NovelToon NovelToon
Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu / Enemy to Lovers
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Jaeyi

Terjebak dalam kesalahpahaman di masa lalu, menyebabkan Lauren dan Ethan seperti tengah bermain kejar-kejaran di beberapa tahun hidup mereka. Lauren yang mengira dirinya begitu dibenci Ethan, dan Ethan yang sedari dulu hingga kini tak mengerti akan perasaannya terhadap Lauren. Berbagai macam cara Lauren usahakan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu, namun berbagai macam cara pula Ethan menghindari itu semua. Hingga sampai pada kejadian-kejadian yang membuat kedua orang itu akhirnya saling mengetahui kebenaran akan kesalahpahaman mereka selama ini.

“Lo bakal balik kan?” Ethan Arkananta.

“Ke mana pun gue pergi, gue bakal tetap balik ke lo.” Lauren Winata.

Bagaimana lika-liku kisah kejar-kejaran Lauren dan Ethan? Apakah pada akhirnya mereka akan bersama? Apakah ada kisah lain yang mengiringi kisah kejar-kejaran mereka?

Mari ikuti cerita ini untuk menjawab rasa penasaran kalian. Selamat membaca dan menikmati. Jangan lupa subscribe untuk tahu setiap kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Jaeyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penenang

Waktu semakin menunjukkan tengah malam, dinginnya suhu pun mulai terasa ketika angin berhembus perlahan membelai permukaan kulit. Beberapa orang yang berada di sana nampaknya sudah ada memilih untuk masuk ke dalam tenda, tetapi ada sebagian pula yang masih duduk santai dengan kegiatannya masing-masing.

Tak terkecuali Ethan dan Lauren, setelah menghabiskan makanan keduanya tak langsung beranjak dari posisi. Dengan suhu dingin yang terasa semakin menusuk ke dalam kulit, keduanya masih mengerjakan pekerjaan yang seperti tak dapat diselesaikan besok hari.

Ethan dengan laptopnya tengah memilih hasil foto yang dia dan Lauren dapatkan tadi. Lalu Lauren dengan tabletnya tengah menggambar, jika diperhatikan lebih lagi nampaknya gadis itu tengah mendesain sesuatu.

Jaket yang tadi awalnya Lauren kenakan seadanya saja, kini sudah terkancing dengan rapat hingga menutup sebagian wajahnya, tak lupa pula kepalanya juga dia tutupi dengan tudung jaket.

Meski pun dia sering berkendaraan di malam hari, tapi tetap saja dia tak dapat menahan suhu dingin di tempat seperti ini. Jadi mau tak mau Lauren harus berpenampilan seperti seekor kepompong yang tengah berfotosintesis, layaknya saat dia tengah tidur di atas kasurnya pada pagi hari.

Sedangkan di samping di mana Ethan berada, keadaan laki-laki itu tak jauh berbeda dari Lauren. Awalnya dia ingin mengejek penampilan Lauren yang sangat tertutup rapat karena kedinginan, tetapi ketika angin semakin menghembuskan suhu dingin, Ethan langsung terdiam dan membenarkan tindakan yang Lauren lakukan.

“Gimana?”

Ethan menoleh saat Lauren menyodorkan tablet, di sana terdapat beberapa desain kasar yang digambar oleh gadis itu. Tangan Ethan pun bergerak mengambil benda itu, menatap dengan seksama dan menggeser-geser desain yang dia lihat, bermaksud membandingkan setiap perbedaan yang ada di desain-desain tersebut.

Jika dihitung sekilas, gadis itu sudah membuat desain kasar sebanyak 10 macam. Mengagumkan, Ethan akui kemampuan Lauren sangat mengagumkan. Belum satu jam keduanya memulai pekerjaan masing-masing, gadis itu sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan begitu cepat bahkan dengan jumlah tak sedikit.

Pantas saja pak Dani tak ragu memilih Lauren untuk menjadi asisten pengerjaan proyeknya.

“Semuanya bagus,” Ethan masih menggeser desain-desain itu. “Tapi nggak pa-pa kan, kalo gue nggak bisa nentuin sekarang, mana desain yang bakal kita pakai?”

Lauren menganggukkan kepalanya santai. “It’s okay. Nanti gue kirim drive desainnya ke lo.”

“Okelah,” Ethan mengembalikan tablet itu kepada pemiliknya, dan melanjutkan pekerjaannya tadi.

