Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13.
Setelah mama Rita pergi ,kini hanya tinggal Dewa dan Laila di ruang tamu tersebut, tampaklah ada berbincangan lagi di antara mereka. Dan karena Laila merasa tidak ada anaknya perlu mereka bicaraka lagi dan lain-lain pergi dari ruang tamu tersebut dengan membawa dua gelas kosong di atas mempan, dan meletakkannya di dapur sekalian sayuran yang tadi sempat iya beli di supermarket, karena kedatangan mertuanya jadi tidak sempat ia menyusun di kulkas.
Sedangkan Dewa yang melihat laila berjalan ke dapur,dan meninggalkan dirinya sendiri di ruang tamu hanya menhela napas dengan kasar, dan kembali memikirkan ucapan sang Mama untuk secepatnya menceraikan laila. ntah kenapa Dewa tidak ingin hal itu tersebut terjadi, apa yang terjadi dengan hatinya rasanya sangat berat ketika ia berpisah dengan Laila, untuk apa yang sudah laila berikan kepada dirinya sehingga ia berat begitu berat untuk melepaskan.
Setelah itu, dewa masuk ke dalam kamar dan tak lama kemudian ia pun keluar dengan pakaian santai, dengan memegang kunci mobil entah akan kemana Dewa pada siang hari ini. Dan saat melewati dapur dengan melihat yang lain yang sedang menyusun sayuran di depan kulkas setelah itu ia pun melanjutkan langkahnya menuju keluar apartemen. Sedangkan Laila yang melihat Dewa keluar dari apartemen dengan pakaian santainya pun tidak bertanya-tanya, karna ia masih tahu batasan yang dibuat oleh keduanya, yang tidak ikut campur urusan pribadi masing-masin, namun sebagai seorang istri sudah seharusnya Dewa yang minta izin kepada dirinya begitupun sebaliknya, dirinya juga ketika ada keperluan di luar harus meminta izin kepada sang suami. namun penghalangnya hanya satu yaitu surat kontrak pernikahan yang ada di antara mereka yang menjadi penghalangnya itu.
Setelah selesai menyusun sayuran di kulkas, Laila pun masuk ke dalam kamar untuk melakukan salat zuhur, karena azan sudah berkumandang di sekitar apartemen tersebut.
Setelah membersihkan diri dan mensucikan dirinya dengan air wudhu , Laila pun menggelar sajadah dan memakai mukena lalu melakukan salat dengan khusyuk sebagai tiang agama yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Selesai dengan salatnya Laila pun membaca Alquran secara satu lembar dan mengangkat tangannya berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
"Ya Allah, tambah mohon lindungi keluarga hamba dari orang-orang yang tidak dengan pernikahan hamba ini. luluhkanlah hati mertua hamba ya Allah agar dapat menerima hamba seutuhnya sebagai menantu, dan bukalah juga hati suami hamba yang sekeras batu itu, agar dapat menerima hamba sebagai istrinya karena mulai saat ini hamba sudah mulai mencintai suami yang bersendiri walaupun itu hasil dari perjodohan. hamba juga tahu setiap manusia memiliki cobaan yang masing-masing aku mohon buatkanlah hati hamba untuk menjalani segala cobaan yang kau berikan ya Allah, karena aku tahu akan ada hikmah setelah ini untuk kebahagiaan hamba kedepan nya. Setelah berdoa Yasmin pun melepaskan mukenanya dan merapikan sajadahnya dan meletakkannya di samping tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur dan tak lama kemudian ia pun terlelap karena sudah waktunya tidur siang.
Di tempat lain,yaitu cafe estetik khas anak muda, terlihat dewa yang duduk di sofa ruangan yang privat sambil memainkan handphone dengan segelas jus jeruk namun tidak ia habiskan. karena rasa nya sangat berbeda dengan buatan Laila, padahal sama aja dari buah jeruk namun seperti ada yang berbeda ketika di rasa di lidah dewa sangat kentara beda nya. membuat dewa tidak mengabiskan malah memesan minuman lain.
