Luna Shang Yuan adalah Ratu dari Kerajaan Shang Yuan, sebuah negeri yang makmur dan kaya raya. Di bawah kepemimpinannya, Shang Yuan mencapai puncak kejayaan, dengan rakyat yang sejahtera dan perdamaian yang terjaga. Namun, meski berada di puncak kemakmuran, hati Luna merindukan petualangan dan kebebasan. Dia memutuskan untuk melepaskan diri dari tugas kerajaan dan berkelana mengelilingi dunia.
Dengan mengenakan hanfu yang anggun dan membawa seruling serta belatinya, Luna memulai perjalanannya. Dia melintasi berbagai negeri, dari hutan belantara hingga pegunungan yang tertutup salju, bertemu dengan berbagai suku dan bangsa. Sepanjang perjalanan, Luna menggunakan suara merdunya untuk membawa kedamaian, menyembuhkan hati yang terluka, dan mengusir kegelapan yang mengancam.
Luna segera menyadari bahwa takdirnya lebih besar daripada sekadar berkelana. Luna menginspirasi banyak orang dan menciptakan legenda yang akan dikenang sepanjang masa.
[Soundtrack mp3: Indila Instrumental]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Sebatang Kara Bertemu Dengan Ratu
Luna menarik gerobak milik Lan Hui dengan lembut, gerakannya begitu anggun dan penuh perhatian. Langkahnya mantap namun penuh kelembutan, seolah-olah dia tidak hanya menarik beban fisik tetapi juga beban emosional yang ditanggung oleh anak kecil di sampingnya.
Padang rumput yang luas membentang di hadapan mereka, dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus lembut, membelai wajah mereka. Aroma bunga liar yang bermekaran memenuhi udara, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Meskipun lelah, Lan Hui tetap berusaha untuk menjaga ritme langkahnya di samping Luna, sesekali menghela napas berat akibat keletihan yang mulai terasa.
Luna berhenti sejenak, memutar tubuhnya dengan lembut untuk menghadapi Lan Hui. Dia menatap gadis kecil itu dengan penuh perhatian, mata hitamnya memancarkan kehangatan. "Hei, aku ingin tahu," ujar Luna dengan suara lembut namun penuh perhatian, "apakah kamu merasa takut dengan kekuatan yang aku miliki?"
Lan Hui menoleh ke arah Luna, tatapan matanya penuh dengan kejujuran yang polos. "Sebenarnya," kata Lan Hui, suaranya terdengar jujur dan sedikit ragu, "aku sangat terkesima melihat kemampuanmu. Tapi aku tidak merasa takut. Aku sudah terbiasa menghadapi situasi sulit. Yang penting bagiku adalah bisa terus melanjutkan pekerjaan ini untuk desaku dan nenekku."
Luna mengangguk pelan, menunjukkan bahwa dia memahami apa yang dikatakan oleh Lan Hui. Senyumnya lembut dan penuh pengertian. "Kau sangat berani dan kuat," jawab Luna sambil mengusap lembut bahu Lan Hui, memberikan dorongan dan rasa hangat melalui sentuhannya. "Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu, anak kecil, dan tentang Desa Feng Hua. Apa yang membuatmu bekerja begitu keras?"
Lan Hui, yang merasa didukung oleh perhatian Luna, merespons dengan suara yang penuh dedikasi. "Mbak bisa memanggilku Lan Hui," katanya, suaranya tegas meskipun terdengar lelah. "Desa Feng Hua adalah tempat aku dan nenekku tinggal. Kami hidup sederhana, dan nenekku sudah tua dan sakit. Aku bekerja keras membawa kayu untuk memastikan kami bisa memiliki cukup bahan bakar dan makanan. Aku juga berusaha keras agar desaku dapat mengakui keberadaan kami, karena banyak masalah yang harus dihadapi. Aku tidak ingin menjadi beban bagi orang lain."
Luna mendengarkan dengan seksama, merasakan kepedihan yang tersembunyi di balik kata-kata Lan Hui. Dia menyadari betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh anak kecil ini demi orang-orang yang dicintainya. Dengan suara yang lembut namun penuh ketegasan, Luna berkata, "Kau melakukan hal yang sangat mulia, Lan Hui. Aku sangat mengagumi semangat dan dedikasimu."
Luna terdiam sejenak, memandang jauh ke depan, sebelum berkata dengan jujur dan terbuka, "Lan Hui, kamu boleh memanggilku, Luna. Luna Shang Yuan."
Mereka melanjutkan perjalanan, kaki mereka menyusuri padang rumput yang luas dengan langkah yang pelan. Namun, tiba-tiba Luna merasakan Lan Hui berhenti sejenak, mendongak, matanya terbuka lebar saat mendengar nama yang baru saja disebutkan. "Luna?!" serunya, suaranya bergetar oleh campuran kejutan dan rasa hormat. "Apakah itu benar? Apakah benar engkau adalah Ratu dari Kerajaan Shang Yuan?"
Luna tersenyum lembut, mengangguk kecil. "Ya, itu benar. Aku adalah Ratu Luna dari Shang Yuan."
Mendengar pengakuan itu, Lan Hui langsung menundukkan kepalanya dalam-dalam, wajahnya memerah padam karena terkejut dan terharu. "Aku tidak tahu bahwa aku bertemu dengan seorang Ratu. Aku merasa sangat terhormat," ucapnya, suaranya sedikit gemetar oleh perasaan hormat yang mendalam.
Namun, Luna menghentikan langkahnya, memutar tubuhnya untuk berdiri di depan Lan Hui. Dia menatap gadis kecil itu dengan mata penuh kehangatan dan empati. "Lan Hui," katanya dengan lembut, "jangan merasa tertekan karena statusku. Aku di sini untuk membantu siapapun, dan aku ingin kau memandangku sebagai pengembara biasa dan bukan sebagai sosok yang lebih tinggi. Kasta tidak penting saat kita berhubungan satu sama lain."
Lan Hui mengangkat kepalanya perlahan, tatapan matanya bertemu dengan tatapan Luna. Ada rasa terima kasih yang mendalam dan kekaguman di dalam mata gadis kecil itu. "Terima kasih, Ratu Luna. Aku akan selalu mengingat kata-katamu," ujarnya dengan nada penuh rasa syukur.
Luna, merasa bahwa percakapan mereka telah membawa kedekatan yang baru, mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Lan Hui dengan lembut. "Senang bertemu denganmu, Lan Hui. Teruslah hidup dengan semangatmu, dan ingatlah bahwa kau tidak sendirian dalam memperjuangkan hidupmu."
Lan Hui menyambut jabatan tangan itu, merasakan kehangatan dan kekuatan dalam genggaman Luna. Dia merasa didorong dan diperkuat oleh kata-kata Luna, sementara Luna sendiri merasa terinspirasi oleh ketulusan dan kekuatan anak kecil ini. Padang rumput yang luas dan keindahan alam sekeliling mereka menjadi latar yang sempurna.
'dengan kekuatan bulan, akan menghukummu'
semangat terus