Hening beberapa saat, kemudian terdengar suara kursi yang seperti ditarik untuk sedikit menjauh. Ethan yang mendengar suara itu refleks menoleh dan benar saja, Lauren lah sang pelaku. Karena memang tak ada lagi orang yang posisinya dekat dengannya selain Lauren, jadi Ethan tak terlalu terkejut akan hal itu.

“Ini dulu ya,” Lauren mengacungkan rokok elektrik ke udara, bermaksud agar Ethan mengerti akan maksudnya. “Gue nggak akan dekat-dekat kok,” setelah melihat respon anggukan kepala dari laki-laki itu, Lauren tersenyum dan mulai menghisap rokok elektriknya.

Setelah itu tak ada lagi percakapan dari keduanya, mereka disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Hanya suara serangga yang terdengar di sekitar mereka dan samar-samar terdengar suara orang-orang yang juga sedang camping tak jauh dari mereka.

Dalam hati Lauren menggerutu begitu banyak, jujur saja dia sangat tak menyukai keheningan ini. Benar saja dia bukan tipe orang yang tak akan berhenti berbicara sepanjang waktu, tetapi jika terus menerus terjebak dalam suasana seperti ini Lauren pun tak mampu.

Apalagi orang yang saat ini bersamanya adalah Ethan, teman masa kecilnya yang entah masih dianggap demikian oleh laki-laki itu. Dulu dia pernah membayangkan akan ada momen seperti ini lagi setelah lama terpisah, tetapi nyatanya sekarang otak Lauren seakan-akan kosong untuk sekedar memikirkan cara agar kecanggungan di antara mereka bernar-benar hilang.

Dia sangat merindukan sikap hangat laki-laki itu, cara bicara Ethan yang begitu hangat setiap berbicara kepadanya, perlakuan dan perhatiannya. Semua, Lauren sangat merindukan semua yang dimiliki Ethan.

“Kenapa liatin gue begitu?”

Astaga. Lauren sedikit melonjakkan tubuhnya karena suara berat Ethan. Ternyata lamunannya tadi membuat dia tak sadar sudah menatap lurus ke arah laki-laki itu, tepatnya tatapan kosong tak berarti.

“Nggak lah,” Lauren menggelengkan kepalanya. “Gue cuma bengong. Trus nggak sengaja, arah gue natap ke lo,” sambungnya lagi berusaha menjelaskan. Beruntung saja Ethan tak terlalu peduli akan hal itu, jadi Lauren dapat menghembuskan napas lega setelah laki-laki itu hanya menganggukkan kepala untuk menanggapi ucapannya.

“Ini lo yang motoin?” tanya Ethan seraya memutar laptop.

Karena jarak yang diciptakan Lauren tadi mengharuskan gadis itu menyipitkan kedua matanya terlebih dahulu agar dapat memfokuskan penglihatannya. Di sana dia dapat melihat foto pemandangan yang menampilkan banyak susunan bangunan rumah yang terlihat acak dengan lampu-lampu yang menerangi layaknya bintang-bintang kecil.

“Keknya iya deh, gue juga lupa.”

“Hasilnya bagus banget,” senyum kecil pun terbit di wajah Ethan.

Hampir saja Lauren tersedak asap dari rokok elektrik yang tengah dia hisap, apa-apaan ini. Tanpa aba-aba sedikit pun, laki-laki itu memuji dengan senyum di wajahnya. Eh, tunggu sebentar. Apakah Lauren salah lihat? Apa Ethan tadi baru saja tersenyum padanya? Dia benar-benar tak salah lihat kan?

Oh ayolah, seandainya Lauren memiliki fitur rekam layar di otaknya, saat ini dia ingin kembali melihat cuplikan di mana Ethan yang baru saja tersenyum tak jauh di hadapannya.

“Bisa ae lo muji sebegitunya.”

Selanjutnya Ethan hanya mengedikkan kedua bahunya acuh tak acuh. Beberapa saat setelah kembali menatap layar laptopnya, laki-laki itu pun menyudahi pekerjaannya seraya meregangkan otot-otonya yang sedikit tegang.

Layar laptopnya pun tak lagi menyala, menandakan laki-laki itu benar-benar akan mengistirahatkan dirinya. Bahkan sekarang dia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dengan kedua tangannya yang terlipat di belakang kepala.

Sekilas ketika dia menatap ke atas, Ethan dapat melihat asap tebal yang mengudara. Sudah pasti asap itu berasal dari gadis di sampingnya yang tengah merokok dengan tenang.

“Dari tadi gue liat lo ngerokok mulu. Nggak ada niatan buat ngurangin?”

