My Crazy Phsyco Husband

Angie duduk menunggu cemilan dan teh hangat yang dia pesan dari resepsionis melalui telepon. Sementara Ryan memang ada urusan sebentar diluar dan tidak bisa menemani Angie untuk beberapa saat, Ryan kemudian mengatakan kepada Angie untuk tetap di dalam agar aman, sementara Ryan tidak bisa menjaga istrinya itu.

Tidak lama, sebuah ketukan di pintu terdengar, Angie kemudian berbicara untuk memastikan siapa yang ada di depan pintu.

“Siapa itu ??”

“Pesanan atas nama Angie Christine Manchelson.” Ujar seseorang yang berada di depan pintu dengan suara sedikit kencang, Angie yang mendengarkan perkataan itu kemudian bangkit berdiri, dan membukakan pintu kamarnya, sembari tersenyum lebar.

“Terima kasih- Ka.. Kau..” Angie terkejut saat melihat ke arah siapa yang mengantarkan makanannya, sementara orang itu menahan pintu dengan kakinya, agar tetap terbuka.

“Ma.. Mau apa kau ?!” Ujar Angie dengan kesalnya, sementara lelaki itu menyeringai licik.

“Biarkan aku berbicara sebentar denganmu.”

“Tom, aku tidak memiliki waktu untuk saat ini, kau tahu, bukan ??” Ujar Angie dengan kesal, sementara Tom memaksa dengan mendorong Angie untuk tetap masuk ke dalam kamarnya.

“Terlambat.” Ujar Tom menyeringai dengan licik, dia mendorong Angie hingga terjatuh ke dalam, Tom masuk dan menutup pintu kamar itu, Tom tahu jika pintu itu otomatis, hanya dengan kartu saja pintu itu bisa terbuka. Ryan sudah membawa kartu membuka pintu, sementara Angie sudah diberikan kartu sendiri untuk membuka pintu, karena Ryan tahu jika istrinya itu memesan cemilan, untuk memudahkan istrinya, Ryan sengaja meninggalkan satu kartunya.

Angie hendak bangkit berdiri, tapi Tom menahannya di atas lantai, Tom berbaring di atas Angie sembari mengurungnya di atas, sembari menyeringai.

“Andai kau tidak keras kepala, sayang~ aku tidak akan nekad seperti ini.” Ujar Tom menyeringai licik, sementara Angie terlihat sangat panik.

“Tom.. Aku mohon jaga jarakmu denganku.” Ujar Angie dengan memberontak kecil.

Tom tidak menanggapi ucapan Angie, kedua tangannya menahan tangan Angie, dan mendekatkan wajahnya pada Angie. Melihat Tom sepertinya hendak berbuat nekad, Angie langsung mengalihkan pandangannya tidak ke arah depan, dan sengaja menghindari Tom, membuat lelaki itu merasa kesal.

“Jangan membuatku marah, sayang~” Bisik Tom dengan lembut disana, tapi Angie enggan menanggapinya.

“Aku sudah menikah dengan Ryan, aku mohon tinggalkan aku.”

“Kau bertunangan denganku, tapi kau tidur dengan Ryan. Jadi, kenapa aku harus melepaskanmu hanya karena statusmu ??” Ujar Tom menaikkan alisnya, sembari menyeringai dengan licik.

“Tom... Aku mohon..”

“Jika aku menunjukkan sesuatu kepadamu, maka aku yakin kau pasti tidak akan bisa menolakku.” Ujar Tom dengan nada misterius, sementara Angie terlihat bingung, tapi tetap dengan ekspresi was-was dan bingung.

“Menunjukkan sesuatu... ??” Ujar Angie tapi tetap matanya memandang waspada.

“Hmm~ tapi berjanjilah jangan takut, sampai aku menunjukkan semuanya.” Ujar Tom dengan nada misterius.

Angie terdiam di sana, kemudian mengangguk kecil.

“Tapi setelah itu, jangan pernah menggangguku.” Ujar Angie.

“Aku tidak bisa menjanjikan itu, tapi aku usahakan.” Ujar Tom, membuat Angie menghela nafasnya berat.

Tom kemudian melepaskan Angie, membiarkan wanita itu bebas. Tom bangkit berdiri dan duduk di salah satu sofa itu, sembari menatap ke arah Angie, sementara perasaan wanita itu tidak nyaman, Angie kemudian melirik ke arah kotak dekat kunci pintu, disana Angie tidak melihat kartu yang digunakan untuk membuka pintu kamar.

