NovelToon NovelToon
Dia Pengasuh Putraku

Dia Pengasuh Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengasuh / Pembantu
Popularitas:86.5k
Nilai: 5
Nama Author: tuti yuningsih

Aswin Al Nur adalah pria tampan turunan arab. walau pekerjaannya sangat sukses dan juga kaya, tapi nasib pernikahannya tidak sebaik dengan pekerjaannya.

Aswin dan istrinya telah bercerai karena orang ke tiga. Istri Aswin telah berselingkuh. anak semata wayangnya ikut dengan Aswin.

Sampai akhirnya Aswin menemukan pengganti istrinya. dia adalah pengasuh dari putranya sendiri.

Gimana kisah percintaan Aswin Al Nur, yuk kita lanjut baca saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini Mimpi

Besok malamnya Amel mau makan malam bersama Khairan. Keduanya turun ke bawah. wajah Amel terlihat berbeda. Sekarang terlihat bahagia dan ceria. Tidak seperti kemarin yang terlihat murung dan banyak diam. Saat di meja makan, Amel mengambilkan makanan untuk Aswin dulu. Setelah itu baru mengambilkan makan untuk Khairan.

"Kamu juga makan. Dan makanya harus di sini. mulai sekarang dan seterusnya kamu ngga boleh lagi makan di dapur. Ngerti sayang?"

"Tapi saya ngga enak sama orang tua Bapak."

"Kamu ngga usah sungkan. Mereka kan sudah setuju dengan hubungan kita. Satu lagi, kamu jangan panggil saya dengan sebutan Bapak. Emang saya bapak kamu apa," Amel tersenyum.

"Trus saya panggilnya apa dong?"

"Ya terserah. Yang penting jangan panggil Bapak."

"Baiklah, nanti saya akan pikirkan."

Lalu ketiganya makan bersama. Amel makan sambil menyuapi Khairan.

Selesai makan, Aswin mau pergi ke ruang kerjanya yang ada di rumahnya.

"Saya mau lihat kerjaan dulu ya. nanti setelah Khairan tidur kamu buatkan kopi dan bawa ke ruang kerja saya," Amel hanya mengangguk.

Aswin pergi duluan. Sedang Amel masih lanjut menyuapi Khairan.

Khairan sudah selesai makan. Amel lalu mengajaknya ke kamar.

"Ayo cuci kaki, cuci tangan dan sikat gigi dulu. Setelah itu baru tidur."

"Tapi Mba bacain cerita ya."

"Iya. Ayo kita ke kamar mandi."

Amel membantu Khairan untuk sikat gigi dan bersih bersih. Setelah itu Amel dan Khairan naik ke kasur.

"Mba."

"Emm," Amel hanya berdehem saat Khairan memanggilnya. Amel sedang mencari buku cerita.

"Memangnya ibu tiri itu apa?" Amel yang dengar pertanyaan Khairan langsung menatap Khairan.

"Khairan kenapa tanya seperti itu?"

"Tadi di sekolah temen Khailan bilang ke bu gulu kalau mau punya ibu tiri. Tapi temen Khailan ngga mau punya Ibu tiri. Katanya ibu tiri itu jahat."

Amel yang tadi nya mau ambil buku cerita akhirnya tidak jadi. Amel rupanya mau memberi pengertian pada Khairan tentang ibu tiri. Amel lalu duduk di samping Khairan dan mengambil tangannya.

"Yang namanya ibu tiri itu tidak jahat sayang. Ibu tiri itu adalah ibu sambung. Contohnya seperti Mba yang mau menikah dengan Papah Khairan. Jadi Mba itu nantinya jadi ibu tiri Khairan. Sama dengan Mamah sambung Khairan. Mba ngga jahat kan? Mba sayang sama Khairan. Jadi ibu tiri itu tidak jahat sayang."

"Oh seperti itu. Jadi Mba kalau menikah dengan Papah, jadi Ibu tiri Khailan dong."

"Iya sayang."

"Tapi Mba ngga jahat kan?"

"Ngga dong. Mba sayang sama Khairan."

Khairan langsung memeluk Amel. Dan Amel mengusap kepala Khairan.

"Ya sudah, sekarang Mba ambil buku cerita dulu ya. Ini sudah malam, jadi Khairan harus tidur."

"Baik Mba."

Amel mengambil buku cerita. Setelah itu Amel membacakan cerita untuk Khairan.

Tidak lama, Khairan pun tidur. Amel teringat permintaan Aswin yang menyuruhnya membuatkan kopi, lalu keluar dari kamar Khairan.

Amel turun ke bawah dan langsung menuju dapur untuk membuat kopi.

"Mba Amel buat apa?" tanya Mba yang datang ke dapur saat Amel sedang menuang air panas ke dalam gelas.

"Saya sedang buat kopi Mba."

"Tumben Mba Amel malam malam minum kopi?"

"Ini bukan untuk saya Mba. Tapi untuk Pak Aswin."

"Oh buat Pak Aswin."