Tak lama kemudian 2 orang pria tampan menyapa dewa.
" Gimana bro kabar nya sehat." tanya pria yang pakai kemeja biru langit, dan langsung memeluk tubuh dewa, menepuk pundak nya lalu di ikuti pria berbaju kemeja hitam dengan celana kain Milo, dengan lengan yang di gulung hingga ke siku,membuat ia terlihat ganteng dan keren Lalu dudu di sofa depan dewa.
" Gua baik lu berdua gimana, udah lama gak ada kabar mentang mentang sudah punya kesibukan sendiri jadi jarang ngumpul." ucap dewa kepada 2 sahabat nya itu.
" Kalo gua untuk saat ini mengurus usaha bokap gua agak sibuk makanya jarang ketemu jarang ngumpul pai saja Untung saja ini hari Minggu jadi bisa ngumpul bareng kalian." jawab pria yang berkemeja biru, yang bernama Muhammad Rizal.
" Dan kalo Lo sibuk apa." tanya dewa pada sahabat satu nya. Kalo yang satu ini agak berbeda dengan Rizal yang ceria,dia sedikit cuek,dan dingin,persis seperti dirinya juga. lalu menghela napas sebelum menjawab pertanyaan dari dewa.
" Gua ada pekerjaan lain, selain kerja di perusahaan, tapi hanya pekerjaan sampingan aja, supaya gak membuat gua stress, tapi malahn gua ketagihan dan suka dengan pekerjaan baru ini." kata pria yang bernama Gibran Pratama, seorang pengusaha seperti dewa.
"Emang apa pekerjaanmu yang sekarang, sampai meninggalkan perusahaan yang lo bangun sendiri." penasaran Rizal, yang langsung bertanya, sedangkan dewa hanya diam saja, menunggu Gibran bercerita sendiri pada mereka.
"Sebenarnya gua jadi guru di salah satu sekolah dasar di kota ini,dan gua lebih nyaman dengan pekerjaan ini dari pada di kantor, yang membuat gua,semakin pusing dengan berkas berkas yang menumpu. Dan gue juga senang mengajar di sana karena di sana ada seseorang bidadari yang membuat gue terpesona yang sangat cantik." curhat Gibran pada kedua sahabatnya tersebut.
"Haa, yang bener lu jadi guru SD, kok bisa-bisanya loh kepikiran jadi guru, gue aja yang ngedenger pertama kali lu jadi guru aja jadi kaget, bener nggak bro." seraya menepuk pundak Dewa yang masih terdiam dan juga terkejut adalah cerita Gibran.
Dewa tidak berkomentar apapun, yang menjadi pikirannya sekarang adalah kenapa bisa sama Laila dan Gibran mengajar di sekolah dasar apa iya mereka punya hubungan khusus tapi tidak mungkin lah, kan mereka aja kenal aja belum dan juga sekolah di dasar di kota ini banyak bukan hanya satu saja. Dengan kegelisahan yang ada di hati,namun ia tepis begitu saja untuk menghilangkan pikiran yang jelas jelas tidak mungkin itu terjadi.
"Lu kenapa bro,kok diam aja apa lu kagak kaget mendengar seseorang Gibran Pratama yang bekerja sampingan menjadi seorang guru, sungguh fenomenal terbaru, dari seorang Gibran."
" Gua kagak papa, terkejut aja sama halnya dengan lu." Jawab Dewa, setelah lama terdiam.
Rizal hanya saja mengangguk-anggukan kepalanya saja, sedangkan Gibran sendiri hanya terdiam,setelah menceritakan hal tersebut, cuma rizal lah yang sangar antusias dengan pertemuan mereka pada siang hari itu.
Lalu mereka akan melanjutkan obrolan seputar dengan bisnis, dan masa-masa di mana mereka yang kuliah dahulu,dan sampai orang itu berpisah,karena pekerjaan masing-masing. Membuat mereka jarang bertemu.
....