“Mencari ini ?? Aku akan mengembalikannya, tapi kemarilah.” Ujar Tom menunjukkan kartu yang dicari oleh Angie, membuat wanita itu membulatkan matanya terkejut, sejak kapan kartu itu berada di tangan Tom ?? Ah, sialan. Angie terpaksa harus mendekati Tom, wanita itu melangkahkan kakinya mendekati Tom.

Kemudian Angie duduk di sebelah Tom tapi tetap menjaga jarak dengan lelaki itu. Tom kemudian menyerahkan handphonenya itu, Angie yang awalnya bingung, dia kemudian menerima dan melihat sesuatu disana. Tangan Angie bergetar dengan kuat, saat melihat isi dari handphonenya itu, Angie terkejut, bingung, dan takut. Dia memandang ke arah Tom menangis takut.

“Ka.. Kau..”

“Kenapa, sayang ?? Aku sudah mengagumimu sejak lama, tubuh indahmu, wajah cantikmu itu, sangat indah disana.” Ujar Tom menyeringai dengan licik.

Angie melihat ada beberapa video dimana Angie sedang mandi, berganti pakaian, dan beberapa gambar dimana Angie t*l*nj**g bulat tanpa sehelai kain sedikitpun. Angie memandang tajam ke arah Tom.

“Kau lebih sakit daripada Ryan !! Kau seharusnya masuk ke rumah sakit jiwa itu !!” Ujar Angie dengan kesal.

“Oh sayang~ jangan terlalu kasar.” Ujar Tom dengan santai dan puas, melihat reaksi yang sangat disukai oleh Angie, dia memang sudah mengharapkan ekspresi Angie kepadanya.

“Hmm~ aku menyukai video dan gambar ini, aku tidak rela berbaginya dengan orang lain, karena bagiku kau hanyalah milikku.” Ujar Tom menatap ke arah Angie sembari memberikan tatapan penuh obsesi kepada Angie.

“A.. Apa maksudmu.. ??”

“Tapi jika kau tidak menuruti permintaanku, jangan salahkan aku, menyebarkan video dan gambar milikmu.” Ujar Tom menyeringai dengan licik.

Angie semakin kesal dan marah, wanita itu kemudian mengambil sikap siaga untuk menghancurkan handphone milik Tom, tapi lelaki itu berbicara kepadanya.

“Aku menyimpan video dan gambar itu juga di komputerku, kau boleh menghancurkan handphoneku, aku masih memiliki simpanan video dan gambar itu.” Ujar Tom dengan senyuman puas, sementara Angie semakin kesal dan emosi.

Angie dengan emosi membanting dan menginjak handphone Tom dengan kesal, tapi Tom tidak bergeming sedikitpun, toh handphonenya lebih dari satu, dan handphone yang dihancurkan oleh Angie, hanyalah handphone kosong yang berisikan video dan gambarnya hanya untuk menakuti Angie saja. Saat Angie sedang dalam kondisi emosi dan kesalnya, Tom bangkit berdiri mendekati Angie, sementara wanita itu tidak menyadari Tom yang berada di dekatnya. Dia meraih dan menarik tangan Angie, kemudian melemparkan wanita itu ke atas kasur.

Angie yang menyadari hal itu, hendak memberontak tapi Tom tidak tinggal diam, dia langsung mengurung Angie dengan tubuh dan kedua tangannya.

“Tom !! Lepaskan aku !!”

“Tidak akan~ melihat video itu membuatku semakin h*r** kepadamu.” Ujar Tom dengan nakalnya, membuat Angie semakin kesal tapi juga semakin takut dan was-was.

“Tom.. Suamiku akan datang, jangan sampai dia menghabisimu saat ini juga !!”

“Hmm~ Dia sedang sibuk saat ini, biarkan saja dia sibuk, dan kita bersenang-senang.” Ujar Tom sembari mulai membuka kancing bajunya, membuat Angie semakin was-was, dan khawatir. Bagaimana jika Tom benar-benar akan membuat melakukan p*m*rk****n kepadanya.

Ryan aku mohon cepatlah kembali, selamatkan aku Batin Angie dalam hatinya, entah kenapa kini di dalam hatinya mengharapkan Ryan untuk datang menyelamatkannya, seakan hanya suaminya itu yang bisa menyelamatkannya dari Tom.

“Tom, aku sudah katakan beberapa kali.. Aku tidak mau.. Lepaskan aku...”

“Kau belum hamil darinya.”

“A.. Apa ??”

“Kau belum hamil, hanya aku yang bisa menghamilimu.” Ujar Tom menyeringai dengan licik disana.