"Iya Mba. Saya pergi dulu ya."

Amel buru buru pergi meninggalkan dapur sambil bawa gelas yang berisi kopi. Amel takut Mba nanti banyak tanya.

Amel mengetuk pintu ruang kerja Aswin. Amel membuka pintu setelah Aswin bilang masuk.

Amel masuk ke dalam dan memberikan gelas yang berisi kopi pada Aswin.

"Kok lama?"

"Khairan baru tidur."

"Oh. Duduk lah, temani saya."

Amel menurut. Lalu Amel duduk di kursi depan meja Aswin.

"Kamu kan sudah tidak ada orang tua, tapi masih punya sodara kan Mel?"

"Ada Pak. Saya ada Om dan Tante. Tapi tinggal di Semarang."

"Besok kalau kita mau menikah, kita harus minta doa restu Om dan Tante kamu." Amel hanya mengangguk.

"Apa tidak ada sodara lainya?" Amel menggeleng.

"Makam orang tua kamu di mana?"

"Ada di TPU daerah jakarta Utara Pak."

"Besok kalau Khairan sekolah kita ke makam orang tua kamu ya."

"Untuk apa ke sana Pak?"

"Saya ingin ziarah sekalian mengenalkan diri sebagai calon suami kamu."

Amel hanya diam dan mengangguk pelan. Amel tidak menyangka kalau Aswin akan seserius ini.

"Saya ingin menikahi kamu secepatnya. Kamu mau kan?"

"Saya mau Pak," Amel bicaranya pelan sambil menunduk karena malu.

Aswin meminum kopinya sambil terus menatap Amel yang ada di depan nya.

"Ya sudah kamu pergilah istirahat. Saya masih ada kerjaan yang harus di selesaikan."

"Baik Pak."

"Ayo lah, ganti panggilannya. Saya ngga suka dengar kamu panggil saya dengan sebutan Pak. Saya ini calon suami kamu, bulan bapak kamu Mel."

"Saya masih bingung mau panggil apa."

"Panggil Mas aja coba. Nanti setelah nikah baru panggil sayang."

"Baiklah. Tapi besok saja panggilnya."

Amel sambil jalan cepat menuju pintu dan keluar langsung. Aswin melihat tingkah Amel senyum sendiri.

Amel sudah di kamar Khairan. Amel lalu tiduran. Amel tersenyum karena besok harus memanggil Aswin dengan sebutan Mas.

Amel yang memang sudah mengantuk dan lelah langsung memejamkan mata dan tidur.

Jam 10 malam Aswin keluar dari ruang kerjanya. Aswin lalu pergi ke atas. Sebelum masuk ke kamarnya, Aswin masuk ke kamar Khairan dulu. Aswin mendekat ke Khairan dan Amel. Aswin membenarkan selimut. Saat mau pergi Aswin melihat wajah Amel yang sangat cantik. lalu Aswin mau mendekatkan bibirnya ke kening Amel. Tapi belum juga bibir menempel di kening Amel, Amel buka mata.

Mata Amel dan Aswin saling tatap. Amel yang mengira itu mimpi langsung mengalungkan tangannya di leher Aswin.

"Ya Tuhan, kenapa sih kamu muncul di mimpiku. Kamu tuh sangat tampan. Aku sangat ingin mencium bibirmu, tapi sayang kita belum muhrim, jadi aku ngga berani cium. Eh tapi ini mimpi, jadi ngga masalah ya aku cium kamu."

Aswin terus diam dan mendengarkan perkataan Amel saja. Lalu Amel mencium bibir Aswin. Aswin cukup kaget tapi membiarkan Amel menikmati bibirnya.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

1
Apriyanti
lanjut thor
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒉𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝑯 𝒏𝒚𝒂
sella surya amanda
lanjut
Fitria Syafei
kk kereeen 😘😘😘
༄༅⃟𝐐 🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
lanjut thor
Rina
Semoga lancar” ya sampe hari H dan kalian selalu bqhagia 🙏🏻
nonsk2711
bc nya sambil senyum" thor 😊😊
Fitria Syafei
kk kereeen 😍😘😍
nonsk2711
kentang dahhh 🤣🤣
Mrs.Riozelino Fernandez
😅😅😅😅😅
peluk balik Aswin...
Apriyanti
lanjut thor
sella surya amanda
lanjut kak
Rina
Aduh Khairan ganggu kesempatan papa aja nih 🫢🫢🫢
༄༅⃟𝐐 🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
gatot deh dpt ciuman 🤣🤣🤣
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝑨𝒎𝒆𝒍 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝒏𝒊𝒉 😅😅
Apriyanti
lanjut thor
nonsk2711
Aswin menang byk nih 😄
Rina
Wah kesempatan buat papa Aswin dong klo begini caranya 🫢🫢🫢
🦋stary🌼🌸🌼
gimn ini paragraf diatas bilang klo ortu vani menyuruh vani op ke LN tp di paragraf ini jangan sampe Aswin dan keluarganya tau klo dia punya penyakit.
sella surya amanda
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!