Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.
Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.
Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 : LUNE ENNEIGE
Melihat ke arah pelayan wanita yang berlari menuju villa dengan tergesa-gesa, Myro dipenuhi tanda tanya "Tusen, sebenarnya apa yang kalian bicarakan? Apakah Nona Lune benar-benar akan meluangkan waktu untuk bertemu kita?".
"Tuan jangan khawatir, dia pasti datang", kata Tusen percaya diri "Kalau dia tidak datang setelah mendengar keberadaan anda, maka itu akan menjadi kerugian dia sendiri!".
......................
Di ruang kerja yang terletak pada bagian tersembunyi villa, seorang wanita muda berusia sekitar 17 tahun dengan rambut emas pendek serta mata berwarna emas yang berkilau sedang duduk di kursi kerja dari kayu miliknya sambil sibuk mengamati dokumen yang ada di atas meja. Ia menggunakan jubah putih seorang penyihir namun aura sihir di tubuhnya sama sekali tidak terasa, lebih tepatnya ia keberadaan menakutkan yang dapat menyembunyikan seberapa kuat sihirnya tanpa diketahui oleh orang lain, Lune Enneige yang dijuluki sebagai bakat muda paling berkilau di seluruh Kerajaan Veniar.
Lune melempar dokumen di tangannya ke meja sambil berkata kesal "Sudah lebih dari 7 tahun, aku juga menyebarkan namaku ke seluruh kerajaan hingga wilayah lain, tapi kenapa tuan masih belum menunjukkan dirinya atau mencoba menemuiku?".
Ketika sedang berpikir, wajah Lune berubah menjadi ketakutan "Tunggu dulu, bagaimana jika tuan ternyata tidak membutuhkanku lagi? Bagaimanapun, ada banyak sekali orang berbakat di bawah tuan, jika aku terlambat maka orang lain bisa menggantikan posisiku dengan mudah".
Ketika Lune mulai panik, suara ketukan di pintu ruang kerja terdengar, lalu seorang pelayan berambut merah gelap memasuki ruangan yang tidak lain adalah pelayan yang menghentikan langkah Myro tadi "Nona Lune, maaf mengganggu waktu anda".
Melihat pelayan kepercayaan yang datang, Lune memperbaiki wajah paniknya tadi menjadi tegas "Ada apa, Mila? Apakah ada orang yang keras kepala untuk mencoba bertemu denganku? Seperti yang aku katakan sebelumnya, tolak saja mereka semua, bahkan jika orang yang datang merupakan pejabat tinggi seperti perdana menteri ataupun bangsawan besar Grand Duke".
Pelayan yang bernama Mila tersebut ragu-ragu sejenak sebelum memutuskan untuk bicara "Nona Lune, orang yang datang kali ini hanya seorang pangeran yang ditinggalkan oleh semua orang, pangeran ke 3 Kerajaan Veniar, Myro Veniar bersama pelayannya Tusen. Pada awalnya aku berusaha mengusirnya seperti yang anda katakan, tapi pelayan bernama Tusen itu mengetahui tentang Bendera Aras. Bahkan ia mengatakan seorang punggawa berani bersikap sombong di depan tuannya? Ia juga menyebutkan tentang seorang pungga seharuanya tidak membuat tuannya menunggu, dia juga mengetahui tentang wilayah dan bendera Aras yang selalu nona sebutkan. Selain itu, ia menyampaikan bahwa anda harus berlutut di depan Pangeran Myro sambil meminta maaf".
Mila menatap ke arah Lune sambil sedikit takut-takut sebab ia paling mengerti seberapa mengerikannya Lune ketika marah. Setelah marah, tanpa peduli dengan status orang di depannya, Lune akan mengusir orang tersebut, contohnya yaitu raja Kerajaan Valmie yang pernah berkunjung kesini terlalu sering hingga membuat Lune risih.
Namun apa yang paling mengejutkan Mila yaitu Lune yang penuh kebanggaan sama sekali tidak marah akibat perkataan sombong Tusen yang ia katakan tadi melainkan Lune bergumam aneh "Tuan Myro? Tapi kenapa ia menggunakan nama Keluarga Veniar? Tidak, tunggu dulu, perkataan tegas itu benar-benar mirip Paman Tusen. Sedangkan nama keluarga tuan, apakah tuan membutuhkan persetujuan ku untuk membuat keputusan? Tentu tidak!".