Merasa diajak berbicara, Lauren buru-buru menghembuskan seluruh asap yang masih di dalam mulutnya. “Untuk sekarang masih belum bisa,” ucapnya seraya menggelengkan kepala. “Karena cuma ini yang bisa temenin gue kalo lagi banyak pikiran.”

“Tapi sekarang lo kayak lagi nggak banyak pikiran tuh.”

“Sok tau,” sahut Lauren tak terima.

“Trus, apa lo juga masih balapan?”

Lagi, Lauren menganggukkan kepalanya. “Masih kok, buat nambah ua-” awalnya gadis itu menjawab dengan santai, tetapi saat dia menyadari sesuatu kedua matanya hampir melotot dengan sempurna. “Dari mana lo tau, kalo selama ini gue balapan?”

“Jadi yang waktu itu beneran lo?” Ethan malah balik bertanya, nampaknya laki-laki itu juga terkejut dengan pernyataan dari Lauren. Bahkan Ethan pun kini sudah menegakkan punggungnya.

Dengan terpaksa Lauren pun menganggukkan kepalanya.

“Gue nggak nyangka kalo itu beneran lo,” Ethan kembali menyandarkan punggungnya dengan rileks. “Gue lupa tepatnya kapan. Tapi gue nggak sengaja pernah liat orang di depan pagar rumah lo lagi siap-siap pengen pergi, trus posisinya dia make seragam balap. Jadi gue nebak kalo orang itu pengen pergi balapan, dan anehnya lagi gue nebak kalo itu lo. Ternyata beneran.”

Benar, apa yang dikatakan Ethan itu ada benarnya. Salahkan dirinya yang bertindak bodoh pada saat itu. Karena sudah terlambat selama satu jam, dengan bodohnya Lauren berangkat menuju ke tempat balapan dengan mengenakan pakaian balapnya.

Dia berpikir tidak mungkin ada yang melihatnya berpenampilan seperti itu saat di dalam komplek, jadi dia santai-santai saja pada saat itu. Tapi rupanya, dugaannya itu sangat jauh berbeda.

“Gue emang balapan, dan sampai saat ini masih balapan. Tapi gue minta tolong ke lo, buat jaga rahasia ini. Cuma beberapa orang yang tau kalo gue balapan, di kampus pun cuma satu orang yang tau dan tambah dua sama lo.”

“Hmm. Gue nggak sepeduli itu sama kegiatan lo, sampai ngumbar-ngumbar ke semua orang.”

“Trus kalo emang nggak peduli, ngapain lo nanya ege.”

1
Aurora79
orang yang terluka oleh orang2 terdekatnya, akan lebih susah untuk memaafkan. Walau dalam hati sudah memaafkan, tapi tidak dalam tindakannya. Mungkin Geo merasa sangat kecewa atas kepergian ibunya waktu dia sangat membutuhkan kasih sayang ibunya...😭. Kejadian yang sama soalnya sama diriku sendiri, bedanya..., aku ditinggal pergi papa.
yeopo yeojaaaa
weh, ada² aja lo. pntas judul bab ini penitipan anak. kirain tdi apa🤣
yeopo yeojaaaa
lucu bgt, boleh pinjam pangeran nggk ren😭
yeopo yeojaaaa
semoga geo cepat terbuka hatinya☺️
yeopo yeojaaaa
ikut tersentuh juga, Lauren dpanggil kakak dong😭😭
yeopo yeojaaaa
kemana tuh si kembar🤣
Anonymous
kayak baru pernah keluar rumah aja
Anonymous
exited bgt si Lauren
Anonymous
geo pasti lagi bimbang. antara nurutin kemauan adiknya, tpi dia sendiri masih nggk bisa nerima permintaan maaf ibunyaa
Anonymous
gw nggk expect, geo bakal bilang begitu
yeopo yeojaaaa
gebuk aja dia sekalian Ren😭
yeopo yeojaaaa
bener bgt kata Lauren. karma itu instan, hati² loh😭
yeopo yeojaaaa
lauren bener² ya, nggk nanggung² lempar bola basket ke abangnya😭
yeopo yeojaaaa
Geo mulutnya heh😳
yeopo yeojaaaa
se pasrah itu ternyata Vina🥺
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
ada udang dibalik bakwan kah
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐: wah, rahasia ya.. oke aku lihat selanjutnya nanti
Choi Jaeyi: maybee🤣
total 2 replies
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
omnivora gak tuh
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
cuapin boleh /Chuckle/
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
bilang aja gabut terus mau ganggu geo
🄻🄰🄻🄰🄳🄸🅂🅃🄸_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!