat menjauh ketika melihat sesosok makhluk besar empat kali lipat dibandingkan manusia, bertaring, dan berbulu lebat seperti berniat menerkamnya dengan disertai raungan berat seperti binatang buas.

Sling!!!

Augreen melepaskan tebasan energi menggunakan tangan kosong yang berbentuk karate, makhluk itu menjadi kabut dan menghilang.

"Makhluk apa itu? Apakah dia telah membunuh Kyle? Itu tidak mungkinkan? Karena tidak ada tanda-tanda penyerangan." Tanya Augreen dalam hati dan mulai menulis mantra untuk membuka dimensi penyimpanan miliknya dan mengambil gulungan segel.

Augreen langsung membuka gulungan dan menyentuh dua gambar pedang.

(Suara dua pedang menancap)

Tiba-tiba dua pedang segera keluar dari gulungan, dimana pedang pertama adalah pedang pemberian gurunya, pedang itu diberi nama pedang naga terkutuk. Pedang Naga terkutuk itu memiliki penampilan pedang panjang tipis dengan motif hitam bergerigi di punggung pedang dan putih tajam di mata pedangnya.

Lalu pedang kedua adalah pedang yang dia beli dari salah satu penempah pedang terbaik desa Naga langit, pedang itu adalah pedang pengganti karena pedang sebelumnya patah akibat bertarung melawan Redo di Gladi kanuragan klan Ran. Penampilan pedang itu mengikuti penampilan pedang Naga terkutuk, Augreen memberikan nama pedang itu dengan nama yang sama dengan pedang sebelumnya yang patah, yaitu Pedang Naga berkah.

Sling!

Sling!

Sling!

Augreen melancarkan tebasan energi secara beruntun mengikuti arah pergerakan yang berada disekitarnya, namun tebasan energi itu hanya menebas udara kosong saja.

"Aku tidak bisa bergerak?" Augreen tiba-tiba terpaku tidak bisa bergerak, tubuhnya seperti terikat sesuatu, lalu sesosok makhluk seukuran manusia biasa tiba-tiba datang mendekat dengan santai.

"Sial!" Augreen cemas dan mencoba bergerak namun tidak bisa.

Makhluk itu semakin mendekat selangkah demi selangkah, Augreen mulai berkeringat dingin, terlebih kepulan asap tiba-tiba keluar dari mulut makhluk tersebut.

"Graaah." Augreen berusaha keras melepaskan diri dan berteriak sekencang mungkin, makhluk itu semakin dekat dan menunjukkan senyum lebar kepada Augreen.

"Kyle? Kau.., brengsek!!!" Augreen geram ketika melihat jelas makhluk tersebut yang ternyata adalah Kyle dengan sebatang rokok di tangannya.

"Haha, kamu ketakutan? Haha. Tidak disangka tuan muda berdarah dingin yang dapat membunuh orang dengan santai, lalu tertawa seperti iblis ternyata memiliki ketakutan. Haha, aku menemukan hal baru." Kyle tertawa terbahak-bahak ketika berhasil membuat Augreen ketakutan.

"Jadi kamu dibalik semua ini?" Tanya Augreen kesal dan marah.

"Tentu saja tidak." Balas Kyle santai sembari mencoba menahan tawanya dengan tangan memegang perut.

Augreen terdiam dan merasa seperti salah mendengar.

"Hah, tidak? Maksudmu..." Tanya Augreen tidak mengerti.

"Tadi aku mengejar sesuatu yang bergerak di balik semak-semak, namun dia terlalu cepat dan membuatku tidak dapat mengejarnya. Ketika aku kembali kamu sudah seperti orang ketakutan dan berusaha untuk bergerak. Kupikir terjadi sesuatu kepadamu, ternyata benar saja kau terkena formasi." Jelas Kyle apa adanya.

"Formasi?" Tanya Augreen bingung dan melihat ke bawah dan menemukan bahwa ada pola formasi yang melebur dalam kegelapan, itu adalah formasi pengikat.

"Sudah seperti ini, tapi kenapa kamu terlihat santai saja, nyawa kita mungkin terancam disini." Ucap Augreen mengingat jika ada formasi, pasti ada pemiliknya.

"Iya yaya, iya maaf, maaf. Aku hanya berusaha berpikir jernih dan tidak panik seperti dirimu, apakah itu salah... beban?" Balas Kyle menyindir Augreen, lalu mengibaskan tangan.

Augreen yang seakan terikat itu langsung dapat bergerak bebas lagi. Augreen merasa malu sendiri, lalu memeriksa formasi tersebut dan bergumam. "Ternyata formasi level 4, pantas saja aku kesulitan melepaskan diri."

"Kyle kamu seorang master formasi?" Tanya Augreen.

"Tidak, aku hanya mas-mas biasa yang mewarisi teknik turunan dari klan Surya, yaitu teknik pembatalan." Balas Kyle apa adanya.

"Teknik pembatalan?" Tanya Augreen, Kyle hanya mengangguk membenarkan. 

Tiba-tiba belasan orang mengelilingi dan mengepung mereka berdua dengan membawa obor sebagai penerangan jalan.

"Siapa kalian?" Tanya salah satu pembawa obor tersebut.

"Apakah kalian yang menginjak formasi pengikat master Julian?" Tanya orang itu lagi dengan nada ketus.

Augreen dan Kyle saling pandang dan akhirnya mengerti asal muasal formasi pengikat tersebut yang ternyata dibuat warga desa.

"Mohon maaf jika kedatangan kami mengganggu para warga sekalian, kami hanya pendekar yang ingin mengikuti ujian masuk akademi aliansi di kerajaan Galing dan kebetulan kami melewati desa kalian." Augreen mencoba menjelaskan selembut mungkin.

Para warga itu saling pandang dan mulai bisik-bisik berdiskusi menanggapi penjelasan Augreen, setelah bisik-bisik agak lama salah satu warga maju sebagai perwakilan. 

"Mohon maaf atas ketidaksopanan kami menyambut kedua pendekar sekalian, kami hanya menjalankan tugas menjaga desa, karena beberapa hari yang lalu ada monster mengerikan yang menghancurkan desa kami setiap malam atau subuh hari." Ucap warga yang maju tersebut menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka.

"Mari saya antarkan ke rumah kepala desa, para pendekar sekalian." Ajak warga itu sembari melangkah memasuki desa diikuti Augreen, Kyle, dan warga lainnya yang tetap mewaspadai pergerakan Augreen dan Kyle. 

"Sebelumnya perkenalkan namaku Kertata yang biasa dipanggil pak Kerta, kalau boleh tahu siapa nama kedua pendekar?" Kerta memperkenalkan dirinya sekaligus bertanya. 

Bersambung.