"Aku hanya perlu melaksanakan keputusan tuanku, sedangkan alasan dari keputusan tuan tersebut, bukan tugas seorang punggawa untuk mempertanyakannya".
Tiba-tiba mata Lune terbuka lebar, ia berdiri dengan panik "Gawat, aku terlalu banyak berpikir sampai-sampai lupa untuk segera menemui tuanku!".
Tanpa menunggu Mila sadar, Lune bergegas meninggalkan ruangan yang membuat Mila menatap ke arah kepergian Lune dengan setengah sadar "Apa yang terjadi?".
Setelah beberapa detik, Mila sadar lagi sebelum mengejar ke arah Lune.
Lune terus berjalan cepat tanpa memperdulikan reaksi Mila, gerakannya cukup cepat hingga membuat jubah putih penyihirnya berkibar.
Dengan waktu kurang dari satu menit, Lune tiba di pintu depan villa.
Walaupun ada banyak kerumunan orang di sekitar villanya, mata Lune jatuh kepada seorang pria muda yang sedang berbicara bersama pelayannya. Berbeda dari rombongan lain yang ramai, pria muda tersebut hanya membawa satu pelayan yang menunjukkan statusnya tidak begitu besar di Kerajaan Veniar.
Pria muda berambut hitam pendek serta mata hitam gelap tersebut sepertinya menyadari tatapan Lune yang membuat ia melihat juga ke arah mata Lune.
Melihat ke arah wajah pria muda tersebut, seluruh tubuh Lune membeku "Ternyata benar, meskipun lebih muda, tapi tidak diragukan lagi, wajahnya tetap sama".
.....
Di tengah badai salju yang lebat, seorang anak perempuan berusia 5 tahun sedang duduk di gang-gang gelap perkotaan.
Tubuhnya sangat kurus serta ada banyaj sekali tambalan pada pakaiannya, ia menatap ke arah langit bersalju di atas kepalanya dengan senyuman pahit "Aku lapar! Apakah sekarang giliranku untuk mati?".
Bagi masyarakat miskin, musim dingin adalah mimpi buruk sebab jalur ekonomi akan menurun serta harga makanannya yang akan meningkat sebab pertanian yang sulit di musim dingin.
Oleh karena itu, setiap tahunnya akan ada banyak orang miskin yang akan mati kelaparan di musim dingin.
Ketika anak perempuan itu sudah putus asa dan tinggal menunggu kematiannya, seorang pria berpakaian mewah berusia sekitar 35 tahun dengan rambut hitam pendek berjalan mendekati anak perempuan tersebut diikuti oleh puluhan pengawal yang terlihat elit.
"Yang mulia, tempat kumuh ini tidak pantas dengan diri anda, bagaimana kalau saya yang membawa anak perempuan itu pada anda?", tanya seorang prajurit yang berusaha menghentikan pria tersebut dari memasuki gang.
Pria tersebut sedikit melirik prajurit tersebut sebelum berjalan di depan anak perempuan itu "Di dunia ini, seorang raja sekalipun tidak akan bisa mengakhiri penderitaan! Negara terhebat di dunia sekalipun tetap mempunyai rakyat miskin, ada yang kelaparan, semua itu tak dapat dihindari tidak peduli seberapa bijak pemimpin yang menguasai wilayah tersebut. Karena alasan tersebut, seorang pemimpin tidak dapat menyelamatkan semua orang".
"Tuanku--", prajurit itu kaget mendengarkan perkataan pria itu, ia berusaha mengatakan sesuatu untuk membantahnya, namun ia gagal menemukan alasan apapun untuk membantah.
Pria itu tidak peduli dengan prajurit yang terdiam, ia mengulurkan tangannya mengelus kepala anak perempuan yang duduk kelaparan di gang tersebut "Walaupun aku tidak bisa menyelamatkan semua orang, tapi sebagai seorang pemimpin aku tidak bisa duduk diam melihat kematian di depan mataku. Anak kecil, siapa namamu?".
Anak perempuan itu menatap pria yang mengelus kepalanya "Aku tak mempunyai nama..... Lebih tepatnya..... Aku sudah lama membuang nama itu".
"Apakah begitu?", kata pria tersebut dengan senyuman ramah "Kalau begitu, mulai sekarang namamu Lune, Lune Enneige Aras! Aku akan memberikan nama keluargaku kepadamu".